Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan telah menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia. Banyak alasan yang menjadi latar belakang keputusan Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla itu.

Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) Luthfie Assyaukanie, mensinyalir Kurikulum 2013 sarat korupsi, sehingga menteri yang terkait Kurikulum 2013 harus bertanggungjawab. “Menteri di balik Kurikulum 2013 harus bertanggungjawab! Kurikulum 2013 disinyalir sarat korupsi. Dikeluarkan menjelang tahun politik dengan dana 2 triliun lebih. Harus diusut !” tegas Luthfie di akun Twitter @idetopia.

Menurut Luthfie, bisnis buku dan pelatihan guru menjadi komponen yang sarat permainan uang dalam Kurikulum 2013. “Bisnis buku dan pelatihan guru menjadi komponen yang sarat permainan uang dalam Kurikulum 2013. Usut ! !!

Tak hanya itu, Luthfie menuding rezim Susilo Bambang Yudhoyono telah menelantarkan pendidikan di Indonesia. “Rezim sebelumnya bertanggungjawab telah menelantarkan pendidikan kita. 10 tahun ngapain aja?” tulis @idetopia.

Sebelumnya, melalui akun Twitter, mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, M Nuh menegaskan bahwa kembali pada Kurikulum 2006/KTSP adalah langkah mundur. Menurut Nuh, Kurikulum 2013 secara substansi, bukan teknis, tak ada masalah.

Secara resmi, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Rasyid Baswedan telah memutuskan untuk menghentikan pelaksanaan Kurikulum 2013 di seluruh Indonesia. Kurikulum 2013 selanjutnya diperbaiki dan dikembangkan melalui sekolah-sekolah yang sejak Juli 2013 telah menerapkannya.

“Proses penyempurnaan Kurikulum 2013 tidak berhenti, akan diperbaiki dan dikembangkan, serta dilaksanakan di sekolah-sekolah percontohan yang selama ini telah menggunakan Kurikulum 2013 selama tiga semester terakhir,” kata Anies (05/12).

Sumber gan: http://goo.gl/gU2gDr