jimmy.kAvatar border
TS
jimmy.k
[sedih] Golkar Prihatin Gubernur Riau Ditangkap KPK

Gubernur Riau, Annas Maamun (tengah) saat masih menjadi bakal calon. Pasangan Bakal Calon Gubernur dan Bakal Calon Wakil Gubernur Riau, Annas Maamun (tengah) dan Arsyadjuliandi Rahman (kedua dari kanan) mendaftar ke Kantor KPU Riau, Pekanbaru, Kamis (23/5). Pasangan yang diusung Partai Golkar tersebut merupakan pasangan kedua yang mendaftar ke KPU Riau.


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Golkar mengaku baru mengetahui Gubernur Riau Annas Maamun ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Annas merupakan kader partai berlambang pohon beringin itu.

"Ya saja juga baru tahu, prihatin kita mendengarnya," kata Juru Bicara Golkar Tantowi Yahya di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (25/9/2014).

Tantowi mengatakan pihaknya masih menunggu proses hukum yang dijalani Annas. Mengenai penangkapan Annas, Wakil Ketua Komisi I itu enggan berkomentar bila dikaitkan dengan Pilkada langsung yang sedang dibahas di DPR.

"Gak mau jawab ya. Kita di-bully kalau ngomong begitu," tuturnya.

Partai Golkar, kata Tantowi, juga masih menunggu keputusan hukum tetap mengenai nasib Annas sebagai kader pohon beringin.

"Ya kan baru tertangkap saja, tersangka saja belum. Jadi kita lihat. Jadi terdakwa gitu ya. Nah baru partai yang akan mengambil sikap pemberian sanksi," katanya.

Golkar, lanjut Tantowi, juga menyerahkan status kepala daerah Annas kepada pemerintah.

"Itu bukan ranah DPP, itu adalah ranah pemerintah, dan kita lihat pemerintah bagaimana," imbuhnya.

Sebelumnya, Satgas Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan menangkap Gubernur Riau Annas Maamun. Annas diamankan bersama sejumlah pihak lainnya, Kamis (25/9/2014) malam.

Politikus Partai Golkar tersebut ditangkap terkait kasus dugaan suap terkait perizinan lahan di kawasan Indragiri Hilir dan Rokan Hilir, Riau.

Informasi diterima Tribun, Annas Maamun ditangkap di wilayah Cibubur, Jakarta Timur. Menurut Penasihat Hukum Annas, Evanora, kliennya pergi ke Jakarta sejak Kamis 24 September kemarin. Tujuannya untuk menghadiri acara halal bihalal masyarakat Rokan Hilir.

sumur

sekilas tentang annas :

Pendidikan

Annas Maamun menempuh pendidikan dasarnya di Sekolah Rakyat No. 1 Bagansiapiapi pada tahun 1945. Kemudian ia melanjutkan pendidikannya ke SGB Negeri Bengkalis pada tahun 1957 dan SGA Negeri Tanjung Pinang pada tahun 1960. Kemudian ia menempuh pendidikan di PGSLP Negeri Padang Tugas Belajar pada tahun 1962.

Karier
Annas Maamun pernah menjadi guru di SMP Negeri Bagansiapiapi pada tahun 1960 hingga tahun 1964 dan juga menjadi guru di SMP Negeri No.2 Pekanbaru pada tahun 1967 hingga tahun 1968. Selain menjadi guru, Annas Maamun pernah menjadi birokrat di Kabupaten Bengkalis dan Kotamadya Pekanbaru dimana ia pernah menjadi pelaksana tugas Camat Rumbai pada tahun 1986. Ia juga pernah menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Bengkalis dari tahun 1999 hingga tahun 2001. Kemudian ia menjadi ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Rokan Hilir dari tahun 2001 hingga tahun 2005. Pada tahun 2006 ia terpilih sebagai Bupati Rokan Hilir dan menjabat hingga tanggal 29 Januari 2014. Ia diberhentikan sebagai Bupati Rokan Hilir karena terpilih dalam pemilihan umum Gubernur Riau 2013 sebagai Gubernur Riau yang baru. Ia dilantik sebagai Gubernur Riau pada tanggal 19 Februari 2014.




Kontroversi dan dugaan nepotisme


Pada tanggal 17 April 2014 mengucapkan kata-kata amoral yang sangat tidak pantas di kantor Komisi Pemilihan Umum Riau.Annas Maamun kesal dengan pertanyaan wartawan yang menanyakan dugaan terkait nepotisme yang dilakukan Annas Maamun.[2] Dugaan nepotisme yang dilakukan oleh Annas Maamun banyak dikritisi oleh masyarakat karena pada tanggal 16 April 2014, dua orang kerabat Annas Maamun dilantik menjadi pejabat eselon IV Provinsi Riau.

Fitriana putri Annas Maamun dilantik untuk menjabat Kepala Seksi Mutasi dan Non Mutasi Badan Kepegawaian Daerah Riau. Sedangkan Winda Desrina, anak kesembilan Annas Maamun dilantik menjadi Kepala Seksi Penerimaan Unit Pelaksana Teknis Dinas Pendapatan Daerah Riau. Putra Annas Maamun, Noor Charis Putra yang berumur 27 tahun dilantik menjadi Kepala Seksi Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum. Menantu dan ipar dari Annas Maamun yang telah dilantik menjadi pejabat di Riau, Dwi Agus Sumarno menjabat Kepala Dinas Pendidikan Pemerintah Provinsi Riau. Syaifuddin menjabat Kepala Sub Bagian Tata Usaha Bagian Kas Daerah Biro Keuangan Sekretariat Daerah Provinsi Riau. PSPS Pekanbaru yang baru saja berganti nama menjadi PSPS Riau berkat manajer barunya Maman Supriadi juga menantu Annas Maamun. Pada mulanya mereka hanya berkarir di Kabupaten Rokan Hilir. Namun sejak Annas Maamun menjadi Gubernur Riau, kerabat dekatnya satu persatu mendapat jabatan di lingkungan Pemprov Riau.[2]

Ketua Majelis Kerapatan Adat Lembaga Adat Melayu Riau, Tenas Effendy mengimbau Annas Maamun sebagai Gubernur Riau untuk berkata dengan arif dan bijaksana. Apalagi sebagai pemimpin Riau, ia berhak mendapatkan gelar Datuk Setia Amanah dari Lembaga Adat Melayu Riau. Kasus keluarnya kata-kata amoral dari Gubernur Riau sedikit banyak akan memberi kesan kurang baik.[3]

Pada tanggal 2 Mei 2014, Gubernur Riau, Annas Maamun meminta maaf kepada para wartawan bila selama ini ada sikapnya yang dinilai kasar dan tidak mendukung tugas wartawan. Permintaan maaf ini disampaikan di rumah dinas Gubernur Riau di Pekanbaru.[4]

Dugaan Kasus Korupsi

Pada tanggal 25 September 2014, Annas Maamun menghiasi berbagai kolom berita nasional. Dalam operasi tangkap tangan oleh KPK, Annas Maamun sebagai Gubernur Riau tertangkap tangan sedang melakukan praktik suap. Dugaan dasar penyuapan ini sedang didalami oleh KPK, namun beredar kabar bahwa penyuapan dilakukan terkait dengan kasus kehutanan.

wiki
oalal... emoticon-Cape d...
0
1.5K
3
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan