Mengenakan batik berlengan disingsingkan, presiden terpilih Jokowi memilih berikan sambutan di bawah podium. Para petani menyambut dengan yel-yel penuh semangat. Suasana Munas Seknas Tani Jokowi di Gedung Perpustakaan Nasional RI Jakarta itu pun meriah.


"Sebetulnya kedatangan saya ke sini lebih ingin bertukar pikiran tentang problem-problem yang ada di bawah," kata Jokowi di Jakarta, Kamis (4/9). Tak berselang lama, dia meminta seorang petani asal Pandeglang, Banten, maju dan mengungkapkan permasalahan yang dihadapi.



Tauhid, salah seorang petani dari Pendeglang, pun berbagi cerita. "Ya paling hasilnya dua tiga kuintal Pak dengan tanah yang hanya setengah hektare. Setahun paling hanya sekali panen," ujar lelaki paruh baya tersebut.



Petani asal Barito Kuala, Kalimantan Selatan, Senintoro juga mendapatkan kesempatan berbincang langsung dengan Jokowi. Warga transmigran itu mengeluh terkait murahnya harga produk hasil pertanian di Kalimantan. Di sana, produk hasil pertanian didominasi padi dan holtikultura seperti jeruk. "Tapi harganya murah banget Pak. Kalau dijual ke Jawa, satu kilogram jeruk hanya Rp 5 ribu," katanya.



Menurut dia, dari sekitar sembilan hektare lahan miliknya hanya menghasilkan empat ton untuk benih unggul dan dua ton untuk benih lokal. Dia pun mengusulkan, "Subsidi BBM dihapus aja Pak, dialihkan ke subsidi beras." Mendengar usulan itu, peserta Munas sempat terkejut. Selang beberapa detik, aplaus pun membahana.



Jokowi senang mendengar usulan pencabutan subsidi BBM itu. "Betul, subsidi dialihakn saja pada kepentingan petani. Subsidi untuk petani itu kan usaha produktif," katanya. Hingga kini, kata dia, 71 persen subsidi BBM dinikmati pemakai mobil. "Sisanya baru yang lain," ujar Gubernur DKI Jakarta itu.

Sumber: http://goo.gl/nqqkPt

aneh bin ajaib..................