- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
[HOT NEWS] KM Jabal Nur Tenggelam


TS
fckita
[HOT NEWS] KM Jabal Nur Tenggelam
Nih gan ada kejadian kapal tenggelam lagi yaitu KM Jabal Nur ceritanya itu kapal lagi bawa rombongan pengantin dari Pulau Raas ke Bali tapi saat di Selat Madura kena Ombak
Nih beritanya:
SUMENEP - Penanganan terhadap korban tenggelamnya KM Jabal Nur yang mengangkut rombongan pengantin, mendapat sorotan.
Pemerintah Kabupaten Sumenep dinilai lamban melakukan pencarian terhadap para korban. Bahkan, terkesan menganaktirikan masyarakat kepulauan. Pasalnya, sejak tiga hari dari kejadian, pemkab kurang peduli dalam pencarian korban.
Menurut salah satu tokoh pemuda Kepulauan Raas, Sahnawi, Jumat (10/10/2014), kinerja Pemkab Sumenep terkait penanganan musibah yang menimpa KM Jabal Nur yang mengangkut rombongan pengantin sangat lamban. Seharusnya pemkab bergerak cepat ketika mendengar KM Jabal Nur yang membawa 51 penumpang karam, supaya tidak sampai jatuh korban. Apalagi sampai menelan puluhan jiwa.
"Insting kemanusiaannya sudah luntur. Kita sudah berwacana akan pindah saja ke Bali, daripada hidup sengsara di Sumenep," terang pemuda yang juga merupakan kerabat dari korban perahu tenggelam tersebut.
Pihaknya mendesak Pemkab Sumenep supaya segera membuat peraturan tentang transportasi laut yang ada di kepulauan, sehingga peristiwa ini tidak terulang kembali.
"Saya menilai kedatangan Bupati Sumenep ke rumah duka dan memberikan santunan hanya sebuah pencitraan saja. Kami tidak butuh bantuan, jika harus mengorbankan nyawa. Kami membutuhkan sistem transportasi yang nyaman dan aman, supaya kasus ini tidak terulang lagi," ujarnya.
Selama ini, kata Sahnawi, warga Pulau Raas merasa dianaktirikan oleh Pemkab Sumenep. "Sejak dulu kurang perhatian terhadap transportasi laut yang layak buat masyarakat kepulauan, hanyalah perahu motor yang bisa kami gunakan."
SUMENEP - Peristiwa karamnya KM Jabal Nur, yang mengangkut rombongan pengantin dari Kepulauan Raas, Kabupaten Sumenep menuju Bali, meninggalkan duka mendalam bagi para penumpang dan keluarga yang ditinggalkan. Mereka harus berjuang untuk bisa mempertahankan hidup.
Salah satu upaya yang dilakukan korban selamat KM Jabal Nur adalah dengan berpegangan pada sebuah papan. Para korban ini harus bisa menahan diri dari panasnya sengatan matahari di tengah laut dan dinginnya udara malam di laut.
Tidak hanya itu, mereka harus menahan lapar selama tiga hari dan terombang-ambing di lautan, hingga akhirnya ditemukan nelayan dan diselamatkan. Kisah tragis ini dialami korban selamat KM Jabal Nur yang karam yakni Hamdan bersama keluarga.
"Saya bersama keluarga selamat berkat berpegangan pada papan ketika kapal karam. Kami terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari," terang Hamdan, memulai cerita sedih yang dialaminya, Jumat (10/10/2014).
Menurut Hamdan, awalnya KM Jabal Nur yang membawa rombongan pengantin berjalan lancar dari Kepulauan Raas, Sumenep. Namun, sesampai di Perairan Bali, mesin kapal mendadak mati. Karena saat itu ombak sedang besar, akhirnya air mulai masuk ke dalam kapal.
Para penumpang bahu-membahu membuang air yang masuk ke laut dengan alat seadanya. Maklum, mesin pompa yang untuk menyedot air juga mati. Tapi, ombak terus menghantam kapal hingga karam.
"Ketika mesin kapal mati, saya menghubungi keluarga di Raas dengan harapan agar segera ada bantuan. Nelpon belum selesai, kondisi kapal sudah mau tenggelam. Lalu saya mencari papan di dalam kapal untuk menyelamatkan diri," paparnya.
Ketika kapal tersebut karam, sambung Hamdan, dirinya bersama delapan orang keluarganya berpegangan pada papan yang berukuran sekitar 4 meter x 20 cm. Mereka berkomitmen tidak akan melepas satu keluarga dalam keadaan apa pun.
Tapi, dari sembilan orang yang pegang papan tidak semuanya selamat. Satu per satu dari mereka meninggal karena tidak mampu bertahan. Pertama kali yang meninggal Siyatun pada Senin (6/10/2014) malam. Disusul Asma pada Selasa (7/10/2014) pagi. Kemudian Elok pada Selasa (7/10/2014) malam, terakhir Ashari pada Rabu (8/10/2014) pagi.
"Ada sembilan orang yang pegang pada papan. Lima orang termasuk saya selamat, sedangkan sisanya (empat orang) meninggal. Walaupun telah meninggal, kami tidak melepaskan jenazahnya sampai ditemukan nelayan."
Seperti diketahui, KM Jabal Nur yang mengangkut rombongan pengantin berlayar dari Desa Brakas, Kecamatan Raas, Sumenep menuju Bali, Senin (6/10/2014) pagi. Namun, kapal yang mengangkut 49 penumpang dan 3 ABK itu karam lantaran dihantam ombak pascamesin kapal mati.
(zik)
SUMENEP, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dijadwalkan akan mendatangi para korban dan keluarga korban karamnya kapal motor Jabal Nur di Desa Brakas, Kecamataan Raas, Jumat (10/10/2014).
Soekarwo akan datang ke Pulau Raas menggunakan pesawat helikopter. Koordintor relawan penanganan bencana kapal Jabal Nur, Hasyim Ersyad saat dihubungi Kompas.com, mengatakan, saat ini warga selain disibukkan dengan pencarian sisa korban, juga direpotkan dengan rencana kedatangan Gubernur Jatim.
Persiapan yang sudah dilakukan warga seperti penyediaan tempat, air dan konsumsi para pejabat yang mengiringi Gubernur Jawa Timur. “Informasinya nanti pukul 13.00 wib, Gubernur ke Raas. Bupati Sumenep juga akan mendapinginya tetapi Bupati Sumenep menempuh jalur laut,” kata Hasyim Ersad.
Kedatangan Gubernur Jatim dan Bupati Sumenep, akan dimanfaatkan oleh warga pulau Raas, terutama keluarga korban tewas dan keluarga korban yang selamat, untuk mengadukan musibah yang dialaminya.
“Penanganan keluarga para korban selanjutnya butuh perhatian dari pemerintah. Biarlah mereka yang menyampaikan secara langsung kepada Bupati dan Gubernur,” imbuh Hasyim Ersad.
Salah satu anggota kelurga korban, Sahmawi, mengaku kesal dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep yang sangat lamban menangani musibah karamnya KM Jabal Nur. Sebab, yang datang ke lokasi dan melakukan pencarian bukan berasal dari Pemkab Sumenep, tetapi dari Pemkab Situbondo dan Basarnas.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, baru turun ke Raas empat hari setelah kejadian. “Karamnya kapal Jabal Nur itu musibah besar, tapi yang perhatian dari kabupaten lain. Pemkab Sumenep lamban sekali,” ungkap dia.
Sampai berita ini dilansir, jumlah korban yang ditemukan sudah 28 orang. 20 korban sudah meninggal dunia dan 8 orang selamat. Korban selamat sedang menjalani perawatan di Puskesmas Kecamatan Raas.
Situbondo - KM Jabal Nur karam di tengah laut, lantaran lambung depannya pecah akibat terjangan ombak. Saat lambung pecah, air laut masuk ke dalam kapal. Upaya penumpang menguras air dari dalam kapal tidak membuahkan hasil. Air terus masuk memenuhi kapal, hingga perlahan kapal tenggelam.
Saat itu, sejumlah ABK naik ke atas tiang kapal untuk menghubungi keluarganya, di Dusun Talango Desa Brakas kepulauan Raas. Namun tak lama setelah itu, kontak keluarga dengan penumpang kapal tidak bisa dilakukan lagi.
Ini kronologi tenggelamnya KM Jabal Nur, seperti dituturkan nakhoda Salifudin (45), yang ditemukan selamat kepada tim SAR gabungan. Cerita sang nakhoda itu kini dipampang di Posko Tim SAR Gabunga, di Pelabuhan Jangkar.
"Kronologi itu disampaikan korban selamat ke Tim SAR di Pulau Raas, terus disampaikan ke posko di sini," kata Wahyu, salah seorang anggota tim SAR di Posko Jangkar, Kamis (9/10/2014).
Salifuddin juga menuturkan, jika peristiwa tenggelamnya KM Jabal Nur terjadi di Perairan Takat Mas mendekati Sumberkimah. Dari Takat Mas ke lokasi tenggelam sekitar perjalanan 1 jam. Sementara dari lokasi tenggelam ke Sumberkimah perjalanan 15-30 menit. Di lokasi kapal karam itu, terdapat pertemuan arus yang berlawanan. Sehingga para korban terbawa arus ke utara pulau Takat Mas.
KM Jabal Nur adalah jenis kapal kayu tambangan, dengan menggunakan 2 mesin. Satu mesin berukuran 6 silinder, dan satu lagi 4 silinder. Kapal ini biasa melayani pelayaran dengan rute Raas-Dungkek, Sumenep.
Namun, saat karam kapal digunakan untuk acara lamaran (pernikahan) anak angkat H Munif (55), si juragan kapal. Dari Raas kapal bertujuan berlayar ke Sumberkimah Bali. Kapasitas KM Jabal Nur adalah 60 orang.
Sementara upaya pencarian sisa penumpang KM Jabal Nur yang hilang di tengah laut dihentikan sementara. Kapal Resque Boat (RB) SAR 225 Basarnas ditarik dari perairan Raas, lantaran cuaca buruk. Selain angin kencang, ketinggian ombak di tengah laut juga mencapai 4-5 meter.
Nih beritanya:
Spoiler for 1:
Penanganan Korban KM Jabal Nur Dinilai Lamban
SUMENEP - Penanganan terhadap korban tenggelamnya KM Jabal Nur yang mengangkut rombongan pengantin, mendapat sorotan.
Pemerintah Kabupaten Sumenep dinilai lamban melakukan pencarian terhadap para korban. Bahkan, terkesan menganaktirikan masyarakat kepulauan. Pasalnya, sejak tiga hari dari kejadian, pemkab kurang peduli dalam pencarian korban.
Menurut salah satu tokoh pemuda Kepulauan Raas, Sahnawi, Jumat (10/10/2014), kinerja Pemkab Sumenep terkait penanganan musibah yang menimpa KM Jabal Nur yang mengangkut rombongan pengantin sangat lamban. Seharusnya pemkab bergerak cepat ketika mendengar KM Jabal Nur yang membawa 51 penumpang karam, supaya tidak sampai jatuh korban. Apalagi sampai menelan puluhan jiwa.
"Insting kemanusiaannya sudah luntur. Kita sudah berwacana akan pindah saja ke Bali, daripada hidup sengsara di Sumenep," terang pemuda yang juga merupakan kerabat dari korban perahu tenggelam tersebut.
Pihaknya mendesak Pemkab Sumenep supaya segera membuat peraturan tentang transportasi laut yang ada di kepulauan, sehingga peristiwa ini tidak terulang kembali.
"Saya menilai kedatangan Bupati Sumenep ke rumah duka dan memberikan santunan hanya sebuah pencitraan saja. Kami tidak butuh bantuan, jika harus mengorbankan nyawa. Kami membutuhkan sistem transportasi yang nyaman dan aman, supaya kasus ini tidak terulang lagi," ujarnya.
Selama ini, kata Sahnawi, warga Pulau Raas merasa dianaktirikan oleh Pemkab Sumenep. "Sejak dulu kurang perhatian terhadap transportasi laut yang layak buat masyarakat kepulauan, hanyalah perahu motor yang bisa kami gunakan."
Spoiler for 2:
Kapal Karam, Ini Cara Penumpang KM Jabal Nur Selamatkan Diri
SUMENEP - Peristiwa karamnya KM Jabal Nur, yang mengangkut rombongan pengantin dari Kepulauan Raas, Kabupaten Sumenep menuju Bali, meninggalkan duka mendalam bagi para penumpang dan keluarga yang ditinggalkan. Mereka harus berjuang untuk bisa mempertahankan hidup.
Salah satu upaya yang dilakukan korban selamat KM Jabal Nur adalah dengan berpegangan pada sebuah papan. Para korban ini harus bisa menahan diri dari panasnya sengatan matahari di tengah laut dan dinginnya udara malam di laut.
Tidak hanya itu, mereka harus menahan lapar selama tiga hari dan terombang-ambing di lautan, hingga akhirnya ditemukan nelayan dan diselamatkan. Kisah tragis ini dialami korban selamat KM Jabal Nur yang karam yakni Hamdan bersama keluarga.
"Saya bersama keluarga selamat berkat berpegangan pada papan ketika kapal karam. Kami terombang-ambing di tengah laut selama tiga hari," terang Hamdan, memulai cerita sedih yang dialaminya, Jumat (10/10/2014).
Menurut Hamdan, awalnya KM Jabal Nur yang membawa rombongan pengantin berjalan lancar dari Kepulauan Raas, Sumenep. Namun, sesampai di Perairan Bali, mesin kapal mendadak mati. Karena saat itu ombak sedang besar, akhirnya air mulai masuk ke dalam kapal.
Para penumpang bahu-membahu membuang air yang masuk ke laut dengan alat seadanya. Maklum, mesin pompa yang untuk menyedot air juga mati. Tapi, ombak terus menghantam kapal hingga karam.
"Ketika mesin kapal mati, saya menghubungi keluarga di Raas dengan harapan agar segera ada bantuan. Nelpon belum selesai, kondisi kapal sudah mau tenggelam. Lalu saya mencari papan di dalam kapal untuk menyelamatkan diri," paparnya.
Ketika kapal tersebut karam, sambung Hamdan, dirinya bersama delapan orang keluarganya berpegangan pada papan yang berukuran sekitar 4 meter x 20 cm. Mereka berkomitmen tidak akan melepas satu keluarga dalam keadaan apa pun.
Tapi, dari sembilan orang yang pegang papan tidak semuanya selamat. Satu per satu dari mereka meninggal karena tidak mampu bertahan. Pertama kali yang meninggal Siyatun pada Senin (6/10/2014) malam. Disusul Asma pada Selasa (7/10/2014) pagi. Kemudian Elok pada Selasa (7/10/2014) malam, terakhir Ashari pada Rabu (8/10/2014) pagi.
"Ada sembilan orang yang pegang pada papan. Lima orang termasuk saya selamat, sedangkan sisanya (empat orang) meninggal. Walaupun telah meninggal, kami tidak melepaskan jenazahnya sampai ditemukan nelayan."
Seperti diketahui, KM Jabal Nur yang mengangkut rombongan pengantin berlayar dari Desa Brakas, Kecamatan Raas, Sumenep menuju Bali, Senin (6/10/2014) pagi. Namun, kapal yang mengangkut 49 penumpang dan 3 ABK itu karam lantaran dihantam ombak pascamesin kapal mati.
(zik)
Spoiler for 3:
Pakai Helikopter, Soekarwo Datangi Keluarga Korban KM Jabal Nur
SUMENEP, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, dijadwalkan akan mendatangi para korban dan keluarga korban karamnya kapal motor Jabal Nur di Desa Brakas, Kecamataan Raas, Jumat (10/10/2014).
Soekarwo akan datang ke Pulau Raas menggunakan pesawat helikopter. Koordintor relawan penanganan bencana kapal Jabal Nur, Hasyim Ersyad saat dihubungi Kompas.com, mengatakan, saat ini warga selain disibukkan dengan pencarian sisa korban, juga direpotkan dengan rencana kedatangan Gubernur Jatim.
Persiapan yang sudah dilakukan warga seperti penyediaan tempat, air dan konsumsi para pejabat yang mengiringi Gubernur Jawa Timur. “Informasinya nanti pukul 13.00 wib, Gubernur ke Raas. Bupati Sumenep juga akan mendapinginya tetapi Bupati Sumenep menempuh jalur laut,” kata Hasyim Ersad.
Kedatangan Gubernur Jatim dan Bupati Sumenep, akan dimanfaatkan oleh warga pulau Raas, terutama keluarga korban tewas dan keluarga korban yang selamat, untuk mengadukan musibah yang dialaminya.
“Penanganan keluarga para korban selanjutnya butuh perhatian dari pemerintah. Biarlah mereka yang menyampaikan secara langsung kepada Bupati dan Gubernur,” imbuh Hasyim Ersad.
Salah satu anggota kelurga korban, Sahmawi, mengaku kesal dengan Pemerintah Kabupaten Sumenep yang sangat lamban menangani musibah karamnya KM Jabal Nur. Sebab, yang datang ke lokasi dan melakukan pencarian bukan berasal dari Pemkab Sumenep, tetapi dari Pemkab Situbondo dan Basarnas.
Sementara Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumenep, baru turun ke Raas empat hari setelah kejadian. “Karamnya kapal Jabal Nur itu musibah besar, tapi yang perhatian dari kabupaten lain. Pemkab Sumenep lamban sekali,” ungkap dia.
Sampai berita ini dilansir, jumlah korban yang ditemukan sudah 28 orang. 20 korban sudah meninggal dunia dan 8 orang selamat. Korban selamat sedang menjalani perawatan di Puskesmas Kecamatan Raas.
Spoiler for 4:
KM Jabal Nur Karam karena Lambung Depan Pecah Diterjang Ombak
Situbondo - KM Jabal Nur karam di tengah laut, lantaran lambung depannya pecah akibat terjangan ombak. Saat lambung pecah, air laut masuk ke dalam kapal. Upaya penumpang menguras air dari dalam kapal tidak membuahkan hasil. Air terus masuk memenuhi kapal, hingga perlahan kapal tenggelam.
Saat itu, sejumlah ABK naik ke atas tiang kapal untuk menghubungi keluarganya, di Dusun Talango Desa Brakas kepulauan Raas. Namun tak lama setelah itu, kontak keluarga dengan penumpang kapal tidak bisa dilakukan lagi.
Ini kronologi tenggelamnya KM Jabal Nur, seperti dituturkan nakhoda Salifudin (45), yang ditemukan selamat kepada tim SAR gabungan. Cerita sang nakhoda itu kini dipampang di Posko Tim SAR Gabunga, di Pelabuhan Jangkar.
"Kronologi itu disampaikan korban selamat ke Tim SAR di Pulau Raas, terus disampaikan ke posko di sini," kata Wahyu, salah seorang anggota tim SAR di Posko Jangkar, Kamis (9/10/2014).
Salifuddin juga menuturkan, jika peristiwa tenggelamnya KM Jabal Nur terjadi di Perairan Takat Mas mendekati Sumberkimah. Dari Takat Mas ke lokasi tenggelam sekitar perjalanan 1 jam. Sementara dari lokasi tenggelam ke Sumberkimah perjalanan 15-30 menit. Di lokasi kapal karam itu, terdapat pertemuan arus yang berlawanan. Sehingga para korban terbawa arus ke utara pulau Takat Mas.
KM Jabal Nur adalah jenis kapal kayu tambangan, dengan menggunakan 2 mesin. Satu mesin berukuran 6 silinder, dan satu lagi 4 silinder. Kapal ini biasa melayani pelayaran dengan rute Raas-Dungkek, Sumenep.
Namun, saat karam kapal digunakan untuk acara lamaran (pernikahan) anak angkat H Munif (55), si juragan kapal. Dari Raas kapal bertujuan berlayar ke Sumberkimah Bali. Kapasitas KM Jabal Nur adalah 60 orang.
Sementara upaya pencarian sisa penumpang KM Jabal Nur yang hilang di tengah laut dihentikan sementara. Kapal Resque Boat (RB) SAR 225 Basarnas ditarik dari perairan Raas, lantaran cuaca buruk. Selain angin kencang, ketinggian ombak di tengah laut juga mencapai 4-5 meter.
Spoiler for Info Korban:
Jumlah Penumpang:51
Meninggal:20
Selamat:8
Hilang:23
Meninggal:20
Selamat:8
Hilang:23
Spoiler for Korban Meninggal:
Korban ditemukan meninggal:
1.Maryam (45)
2.Elok (7)
3.Rio (5)
4.Ragil (balita 2,5)
5.Asrawiya (29)
6.Saina (30)
7.Asy'ari (45)
8.Hj Sawiyah (50)
9.Hj Fatimatun (35)
10.Jumani (40)
11.Siti (50)
12.Husna (umur belum di ketahui)
13.Hj Rohani (umur belum diketahui)
14. Mr X
15. Muhani (50)
16. Hj. Asma (55).
17.H. Aten
18.H. Suno.
19.Puji (5)
20.Fita (6)
1.Maryam (45)
2.Elok (7)
3.Rio (5)
4.Ragil (balita 2,5)
5.Asrawiya (29)
6.Saina (30)
7.Asy'ari (45)
8.Hj Sawiyah (50)
9.Hj Fatimatun (35)
10.Jumani (40)
11.Siti (50)
12.Husna (umur belum di ketahui)
13.Hj Rohani (umur belum diketahui)
14. Mr X
15. Muhani (50)
16. Hj. Asma (55).
17.H. Aten
18.H. Suno.
19.Puji (5)
20.Fita (6)
Spoiler for Korban Selamat:
Sementara korban ditemukan selamat, antara lain:
1.H Munib (55)
2.Puhawe (50)
3.Asnawi (35)
4.Hamdan (35)
5.Lutviana (30)
6.Hosnaini (30)
7.Salifudin (45/nakhoda)
8.Maskiye (50)
1.H Munib (55)
2.Puhawe (50)
3.Asnawi (35)
4.Hamdan (35)
5.Lutviana (30)
6.Hosnaini (30)
7.Salifudin (45/nakhoda)
8.Maskiye (50)
Spoiler for Penumpang:
Penumpang laki-laki:
1. Ahmad (Calon mempelai)
2. Mupaher (Bapak mempelai)
3. Lamsuri
4. H.Aten
5. Asnawi
6. Udin
7. Hudari
8. Hayat
9. H.Munib
10. Hamdan
11. Israna
12. Murahem
13. Ach.Zaini
14. Ahyari
15. Asy'ari
16. H.Suno
17. Siddiq.
Penumpang perempuan:
1. Saina (Ibu kandung mempelai)
2. Hj.Ruhani
3. Raksiya
4. Asrawiya
5. Puhawe
6. Mama
7. Hj.Punama
8. Hj.Asma
9. Hj.Fatimatun
10. Sitti
11. Lutfiana
12. Mariani
13. Maseni
14. Mohawi
15. Rusna
16. Liyema
17. Jumani
18. Isnaini
19. Ennong
20. Maskiya
21. Hosmaini
Penumpang anak-anak:
1. Irul
2. Rio
3. Puji
4. Fita
5. Ragil
6. Elok
7. Sinta
8. Danil
9. Windi
10. Andik
11. Ahmad
1. Ahmad (Calon mempelai)
2. Mupaher (Bapak mempelai)
3. Lamsuri
4. H.Aten
5. Asnawi
6. Udin
7. Hudari
8. Hayat
9. H.Munib
10. Hamdan
11. Israna
12. Murahem
13. Ach.Zaini
14. Ahyari
15. Asy'ari
16. H.Suno
17. Siddiq.
Penumpang perempuan:
1. Saina (Ibu kandung mempelai)
2. Hj.Ruhani
3. Raksiya
4. Asrawiya
5. Puhawe
6. Mama
7. Hj.Punama
8. Hj.Asma
9. Hj.Fatimatun
10. Sitti
11. Lutfiana
12. Mariani
13. Maseni
14. Mohawi
15. Rusna
16. Liyema
17. Jumani
18. Isnaini
19. Ennong
20. Maskiya
21. Hosmaini
Penumpang anak-anak:
1. Irul
2. Rio
3. Puji
4. Fita
5. Ragil
6. Elok
7. Sinta
8. Danil
9. Windi
10. Andik
11. Ahmad
Quote:
Semoga cepat diketemukan oenumpang lainnya dan ikut berduka semoga amal ibadahnya diterima di sisi-Nya 

0
2.4K
Kutip
10
Balasan


Komentar yang asik ya
Urutan
Terbaru
Terlama


Komentar yang asik ya
Komunitas Pilihan