Quote:
Menteri Susi: Tenggelamkan Kapal Pencuri Ikan Beri Efek Jera
Saturday, 06 December 2014
Jakarta, GATRAnews - Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengakui baru saja meneggelamkan 3 kapal asing yang menangkap ikan di perairan Indonesia secara ilegal. Tidak takut mengganggu hubungan bilateral antara kedua negara, Susi mengatakan cara tersebut bertujuan memberikan efek jera pada kapal penangkap ikan ilegal lainnya.
“Di negara lain sudah biasa tenggelamkan kapal. Penenggelaman kapal bermaksud memberikan efek jera untuk kapal lainnnya yang datang,” kata Susi saat dijumpai di Gedung Cyber 2 Tower, Jakarta, Jumat (5/12) petang.
Menurutnya, kapal-kapal yang ditenggelamkan tersebut telah terbukti melakukan pencurian dan beroperasi atas nama perorangan atau perusahaan tertentu, bukan atas nama negara. "Hubungan bilateral kita tidak masalah, mereka tidak mewakili negara, mereka pencuri pergi kemana-mana, ambil semau mereka," kata Susi.
Akibat pencurian ikan tersebut, Susi menjelaskan negara mengalami kerugian paling sedikit Rp 25 miliar dalam satu tahun. “Satu kapal paling tidak melaut selama 8 bulan, hasilnya bia mencapai 600 ton-800 ton. Kalau ikan tongkol harganya US$ 1 atau Rp 12 ribu, itu sudah Rp 6 miliar," katanya.
Ia menambahkan akibat ancamannya tersebut, banyak kapal pencuri ikan lainnya tidak memasuki perairan di Indonesia. Dalam waktu dekat, pihaknya juga akan meledakkan kapal pencuri ikan yang beroperasi di Batam. “Saya lihat dari pergerakan di satelit, banyak kapal yang berkurang. Akan ada satu kapal lagi yang diledakkan di Batam,” kata Susi.
http://www.gatra.com/nusantara-1/nas...efek-jera.html
Media Asing Soroti Langkah RI Tenggelamkan 3 Kapal Vietnam
Mereka menyoroti perintah Presiden Jokowi bukan sekedar janji.
VIVAnews - Langkah tegas Indonesia untuk menembak dan menenggelamkan kapal asing pencuri ikan pada Jumat kemarin, turut disoroti oleh media asing. Setidaknya dua media asing yakni Channel News Asia dan Wall Street Journal, memberikan porsi untuk memberitakan hal itu.
Media Singapura, Channel News Asia, menulis berita dengan judul "Indonesia Tenggelamkan Kapal Vietnam untuk Hentikan Penangkapan Ikan Ilegal" menyoroti perintah Presiden Joko Widodo untuk menenggelamkan kapal asing bukan sekedar gertak sambal.
TNI Angkatan Laut, tulis CNA, bersama badan pemerintah yang lain menenggelamkan tiga kapal di sebuah pulau terpencil, Anambas, yang terletak antara Kalimantan dengan Malaysia. CNA memperoleh informasi tersebut dari Kepala Dinas Penerangan TNI AL, Laksamana Pertama Manahan Simorangkir.
CNA turut menyoroti cara eksekusi terhadap ketiga kapal itu. TNI AL memasang alat peledak di sekeliling badan kapal sebelum dua kapal pemerintah menembak ketiga kapal Vietnam itu dari kejauhan.
"Sementara, 33 orang telah ditangkap dan 3 ton ikan disita dari tiga kapal tersebut yang ditahan otoritas berwenang pada bulan lalu. Gambar di televisi menunjukkan asap tebal membumbung tinggi ke udara sebelum kapal-kapal itu tenggelam," tulis CNA.
Alasan penangkapan nelayan asing itu, tulis CNA, karena mereka turut bertanggung jawab terhadap kerusakan parah lingkungan bawah laut akibat penggunaaan alat peledak dan sianida. Melalui tindakan tegas itu, Jokowi berharap bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui sektor perikanan.
Hubungan Diplomatik
Kebijakan tegas Jokowi itu ditanggapi kritik oleh pihak oposisi. Harian Amerika Serikat, WSJ, yang menyoroti soal kritik itu, memberikan porsi pemberitaan dengan judul "Tenggelamkan Atau Berenang: Indonesia Hancurkan Tiga Kapal Nelayan Ilegal"
Menurut kelompok oposisi, tindakan tegas Jokowi justru bisa membahayakan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara tetangga. Namun, WSJ yang mengutip pernyataan Manahan, menepis anggapan tersebut.
Menurut Manahan, negara tetangga telah memahami kebijakan pemerintahan baru Indonesia.
"Semua kapal telah disita melalui proses legal sebelum mereka dihancurkan," kata Manahan.
WSJ turut menyoroti total kerugian yang dialami oleh Indonesia dari aksi pencurian ikan. Total sekitar US$24 miliar per tahun batal jadi pemasukan negara.
Setiap tahunnya, sekitar lebih dari 5.000 kapal nelayan asing menerobos wilayah laut Indonesia akibat keterbatasan kapal patroli. (one)
http://dunia.news.viva.co.id/news/re...-kapal-vietnam
Quote:
Efek Jera Buat Nelayan Asing
Senin, 08 December 2014 00:00
Komitmen pemerintah Jokowi-JK, menenggelamkan kapal asing yang terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia akhirnya terbukti. Jumat (15/12), tiga kapal nelayan berbendera Vietnam ditenggelamkan di perairan Anambas, Kepulauan Riau. Ketiga kapal itu ditangkap setelah memasuki perairan Indonesia secara ilegal.
"Jangan coba-coba melakukan pencurian di perairan Indonesia, kami tidak segan-segan mengambil tindakan tegas. Bahkan sekalian menenggelamkan kapal asing yang melanggar", demikian ungkapan Presiden Jokowi, ketika menyampaikan komitmennya terkait tindakan yang diambil pemerintah yang dipimpinnya, menghadapi aksi pencurian ikan oleh nelayan asing di perairan Indonesia.
Tentunya kita memberikan apresiasi atas tindakan tegas pemerintah dalam menjaga kedaulatan dan kekayaan laut Indonesia, terutama ikan. Berdasarkan data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, kerugian yang diderita indonesia akibat aksi illegal fishing, per tahun nya bisa mencapai US$ 20 miliar atau Rp 240 triliun.
Jumlah yang tidak sedikit tentunya. Dapat kita bayangkan, jika dana dengan jumlah tersebut bisa diselamatkan dan masuk ke dalam kas negara. Sejumlah infrastruktur dapat dibangun. Program pemerintah juga dapat berjalan maksimal. Namun, selama ini uang sejumlah tersebut, terbang ke negara asing.
Penenggelaman kapal nelayan asing oleh otoritas Indonesia, kita harapkan dapat menjadi momentum bagi pemerintah saat ini dan seluruh rakyat Indonesia, agar ke depan benar-benar serius dalam menjaga kekayaan laut negara ini. Disamping menjaga, tentunya, kita juga harus dapat memanfaatkan potensi laut yang ada.
Memang, sejauh ini masih terdapat pro dan kontra terkait penenggelaman yang dilakukan terhadap kapal nelayan asing. Mereka yang kontra mengatakan, bahwa tindakan tersebut sesuatu yang berlebihan dan berpotensi terhadap memburuknya hubungan Indonesia dengan negara-negara yang kapal nelayannya ditenggelamkan.
Mereka yang kontra juga mengatakan, tindakan menenggelamkan kapal asing yang dipertontonkan pemerintahan Jokowi-JK, semata hanya suatu pencitraan. Menurut mereka, pemerintahan RI hanya berani meneggelamkan kapal berukuran kecil, sementara kapal berukuran besar, sama sekali tidak tersentuh.
Pernyataan pesimis serta sikap menentang yang dilakukan sejumlah kelompok, terutama kaum oposisi di negara ini, terhadap terobosan yang telah dilakukan pemerintah, tentunya sangat kita sayangkan. Jika kita berpikir jernih dan tidak memiliki kepentingan terhadap aktivitas pencurian yang telah berlangsung bertahun-tahun di negara ini, tentunya tidak ada alasan bagi kita untuk tidak mendukung tindakan tegas yang diambil pemerintah.
Apalagi, tindakan yang dilakukan pemerintah telah melalui mekanisme hukum yang berlaku. Jika dengan tindakan tersebut dikhawatirkan memberikan imbas terhadap memburuknya hubungan Indonesia dengan negara tetangga, jelas hal itu merupakan suatu pikiran yang sempit dan picik. Sebagai negara merdeka dan berdaulat, sikap Indonesia sudah sangat jelas. Bahwa kedaulatan dan wibawa negara di atas segala-galanya, sekalipun kita harus dimusuhi oleh negara tetangga yang selama ini begitu leluasa mengobok-obok kedaulatan dan kekayaan alam yang kita miliki.
Kepada pemerintaah yang berkuasa saat ini, kita mendukung langkah yang sudah diambil. Setidaknya, tindakan menenggelamkan kapal nelayan asing yang baru saja dilakukan di wilayah Anambas, mampu memberikan efek jera dan getar kepada para nelayan asing untuk tidak mencuri ikan di perairan Indonesia lagi. Disamping itu, dengan tindakan tersebut, menunjukkan kepada dunia internasional, bahwa Indonesia memiliki wibawa dan kemampuan untuk melindungi setiap jengkal perairannya dari rongrongan pihak asing.
http://www.haluankepri.com/tajuk/713...yan-asing.html
Beberapa saat yang lalu kancah internasional menyorot presiden baru Indonesia pak Jokowi mulai dari sewaktu Pemilu hingga APEC, kali ini sekali lagi mata dunia internasional kembali tertuju pada Indonesia manakala komitmen Indonesia untuk memberantas illegal fishing dibuktikan dengan penenggelaman kapal pelanggar.
Media internasional kelas dunia mulai dari Eropa sampe Asia memuat berita ini, Pesan sudah disampaikan ke masyarakat maritim Internasional dan mudah mudahan efek jera dapat membuat illegal fishing berpikir ulang untuk beroperasi di perairan Indonesia sehingga dapat mengurangi/menekan angka illegal fishing di Indonesia.
Nanti bukti beritanya nyusul di post selanjutnya ye gan.