- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
Ahok: Jangan Tanya Saya Kenapa Tidak Dapat Hidayah
TS
warsarawa
Ahok: Jangan Tanya Saya Kenapa Tidak Dapat Hidayah
JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama
mengingatkan bahwa Islam tidak mengajarkan
kekerasan, hanya mengajarkan perdamaian. "Banyak teman saya bilang kalau saya lebih Islam
dibanding orang yang Islam tapi mengaku-ngaku
Islam," kata Basuki dalam Silaturahmi Tahun Baru
Hijriah, di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Rabu
(29/10/2014). Menurut Basuki, salah satu tujuannya menjadi pejabat
adalah untuk memenuhi otak, perut, dan dompet
warga. Dalam mengemban tugasnya ini, Basuki
berkomitmen tidak mencuri uang rakyat maupun
bertindak yang bertentangan dengan peraturan serta
nilai agama yang berlaku. "Saya ini tinggal kerja keras dan tidak mencuri demi
bermanfaat bagi orang banyak. Tapi jangan tanya
kenapa saya tidak mendapat hidayah, jangan
menyalahkan saya (dapat hidayah). Marah saja sama
Tuhan, kenapa enggak beri Ahok (Basuki) hidayah,"
kata Basuki. "Kata Tuhan, hidayah adalah milikKu, itu logikanya.
Lalu bagaimana anda larang saya mendengarkan
tausyiah? Yang mendengarkan tausyiah siang malam
saja belum tentu dapat hidayah, apalagi saya yang
dilarang masuk masjid," kata Basuki lagi. Pernyataan Basuki itu mengundang gelak tawa alim
ulama yang memadati Balai Agung DKI. Dalam kesempatan itu, ia berharap alim ulama dan
umaro membantu Presiden Joko Widodo untuk
mewujudkan revolusi mental. Sebab, mental itu
dipengaruhi oleh keyakinan dan budaya. Namun,
seiring berjalannya waktu, banyak budaya yang tidak
menggambarkan iman. Seperti misalnya masih saja ada warga yang membuang sampah sembarangan dan
lainnya. Penulis: Kurnia Sari Aziza Editor: Ana Shofiana Syatiri
mengingatkan bahwa Islam tidak mengajarkan
kekerasan, hanya mengajarkan perdamaian. "Banyak teman saya bilang kalau saya lebih Islam
dibanding orang yang Islam tapi mengaku-ngaku
Islam," kata Basuki dalam Silaturahmi Tahun Baru
Hijriah, di Balai Agung, Balaikota Jakarta, Rabu
(29/10/2014). Menurut Basuki, salah satu tujuannya menjadi pejabat
adalah untuk memenuhi otak, perut, dan dompet
warga. Dalam mengemban tugasnya ini, Basuki
berkomitmen tidak mencuri uang rakyat maupun
bertindak yang bertentangan dengan peraturan serta
nilai agama yang berlaku. "Saya ini tinggal kerja keras dan tidak mencuri demi
bermanfaat bagi orang banyak. Tapi jangan tanya
kenapa saya tidak mendapat hidayah, jangan
menyalahkan saya (dapat hidayah). Marah saja sama
Tuhan, kenapa enggak beri Ahok (Basuki) hidayah,"
kata Basuki. "Kata Tuhan, hidayah adalah milikKu, itu logikanya.
Lalu bagaimana anda larang saya mendengarkan
tausyiah? Yang mendengarkan tausyiah siang malam
saja belum tentu dapat hidayah, apalagi saya yang
dilarang masuk masjid," kata Basuki lagi. Pernyataan Basuki itu mengundang gelak tawa alim
ulama yang memadati Balai Agung DKI. Dalam kesempatan itu, ia berharap alim ulama dan
umaro membantu Presiden Joko Widodo untuk
mewujudkan revolusi mental. Sebab, mental itu
dipengaruhi oleh keyakinan dan budaya. Namun,
seiring berjalannya waktu, banyak budaya yang tidak
menggambarkan iman. Seperti misalnya masih saja ada warga yang membuang sampah sembarangan dan
lainnya. Penulis: Kurnia Sari Aziza Editor: Ana Shofiana Syatiri
0
1.9K
25
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan