citox.Avatar border
TS
citox.
100 Hari Pertama Jokowi Berkuasa, Kayaknya hanya bikin Rakyat Kita "tambah soro" ???
BI: Pertumbuhan Ekonomi Akhir Tahun 2014 Kemungkinan Stagnan
Rabu, 05 November 2014, 18:59 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi triwulan IV-2014 akan stagnan. Pertumbuhan ekonomi hingga akhir tahun akan sebesar 5,1-5,2 persen, dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III yang sebesar 5,01 persen.
Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III disebabkan oleh perlambatan ekonomi yang terjadi hampir diseluruh dunia kecuali Amerika Serikat. Perlambatan ekonomi dunia tersebut tercermin dari penurunan harga komoditas seperti batu bara, kelapa sawit, dan minyak.

Penurunan harga komoditas membuat pertumbuhan ekonomi pada daerah-daerah yang memiliki sumber penghasilan dari komoditas mengalami perlambatan dan mendorong perlambatan ekonomi nasional. "Saya rasa kuartal IV (pertumbuhan ekonomi) antara flat atau meningkat sedikit," ujar Mirza di Surabaya, Rabu (5/11).

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2014 sebesar 5,01 persen, atau melambat dari triwulan II-2014 sebesar 5,12 persen. Secara kumulatif, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) Indonesia sepanjang periode Januari-September 2014 atau dari kuartal satu sampai tiga 2014 tumbuh sebesar 5,11 persen.
http://www.republika.co.id/berita/ek...gkinan-stagnan


Ekonomi Indonesia Stagnan, Pengangguran Melonjak
5 November 2014 | 13:37



Rimanews - Perkembangan ekonomi Indonesia memasuki triwulan III-2014 tidak terlalu menggembirakan karena hanya tumbuh 5,01% (year on year). Capaian ini lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam APBNP 2014 yang sebesar 5,5%. Momen pemilu ternyata tidak banyak mendorong perekonomian Indonesia.

Gebyar pesta demokrasi pada tahun 2014 semula diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Namun, data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Selasa (5/11/2014) ternyata tidak mengkonfirmasi. Secara kumulatif, pertumbuhan PDB Indonesia hingga triwulan III-2014 tumbuh 5,11% dibandingkan periode yang sama tahun 2013.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, perlambatan ekonomi Indonesia banyak dipengaruhi oleh situasi perekonomian global yang masih lesu. "Perekonomian global masih belum menggembirakan. Ada 2 negara yang mengalami perlambatan ekonomi yaitu Jepang dan Tiongkok. Dua negara ini adalah pangsa ekspor terbesar kita," katanya.

Faktor lain yang memengaruhi adalah penurunan harga komoditas. Harga komoditas andalan ekspor Indonesia seperti kakao atau minyak sawit mentah (CPO) masih dalam tren penurunan. Perekonomian Indonesia yang diukur berdasarkan besaran PDB atas dasar harga berlaku pada triwulan III-2014 mencapai Rp 2.619,9 triliun. Sedangkan PDB atas dasar harga konstan 2000 mencapai Rp 745,6 triliun

Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2014 secara year on year didorong oleh seluruh sektor. Sektor pengangkutan dan komunikasi mencatat pertumbuhan tertinggi hingga 9,01%. Namun secara quarter to quarter, sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan mencatat pertumbuhan tertinggi hingga 6,74%.
Struktur PDB triwulan III-2014 didominasi oleh Sektor Industri Pengolahan; Sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan; dan Sektor Perdagangan, HOTEL, dan Restoran masing-masing memberikan kontribusi sebesar 23,37 persen, 15,21 persen, dan 14,26 persen.

Pertumbuhan PDB pengeluaran pada triwulan III-2014 dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan yang sama tahun 2013 (y-on-y) ditopang oleh pertumbuhan pada Komponen Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga (5,44 persen); Komponen Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (4,37 persen); dan Komponen Pembentukan Modal Tetap Bruto (4,02 persen). Komponen Ekspor neto juga mengalami pertumbuhan positif, yakni Komponen Ekspor Barang dan Jasa turun 0,70 persen sedangkan Komponen Impor Barang dan Jasa turun 3,63 persen.

Pengangguran

BPS juga merilis angka pengangguran. Pada Agustus 2014, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) mencapai 5,94% atau meningkat dibandingkan TPT pada Februari 2014 yang sebesar (5,70%). Namun, TPT ini turun dibandingkan Agustus 2013 yang sebesar 6,17%.

Total angkatan kerja Indonesia pada Agustus 2014 sebanyak 121,9 juta orang, turun 3,4 juta orang dibanding Februari 2014 atau bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibanding Agustus 2013.

Penduduk yang bekerja pada Agustus 2014 sebanyak 114,6 juta orang, menurun 3,5 juta orang dibanding keadaan Februari 2014 atau bertambah 1,9 juta orang dibanding keadaan Agustus 2013.

Selama setahun terakhir (Agustus 2013–Agustus 2014) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi hampir di semua sektor, kecuali Sektor Pertanian dan Sektor Jasa Kemasyarakatan. Kenaikan penyerapan terutama terjadi pada Sektor Konstruksi (930 ribu orang), Sektor Perdagangan (730 ribu orang), dan Sektor Industri (300 ribu orang).

Pada Agustus 2014, penduduk yang bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 47,07 persen. Sementara penduduk yang bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 7,21 persen.
http://ekonomi.rimanews.com/keuangan...guran-Melonjak


Pemerintah Pastikan Harga BBM Naik Bulan Ini
5 November 2014 | 17:41

Rimanews - Pemerintah memastikan akan menaikkan harga bahan bakar minyak bersubsidi pada November 2014, meski belum dipastikan berapa besaran kenaikannya dan tanggal berapa akan diberlakukan. "Bulan ini (November), selama ini kita sudah sosialisasi, tunggu saja," kata Menteri Koordinator Perekonomian Sofyan Djalil, seusai melakukan pertemuan dengan anggota Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, di Jakarta, Rabu (5/11).

Sofyan mengatakan perhatian pemerintah sama seperti dunia usaha, dimana subsidi BBM yang tidak tepat sasaran tersebut, nantinya akan dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih produktif dan lebih baik.

"Perhatian kita sama seperti dunia usaha, subsidi tidak mencapai sasaran. Kita akan memperbaiki ke arah yang lebih produktif," tandas mantan Menteri ESDM di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu.
http://ekonomi.rimanews.com/keuangan...Naik-Bulan-Ini


Efek Domino Berantai Kenaikan Harga BBM
Sunday, 14 September 2014 15:04

Jakarta, Sinar indonesia. Begitu BBM naik dari Rp 6500/liter jadi Rp 9500/liter, dalam hitungan bulan tarif bis dan angkutan umum naik minimal dari Rp 3000 jadi Rp 4000. Bis AC yang tarifnya Rp 8500 jadi Rp 10.000. Kalau 4 kali naik PP, harus keluar uang tambahan Rp 4.000 – 6.000. Jika dikali 50 juta penumpang angkutan umum selama 365 hari, tambahan pengeluaran sekitar Rp 73 trilyun/tahun.

Pengeluaran makanan juga begitu. Nasi+Telor yang Rp 10.000, begitu BBM naik akan naik pula 10% jadi Rp 11.000. Sehari 3 x makan, Rp 3.000 tambahannya setiap orang. Berarti Rp 750.000.000.000 untuk 250 juta rakyat Indonesia setiap hari. Dalam 365 hari untuk 250 juta rakyat Indonesia, tambahan pengeluaran Rp 273,75 Trilyun/tahun. Fantastik bukan? Dari sebagian angka (belum semua seperti pendidikan yang bisa mencapai Rp 36 trilyun) saja sudah didapat angka Rp 642 trilyun lebih. Melebihi “keuntungan” yang didapat pemerintah sebesar Rp 150 Trilyun.

Dari APBN pemerintah yang Rp 2000 Trilyun, akibat kenaikan harga puluhan ribu barang (semua barang) jika rata2 10% saja maka pengeluaran akan bengkak jadi Rp 200 Trilyun/tahun. Jadi “tambahan” pendapatan pemerintah dari 1 BBM itu mendapat balasan kenaikan harga dari puluhan ribu barang. Efek Dominonya langsung atau tidak langsung jauh lebih besar daripada Rp 150 Trilyun yang diharap pemerintah.

Jumlah kerugian yang ditimbulkan oleh bengkaknya semua barang yang diangkut melalui angkutan umum yang menggunakan BBM jumlahnya bisa puluhan kali lebih besar daripada “keuntungan” yang didapat pemerintah dari kenaikan harga BBM.

Untuk mengurangi Subsidi BBM tanpa menaikkan harga BBM, harusnya pemerintah menggiatkan kendaraan hemat BBM. Dari KRL (Kereta Listrik), Mobil Listrik, dan Sepeda Listrik. Gas bisa dipakai sebagai sumber energi alternatif setelah listrik.

Ada pun PLN sebaiknya jangan memakai BBM sebagaimana yang dilakukan Dahlan Iskan saat membeli Pembangkit Listrik dengan bahan bakar BBM. Boros dan Mahal dan sekarang banyak yang rusak. Ini merugikan negara Rp 36,7 Trilyun. Bahkan menurut Dahlan Iskan sendiri lebih dari Rp 100 Trilyun (Kompas). Harusnya PLN menggunakan PLTA dan Panas Bumi sebagai sumber energi yang murah. Coba pula dieksplorasi Pembangkit Listrik dengan Tenaga Angin dan Matahari. Cari yang paling efektif dan efisien.

Simulasi Efek Domino Kenaikan Harga BBM


source: https://docs.google.com/spreadsheets...it?pli=1#gid=0

Dari Simulasi ini jelas kerugian sebesar Rp 642,7 Trilyun yang ditanggung masyarakat dan pemeritah Tidak sebanding dengan tambahan pendapatan pemerintah sebesar Rp 150 trilyun. Turunnya nilai rupiah terhadap dollar mengakibatkan daya beli bangsa Indonesia turun dan subsidi baru muncul karena itu Itulah sebabnya kenapa langkah “Pencabutan Subsidi” ini juga ditentang oleh rakyat Miskin dan sering mengakibatkan kerusuhan yang biasa disebut IMF Riots. Percayalah orang2 kaya pemilik mobil bukan orang yang berbuat rusuh karena kantong mereka cukup tebal untuk menerima kenaikan harga BBM bahkan 3x lipat lebih. Justru orang2 miskin yang amat terpukul akibat kenaikan harga pangan, sandang, dan papan:
http://www.media-sindo.com/index.php...onal&Itemid=29


BBM naik, ongkos atasi kemiskinan kian mahal
Kamis, 6 November 2014 17:15

Merdeka.com - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi yang diusung Presiden Joko Widodo (Jokowi), harus dipikirkan dengan matang. "Dia naikkan BBMnya, akan tetapi kemudian meningkatkan jumlah kemiskinan dan pengangguran. Ini akan ongkos yang mahal lagi bagi APBN," ujar Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini di HOTEL JS Luwansa, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (6/11).

Dia mengingatkan pemerintah, harus melakukan perhitungan yang betul serta membangun desain kebijakan yang pas untuk mengantisipasi gejolak. "Setiap kali terjadi perubahan kebijakan terutama untuk yang harga yang ditetapkan pemerintah, basisnya pertimbangannya tidak hanya ekonomi tetapi juga politik," katanya.

Hendri pun meminta pemerintah, tidak hanya fokus atau berpatokan terhadap tingkat inflasi rendah, untuk menaikkan harga BBM. Janji Jokowi-JK dalam melakukan pendekatan ekonomi yang berbeda harus dilaksanakan. "Karena sebenarnya secara kumulatif dampak kenaikan BBM akan dirasakan seluruh masyarakat," katanya.

Sebelumnya, Jokowi menggambarkan subsidi BBM tahun ini sebesar Rp 330 triliun. Total, lima tahun terakhir subsidi BBM telah mencapai Rp 714 triliun. Adapun anggaran untuk kesehatan hanya Rp 202 triliun dan infrastruktur Rp 577 triliun. "Kalah dengan subsidi BBM. Setiap hari kita bakar, bakar, bakar terus, tapi yang justru penting, kesehatan dan infrastruktur, jauh dari subsidi BBM," katanya saat membuka rapat koordinasi nasional Kabinet Kerja di Istana Negara, Jakarta, Selasa (4/11).
http://www.merdeka.com/uang/bbm-naik...ian-mahal.html

-------------------------------

BBM sebentar lagi mau dinaikkan; PNS mau di moratorium sampai 5 tahun (lhaa terus yang menggantikan PNS yang memasuki pensiun, siapa?); Pejabat dan PNS dilarang rapat di Hotel (akibatnya akan banyak Hotel yang rugi besar); Dan kini proyek-proyek yang sudah ditenderkan, ada pemenangnya, tapi beluam bisa di eksekusi akibat hal-hal teknis termasuk anggarannya dari Pemerintah sendiri yang macet, akan dibatalkan pula? Semua langkah kebijakan Presiden Jokowi dan menterinya ini, dipastikan merupakan kebijakan "anti-growth" yang hanya menambah pengangguran, kemiskinan, dan pertumbuhan ekonomi akan jeblog. Perkiraan awal dari Bank Indonesia (BI) pun sudah keluar, kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia akhir tahun 2014 ini, akan mengalami kemandegan stagnan)


emoticon-Turut Berduka
Diubah oleh citox. 09-11-2014 23:49
0
7.2K
81
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan