yinluckAvatar border
TS
yinluck
Betulkah Persaingan Sengit Elit Politik akibat perseteruan Mega & SBY? Bukan Jkw-Prb



Pengamat: 10 Tahun Tak Diacuhkan Mega, Wajar SBY Jual Mahal
03 Okt 2014 14:38

Liputan6.com, Jakarta - PDIP yang menjadi penggerak utama Koalisi Indonesia Hebat (KIH) terlihat kesulitan untuk mendekati Partai Demokrat agar ikut mendukung isu-isu yang mereka gulirkan. Padahal, kedua parpol memiliki kesamaan pandang dalam sejumlah isu, seperti dalam hal pilkada langsung.

Sejumlah kalangan menilai, sulitnya PDIP mengajak Partai Demokrat untuk berjalan beriringan lantaran adanya sejarah hubungan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri yang kurang harmonis.

Direktur Sinergi Masyarakat untuk Indonesia (Sigma) Said Salahudin mengatakan wajar saja SBY kurang menanggapi ajakan PDIP, apalagi setelah 10 tahun terakhir seperti tak dianggap oleh Megawati dan jajaran PDIP.

"Kalau Anda tidak diacuhkan selama 10 tahun oleh seseorang, lalu orang itu tiba-tiba saja datang dan coba mendekati karena dia punya kepentingan, kira-kira apa sikap Anda kepada orang itu? Sudah barang tentu tidak akan langsung menerimanya begitu saja," papar Said kepada Liputan6.com di Jakarta, Jumat (3/10/2014).

Karena itu, Said mengaku memaklumi sikap jual mahal yang ditunjukkan SBY. "Wajarlah kalau sekarang SBY jual mahal terhadap Mega, karena selama dia memerintah 2 periode kerap direndahkan oleh PDIP," ujar dia.

Bahkan, Said menjelaskan, bisa saja langkah yang dilakukan Partai Demokrat merupakan sebuah taktik untuk membalas perlakuan PDIP dan Megawati selama menjadi oposisi di pemerintahan.

"Mungkin ini cara SBY untuk memberikan pelajaran kepada Megawati agar tidak angkuh dalam berpolitik dan bisa merasakan bagaimana rasanya tak diacuhkan," tegas Said.

Dia juga merasa pendekatan yang dilakukan PDIP kepada Partai Demokrat sangat tiba-tiba tanpa melihat dulu situasi yang ada di tubuh Demokrat.

"Sikap PDIP yang sekarang ini sedang melakukan pendekatan ke SBY dan Partai Demokrat sebetulnya sangat memalukan. Dulu mereka selalu mendiskreditkan SBY dan coba meyakinkan publik bahwa pemerintahan Jokowi-JK yang mereka dukung adalah berbeda dengan pemerintahan SBY," pungkas Said
http://indonesia-baru.liputan6.com/r...sby-jual-mahal


Inikah Penyebab Megawati Sakit hati pada SBY?
Kecurangan Jadi Penyebab Kekecewaan Megawati ke SBY
Selasa, 21 Januari 2014, 12:09 WIB

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politisi PDI Perjuangan, Hendrawan Supraktikno membantah Megawati Soekarnoputri merasa sakit hati dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dalam Pemilu Presiden (pilpres) 2004 dan 2009.

Sikap "dingin" Megawati kepada SBY lebih disebabkan oleh penyelenggaraan pemilu yang tidak fair dalam dua periode tersebut. "Ibu Megawati tidak sakit hati. Kami hanya merasa dicurangi," kata Hendrawan kepada wartawan di Kompleks Parlemen Senayan, Selasa (21/1).

Hendrawan menyatakan PDIP banyak menemui kecurangan dalam Pemilu 2004 dan 2009. Kecurangan itu misalnya terdapat dalam data daftar pemilih tetap (DPT) yang ambaradul, sistem informasi teknologi KPU yang tidak transparan, dan intervensi intelijen. "Intinya pemilu tidak jujur, adil, langsung, umum, dan bebas rahasia," ujarnya.

Ibarat pertandingan sepak bola, kata Hendrawan, para pemain akan sulit menerima hasil pertandingan apabila penyelenggara pertandingan bertindak manipulatif. "Ibarat sepak bola kita tidak bisa mengakui hakim garis dan wasit disuap," katanya.

Hendrawan menjelaskan sikap "dingin" Megawati terhadap SBY juga dimaksudkan untuk menegaskan sikap oposisi PDIP. Menurutnya, Megawati ingin meneguhkan konsistensi politiknya di mata para kader akar rumput PDIP.

"Ibu ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa ketum PDIP masih tangguh. Masih konsisten. Sehingga garis positioning kita sebagai oposisi jelas," ujarnya.

Sebelumnya SBY dalam buku terbarunya "SBY Selalu Ada Pilihan" menyebut ada peserta Pilpres 2004 yang tidak terima dengan kemenangannya. Meskipun SBY tidak spesifik menyebut pihak itu adalah Megawati, namun sejumlah internal PDIP mengganggap apa yang ditulis SBY ditujukan kepada Megawati. "Susah untuk dimungkiri pernyataan itu tidak dialamatkan untuk ketua umum kami," ujar Ketua DPP PDIP, Rochmin Dahuri.
http://www.republika.co.id/berita/na...egawati-ke-sby


Ini yang Bikin SBY Sakit Hati kepada Megawati
Senin, 20 Januari 2014 13:00 wib

JAKARTA - Pada saat pelantikan Megawati sebagai Presiden RI menggantikan Gus Dur yang diberhentikan oleh MPR melalui sidang istimewa di tahun 2001 lalu, ternyata Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memendam rasa sakit hati dan sedih karena ia ditolak oleh Mega untuk mendampinginya sebagai wakil presiden.

SBY mengungkapkan rasa sakit hatinya tersebut melalui buku yang ia tulis sendiri dengan judul Selalu Ada Pilihan.

"Saya yang berada di luar pemerintahan, atas dukungan banyak kalangan dan sejumlah fraksi di MPR ikut mengajukan diri sebagai calon wakil presiden. Saya berani maju karena polling yang dilakukan oleh berbagai lembaga survei menunjukan dukungan rakyat untuk saya tinggi," tulis SBY seperti dikutip Okezone dalam bukunya, Senin (20/1/2014).

Namun saat itu, Hamzah Haz yang merupakan ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) terpilih menjadi wakil presiden mendampingi Megawati. Ia pun sakit hati dan bersedih atas keputusan tersebut.

"Yang ingin saya ceritakan di sini adalah apa yang saya rasakan dan lakukan setelah saya kalah dalam pemilihan wakil presiden saat itu. Menyangkut perasaan, tentu saya sakit hari dan sedih. Omong kosong kalau ada yang mengatakan kalah dalam pemilihan presiden atau wakil presiden itu biasa saja tidak ada sedihnya," kata SBY.

Kendati demikian, SBY enggan berlarut-larut meratapi kesedihannya itu. Ia pun bisa mengontrol emosi dan menyimpulkan kekalahannya itu.

"Tetapi bagi saya kesedihan itu tidak berlangsung lama. Karena dengan penalaran yang saya lakukan, saya bisa mengontrol emosi saya. Saya menyimpulkan bahwa saya kalah, ya karena saya salah. Saya sendiri yang salah memahami apa arti sistem pemilihan yang tidak langsung," ungkapnya.

Saat itu SBY berpikir akan menang karena dukungan rakyat yang begitu tinggi. Namun ia lupa bahwa saat itu yang memilih seorang calon wakil presiden hanyalah 700 orang anggota MPR. Bukan ratusan juta rakyat Indonesia. SBY pun telah bisa menerima kekalahannya sebagai wakil presiden dan mengajak pendukung dan konstituennya untuk mendukung wakil presiden terpilih.

"Saya mengajak para pendukung dan konstituen saya untuk mendukung wakil presiden terpilih, agar beliau berhasil dalam mengemban tugas-tugasnya," tutup SBY.
http://news.okezone.com/read/2014/01...epada-megawati


Apa Kata Megawati Soal Hubungannya dengan SBY?
KAMIS, 23 JANUARI 2014 | 06:26 WIB

TEMPO.CO, Jakarta -Sudah lama jadi berita, hubungan Megawati Soekarno Putri dengan Susilo Bambang Yudhoyono renggang. Pekan lalu, melalui bukunya “Selalu Ada Pilihan” yang diluncurkan Jumat 17 Januari 2014, SBY menceritakan versi lain akibat hubungan tak sehatnya dengan Megawati, Presiden kelima yang juga mantan bosnya.

Namun Ketua Umum PDI Perjuangan itu memilih bercerita saat menjawab pertanyaan di Mata Najwa, Rabu 22 Januari 2014 malam. Najwa, si pemilik acara itu menanyakan kebenaran versi yang beredar, Megawati jengkel kepada SBY yang diam-diam menjdi pesaingnya sebagai kontestan Pemilu Presiden.

Padahal seharusnya, SBY meminta izin kepada Megawati sebagai Presiden. Bahkan dikabarkan, Mega sampai menanyakan itu sampai tiga kali. “Sebenarnya tidak persis seperti itu,” kata Mega

Menurut Mega, awalnya adalah surat dari KPU yang menanyakan apakah ada menteri anggota Kabinet Gotong Royong akan berlaga dalam Pemilu Presiden 2004. Jika ada, maka mereka diminta segera mengurus izin jadwal cuti untuk keperluan kampanye kelak kepada Presiden RI.

Mega akhirnya mengelar rapat kabinet. Ini karena ia tahu, banyak menteri atau bahkan wakil presidennya sendiri adalah ketua umum partai. Mereka, berpeluang menjadi calon presiden.

Dalam rapat kabinet itu,Mega bertanya pertama kepada wakilnya, Hamzah Haz yang juga Ketua Umum PPP. Hamzah menjawab, tidak ada penugasan dari partainya agar dia mencapreskan diri.

Pertanyaan serupa juga ditanyakan Mega kepada Yusril Ihza Mahendra. Menteri Hukum dan HAM di kabinet Mega itu, adalah ketua umum PBB. Pertanyaan serupa juga disampaikan Mega kepada Yudhoyono yang waktu itu Menko Polkam.

Waktu itu, kata Mega, dia sedang permisi ke toilet. Ia meminta Hamzah Haz yang menanyakan itu kepada Yudhoyono.”Saya bilang ke Pak Hamzah meneruskan,” kata Mega. Ketika Mega kembali, Hamzah Haz melaporkan sudah selesai semua. “Jadi saya bilang ya sudah," kata Mega.

Menurut Hamzah Haz, seperti diceritakan Mega, wakil presidennya itu bertanya, apakah betul bapak (SBY) bukan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, tapi juga akan ikut berkampanye karena sudah mendirikan partai?”

Namun kepada Hamzah Haz, Mega mengatakan, SBY hanya mengatakan, itu kan dari media. “. Nah itulah yang dikatakan beliau (SBY)itu semua berita dari media," papar Mega.

Jadi, menurut Mega, ia berkesimpulan kalau SBY tak memberi jawaban pasti.” Saya bilang ke Pak Hamzah terimakasih. Itulah yang saya sampaikan ke KPU. Itulah cerita sebenarnya," ujarnya. Tak lama setelah itu, Yudhoyono mendeklarasikan pencalonannya sebagai Presiden.
http://www.tempo.co/read/news/2014/0...nya-dengan-SBY


Ledekan Mega ke SBY Saat Musim Pilpres dulu ...
Mega Mau Maafkan SBY Kalau jadi Cawapres Jokowi
Selasa, 29 April 2014 | 21:15 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Ada satu syarat kalau mau Megawati Soekarnoputri membuka hubungan baik lagi dengan SBY. Menurut Anas Urbaningrum, SBY harus menjadi cawapres Jokowi.

Itu dikatakan mantan Ketua Umum Partai Demokrat itu dalam akun twitter miliknya @anasurbaningrum, Selasa (29/4/2014).

"Mungkin saja Ibu Mega akan mau membuka pintu kalau Pak SBY bersedia menjadi Cawapres Jokowi. #cawapressby*abah,".

Belakangan memang muncul keinginan agar SBY dan Megawati islah pasca konflik panjang keduanya sejak 2004. SBY sendiri mengaku membuka pintu komunikasi dengan Presiden ke-5 RI itu.

Menurut Anas, ini untuk kepentingan bangsa. Seperti yang selalu dikatakan oleh Presiden SBY.

"Kalau untuk kepentingan rakyat, bangsa & negara, spt kata Pak SBY, ada baiknya Pak SBY ikhlas & bersedia mjd Cawapres. #cawapressby*abah,".

Anas menolak dikatakan usulan ini sebagai mengolok-olok SBY. Ini juga menjawab sikap SBY yang mengatakan usulan dia sebagai cawapres adalah mengolok-olok dirinya.

"Menjadi Cawapres bukan olok-olok.Bukan pula merendahkan. Boleh jadi akan mjd terobosan politik yg mulia dan bersejarah. #cawapressby*abah,".

"Sbg pejuang sejati smp mati,Pak SBY pasti rela berkorban."Untuk masa depan bangsa & negara kita",kata Pk SBY di youtube.#cawapressby*abah," tutupnya
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2096420/mega-mau-maafkan-sby-kalau-jadi-cawapres-jokowi#.VC9P3qhi5RI[/url]

Komplikasi Konflik PDIP-Megawati vs Demokrat-SBY
Minggu, 28 September 2014 | 07:17 WIB

INILAHCOM, Jakarta - Biasanya, setiap konflik politik yang terjadi pasti ada jalan keluarnya. Dalam konteks PDI Perjuangan versus Partai Demokrat, nampaknya konflik politik itu, nyaris tak ada solusi bersama. Sejak 2004 sampai 2014 ini, ketegangan politik kubu Megawati Soekarnoputri vs Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) alias Cikeas, terus membara. Ada apa?

Teranyar, Demokrat SBY kembali bikin sakit hati kubu PDIP dalam sidang paripurna DPR yang mementahkan Pilkada Langsung. Akibatnya, Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP) siap menghadang Presiden SBY di Bandara Halim Perdana Kusumah setibanya di Tanah Air, Selasa pekan depan setelah lawatan luar negeri terpanjang dan terakhirnya sebagai Presiden.

Bara JP sebagai kekuatan sosial PDIP, merasa ‘’politik kembang plastik’’ Demokrat harus dibalas dengan politik serupa. Ibaratnya, dalam bahasa elite politik Banteng: air tuba SBY musti dibalas air tuba, karena susu sudah rusak sebelanga.

Penghadangan terhadap SBY itu dimaksudkan untuk menyerahkan penghargaan "Bapak Anti Demokrasi" setelah partainya menjadi faktor penentu mengapa Pilkada lewat DPRD berhasil disahkan oleh Koalisi Merah Putih di DPR RI.

Pengamat politik Karyono Wibowo yang juga Direktur IPI (Indonesian Public Institute) menilai,. Demokrat SBY penuh hipokrisi. Tidak ada kemauan bersama, sehingga tak ada jalan untuk menyelesaikan konflik kedua pihak: kubu Cikeas versus kubu Teukur Umar, juga konflik antara kubu Koalisi Merah Putih versus Koalisi Indonesia Hebat atau kubu Prabowo vs Jokowi.

Peristiwa politik di DPR terkait RUU Pilkada itu menunjukkan indikator bahwa masih sulit diharapkan kedua kubu bisa bersatu untuk mencari jalan keluar penyelesaian konflik. ‘’Justu kecenderungannya sekarang ini, konflik antara kubu SBY vs Megawati, juga Kubu Jokowi vs Prabowo, semakin memuncak,’’ kata Karyono, mantan aktivis GMNI.

Konflik Demokrat SBY vs PDIP Megawati terus mengalami komplikasi. Quo vadis, para pembela dan aktivis demokrasi? Sudah sedemikan gawatnyakah demokrasi kita?
[url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2139797/komplikasi-konflik-pdip-megawati-vs-demokrat-sby#.VC9OLqhi5RI[/url]


Jokowi: Kalau Jegal-menjegal Terus, Nggak Rampung-rampung
03 Okt 2014 17:30

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) terkait pemilihan kepala daerah (pilkada). Dalam prosesnya, SBY berharap DPR dapat menerima Perppu itu kendati ada kemungkinan penolakan.

Terkait hal ini, Presiden Terpilih Jokowi yang sejak awal mendukung Pilkada langsung berharap Perppu Pilkada langsung tidak ditolak oleh DPR. Ia juga berharap, tidak ada upaya politis untuk menjegal Perppu tersebut. "Kalau semangatnya seperti itu, jegal-menjegal ya sampai kapan pun, nggak akan rampung-rampung," ujar Jokowi di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (3/10/2014).

Lalu, apakah barisan koalisinya nanti akan menerima dan menerima Perppu tersebut? Jokowi enggan menjawabnya. Tetapi ia mengaku telah memiliki strategi khusus saat Perppu itu telah sampai di DPR. "Saya nggak akan ngomong. Kalau ngomong ke kamu ya percuma punya strategi. Masa punya strategi diomongin?!" ‎kata dia.

Dua Perppu telah diterbitkan Presiden SBY terkait Undang-Undang Pilkada. Perppu itu sudah ditandatangani SBY. Menurut SBY, penerbitan perppu ini sesuai putusan MK Nomor 138 /PUU-VII/2009.

"Putusan MK itu menjelaskan bahwa Perppu adalah subjektivitas Presiden yang objektivitasnya dinilai oleh DPR ketika Perppu itu diajukan untuk mendapatkan persetujuan," kata SBY dalam jumpa pers di Istana Kepresiden, Jakarta, Kamis (2/10/2014) malam.

SBY menjelaskan, putusan MK itu mengisyaratkan akan kegentingan yang memaksa adanya Perppu. Yaitu jika kebutuhan hukum yang mendesak, terjadi kekosongan hukum, dan terjadinya ketidakpastian hukum. "Berdasarkan putusan MK itu, saya dengan cermat menggunakan hak konstitusi untuk menerbitkan Perppu ini," tegas SBY.
http://indonesia-baru.liputan6.com/r...ampung-rampung

----------------------------



Makanya orang bijak pernah bilang, wanita itu kau sakiti 1.000 kali, dia akan tetap memaafkan dirimu karena halusnya perasaan dia pada orang yang dia senangi. Tapi jangan sekali-kali kau khianati kepercayaannya, sebab, sampai mati pun dia akan sulit memaafkan dirimu yang mengkhianati kepercayaannya ... emoticon-Big Grin


emoticon-Kiss
Diubah oleh yinluck 04-10-2014 02:03
0
5.9K
43
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan