Usulan Ketua DPP PDIP, Maruarar Sirait terkait penjualan pesawat kepresidenan dinilai sebagai refleksi pencitraan Jokowi soal Bajaj dan sepeda ontel.

Pengamat politik dari UIN Jakarta, Zaki Mubarak mengatakan, usulan Ara begitu Maruarar akrab dipanggil sebagai bentuk pencitraan Jokowi yang selama ini dipertunjukkan.

"Usulan Ara itu juga refleksi dari pencitraan Jokowi dengan Bajai dan sepeda ontelnya saat ke KPU," kata Zaki, kepada INILAJCOM, Jakarta, Minggu (7/9/2014).

Usulan itu, kata Zaki, hanya sebatas pencitraan agar seolah-olah disebut peduli terhadap rakyat. Sebab, usulan penjualan pesawat itu tidak dapat menuntaskan persoalan rakyat di tanah air.

"Saya melihatnya wacana itu supaya dikesankan populistik," tegas Zaki,

Sebelumnya Ara meminta Jokowi sebagai pemimpin yang sederhana, untuk menjual pesawat kepresidenan. Bagi Ara, Jokowi selama ini sering menyeru hidup sederhana. Namun, kalau menggunakan pesawat kepresidenan, itu tidak memberi contoh.

"Sekarang pemimpin suruh orang sederhana tapi enggak kasih contoh," kata politisi muda ini.

Pesawat Kepresidenan yang dipakai adalah Boeing 737-800 berjenis Boeing Business Jet 2 (BBJ2). Pesawat ini seharga USD 89,6 juta atau Rp847 miliar. Diproduksi Boeing Company sejak 2011. Rentang sayap 35,79 meter, tinggi 12,50 meter, dan panjang 38 meter. Pesawat yang termasuk canggih ini, dipasangi dengan 2 engine CFM 56-7.

Pesawat sudah dipesan lama, dan baru bisa digunakan di akhir pemerintahan Presiden SBY. Pesawat Kepresidenan tiba di Bandara Halim Perdana Kusuma Jakarta pada 10 April 2014.

Di dalamnya, ada 4 VVIP class meeting room, 2 VVIP class state room, 12 executive area, dan 44 staff area. Interior pesawat dirancang untuk dapat mengakomodasi hingga 67 orang penumpang.

sumber: [url]http://nasional.inilah..com/read/detail/2134101/usulan-ara-refleksi-pencitraan-jokowi-dengan-bajaj#.VA0g_KMZJ7I[/url]