yashanailAvatar border
TS
yashanail
Saat Lelaki Kuli Bangunan, Tingkatkan Status Simpedes
Spoiler for ilustrasi:

MESKI hanya kuli bangunan, Praptomo, 49, ini gede nafsu juga. Sudah punya istri masih punya juga simpedes non BRI.
Spoiler for ilustrasi:

Celakanya, ketika tingkatkan status sang WIL itu menjadi istri resmi, tak minta izin istri perdana. Tentu saja Ny. Saptinah, 48, tidak terima, sehingga Praptomo dilaporkan ke polisi Polres Blitar.
Spoiler for ilustrasi:

Kelakuan orang itu memang suka aneh-aneh. Yang rejeki kecil, nafsunya akan perempuan begitu gede. Sebaliknya yang rejekinya gede, pada kaum Hawa malah tidak begitu bersemangat.
Spoiler for ilustrasi:

Kenapa gerangan? Logikanya yang paling masuk adalah: yang rejekinya berlimpah punya banyak alternatif hiburan. Sedangkan yang rejekinya minim, hiburan paling menyenangkan hanyalah istri-istrinya tersebut. Ibarat kata biarlah pinggang putus, yang penting hepi.
Spoiler for ilustraassi:

Praptomo warga Kademangan, Kabupaten Blitar, agaknya sosok suami yang termotifasi oleh kata-kata Bung Karno di tahun 1960-an. Kala itu sang proklamator bilang, insinyur kita kalah nyali dengan tukang becak.
Spoiler for ilustrasi:

Para insinyur baru mau menikah setelah punya rumah dan kendaraan. Sedangkan tukang becak, dengan modal tikar sudah berani menikah. Lalu kata Pratomo dari Blitar ini, “Aku meski hanya kuli bangunan, berani punya dua bini!”
Spoiler for ilusttrasi:

Betul memang. Meski penghasilan Pratomo sebagai kuli bangunan tak seberapa, dia berani pula poligami. Caranya bertahap tentu saja. Saptinah istri pertama dinikahi ketika dia masih usia 30 tahunan.
Spoiler for ilustrasi:

Istri kedua, baru saat Pratomo berusia 40 tahun, di mana masa puber kedua telah dialaminya. Anehnya, meski dia menikah dengan Lasmi, 30, yang usianya jauh lebih muda darinya, selama ini statusnya hanya kimpoi siri.
Spoiler for ilustrasi:

Mungkin bagi Pratomo ini, istri tak ada bedanya dengan kepemilikan tanah. Istri pertama sudah bersertifikat hak milik yang dikeluarkan Kantor BPN. Sedangkan si Lasmi, baru AJB (Akte Jual Beli) buatan notaris. Yang penting bagi Pratomo, kedua-duanya sah untuk “dicangkul” kapan saja dan di mana saja, kalau perlu sambil minum Coca Cola.
Spoiler for ilustrasi:

Cuma, status seperti itu kan hanya enak bagi suami, tapi nyesek untuk istri kedua. Soalnya bila terjadi apa-apa –suami mati misalnya– dia tak memperoleh hak waris sebagai istri pertama.
Spoiler for ilustrassi:

Karena itulah wanita simpedes non BRI dari Desa Kebonsari Kecamatan Kademangan ini menuntut pada Pratomo untuk ditingkatkan statusnya. Ibarat kepemilikan tanah itu tadi, dari AJB ditingkatkan jadi SHM (Sertifikat Hak Milik). Jelasnya lagi, menuntut dinikah resmi di Kantor KUA, meski statusnya bini kedua.
Spoiler for ilustrrassi:

Entah bagaimana caranya, ternyata Lasmi berhasil memperoleh surat nikah sebagai istri sah kedua. Sayang kebahagiaan Lasmi hanya sementara. Sebab Saptinah ketika tahu suaminya kimpoi lagi, dia jadi mencak-mencak dibuatnya. Makin mencak-mencak lagi, dia bisa menikah resmi dengan Lasmi tanpa seizin darinya. Padahal sesuai UU Perkimpoian tahun 1973, perkimpoian kedua harus seizin istri pertama
Spoiler for ilustrasi:

Tanpa pikir panjang Saptinah segera melaporkan suaminya ke Polres Blitar. Saat hendak memeriksa Pratomo, polisi pun terheran-heran. Mana mungkin, pekerjaan hanya kuli bangunan kok mampu berbini dua dan resmi semua, lagi. Ini pakai dukun cap apa?
Spoiler for ilustrasi:

Ya dukun cap-ingan (kudung) dong, masa cap kuda terbang?
Spoiler for ilustrasi:

ember
Spoiler for ilustrasi:

Comment; lelaki yang tanguh dan berjiwa bisnis.
Spoiler for ilustrasi:
0
3.4K
31
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan