"Ri, ri! Gimana ini ri?!" NL mendekatiku dan menarikku menuju meja guru, "Gimana apanya...? " tanyaku memandanginya, "Ini ada murid baru mau masuk kelas kita... gue kan sekertaris kelas, gimana dong?" tanyanya padaku.



Begitulah NL, wajahnya yang manis dengan bingkai kacamata yang membuatnya semakin cantik -- atau cuman perasaan gw, soalnya sama-sama berkacamata? -- NL suka membesar-besarkan masalah, dan kalau dia lagi happy atau bercanda suaranya meninggi, entah kenapa.

Aku menjelaskan kalau ibu wali kelas sudah tahu soal murid baru itu, RB namanya. Tadinya anak IPS, tapi setelah melihat kalau nilai IPA-nya tinggi dibanding nilai IPS-nya, dia dimasukkan kelas kami.

NL mengangguk-angguk kecil sambil tersenyum ke arahku, aku tersenyum balik dan ia terkesipu malu "kenapa ni anak..." pikirku.

Aku sebenarnya sudah paham kalau NL tertarik padaku, tertarik lho, belum suka -- ada bedanya. Kalau ibu guru memberi soal kami berdua selalu rebutan maju ke depan, kadang-kadang sama-sama ga tau jawabannya , maju cuman untuk pamer .

Pernah suatu hari kami berdebat mengenai hasil dari sebuah persamaan, NL bilang hasilnya 26, aku bilang hasilnya 27. Saat terbukti hasilnya ternyata 30, kami saling menyalahkan .

Tapi dibalik itu semua NL dan aku memiliki beberapa kesamaan, berkacamata , sama-sama suka pelajaran biologi, sama-sama punya cita-cita sebagai guru...

Apa mungkin she is the one...?

Entahlah, mungkin.