- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Apakah anda tidak sadar kalau kita sedang di jajah ?
TS
dimaseza12
Apakah anda tidak sadar kalau kita sedang di jajah ?
pasti anda bertanya . "di jajah bagaimana sih , kan Indonesia sudah Merdeka.". memang Indonesia sudah Merdeka , tapi Merdeka yang bagaimana. sekarang kita aja masih di jajah oleh bangsa asing. ikuti ulasannya.
Indonesia sekarang sedang di jajah oleh bangsa asing , tapi tidak dengan perang atau apapun , tapi di jajah Ekonominya Indonesia. lihat sekarang perusahaan yang sedang menduduki wilayah papua , yang bernama PT. Freeport. ini dia ulasannya tentang PT. Freeport.
PT FreeportIndonesia adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di kabupaten Mimika, provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.
Sejarah
Awal mula PT Freeport Indonesia berdiri, sesungguhnya terdapat kisah perjalanan yang unik untuk diketahui. Pada tahun 1904-1905 suatu lembaga swasta dari Belanda Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap (KNAG) yakni Lembaga Geografi Kerajaan Belanda, menyelenggarakan suatu ekspedisi ke Papua Barat Daya yang tujuan utamanya adalah mengunjungi Pegunungan Salju yang konon kabarnya ada di Tanah Papua.
Catatan pertama tentang pegunungan salju ini adalah dari Kapten Johan Carstensz yang dalam perjalanan dengan dua kapalnya Aernem dan Pera ke “selatan” pada tahun 1623 di perairan sebelah selatan Tanah Papua, tiba-tiba jauh di - pedalaman melihat kilauan salju dan mencatat di dalam buku hariannya pada tanggal 16 Februari 1623 tentang suatu pegungungan yang “teramat tingginya” yang pada bagian-bagiannya tertutup oleh salju. –Catatan Carsztensz ini menjadi cemoohan kawan-kawannya yang menganggap Carstensz hanya berkhayal.
Walaupun ekspedisi pertama KNAG tersebut tidak berhasil menemukan gunung es yang disebut-sebut dalam catatan harian Kapten Carstensz, inilah cikal bakal perhatian besar Belanda terhadap daerah Papua. Peta wilayah Papua pertama kali dibuat dari hasil ekspedisi militer ke daerah ini pada tahun 1907 hingga 1915. Ekspedisi-ekspedisi militer ini kemudian membangkitkan hasrat para ilmuwan sipil untuk mendaki dan mencapai pegunungan salju.
Beberapa ekspedisi Belanda yang terkenal dipimpin oleh Dr. HA.Lorentz dan Kapten A. Franzen Henderschee. Semua dilakukan dengan sasaran untuk mencapai puncak Wilhelmina (Puncak Sudirman sekarang) pada ketinggian 4,750 meter. Nama Lorentz belakangan diabadikan untuk nama Taman Nasional Lorentz di wilayah suku Asmat di pantai selatan.
Pada pertengahan tahun 1930, dua pemuda Belanda Colijn dan Dozy, keduanya adalah pegawai perusahaan minyak NNGPM yang merencanakan pelaksanaan cita-cita mereka untuk mencapai puncak Cartensz. Petualangan mereka kemudian menjadi langkah pertama bagi pembukaan pertambangan di Tanah Papua empat puluh tahun kemudian.
Pada tahun 1936, Jean Jacques Dozy menemukan cadangan Ertsberg atau disebut gunung bijih, lalu data mengenai batuan ini dibawa ke Belanda. Setelah sekian lama bertemulah seorang Jan Van Gruisen – Managing Director perusahaan Oost Maatchappij, yang mengeksploitasi batu bara di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengggara dengan kawan lamanya Forbes Wilson, seorang kepala eksplorasi pada perusahaan Freeport Sulphur Company yang operasi utamanya ketika itu adalah menambang belerang di bawah dasar laut. Kemudian Van Gruisen berhasil meyakinkan Wilson untuk mendanai ekspedisi ke gunung bijih serta mengambil contoh bebatuan dan menganalisanya serta melakukan penilaian.
Pada awal periode pemerintahan Soeharto, pemerintah mengambil kebijakan untuk segera melakukan berbagai langkah nyata demi meningkatkan pembanguan ekonomi. Namun dengan kondisi ekonomi nasional yang terbatas setelah penggantian kekuasaan, pemerintah segera mengambil langkah strategis dengan mengeluarkan Undang-undang Modal Asing (UU No. 1 Tahun 1967).
Pimpinan tertinggi Freeport di masa itu yang bernama Langbourne Williams melihat peluang untuk meneruskan proyek Ertsberg. Beliau bertemu Julius Tahija yang pada zaman Presiden Soekarno memimpin perusahaan Texaco dan dilanjutkan pertemuan dengan Jendral Ibnu Sutowo, yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Perminyakan Indonesia. Inti dalam pertemuan tersebut adalah permohonan agar Freeport dapat meneruskan proyek Ertsberg. Akhirnya dari hasil pertemuan demi pertemuan yang panjang Freeport mendapatkan izin dari pemerintah untuk meneruskan proyek tersebut pada tahun 1967. Itulah Kontrak Karya Pertama Freeport (KK-I). Kontrak karya tersebut merupakan bahan promosi yang dibawa Julius Tahija untuk memperkenalkan Indonesia ke luar negeri dan misi pertamanya adalah mempromosikan Kebijakan Penanaman Modal Asing ke Australia.
Sebelum 1967 wilayah Timika adalah hutan belantara. Pada awal Freeport mulai beroperasi, banyak penduduk yang pada awalnya berpencar-pencar mulai masuk ke wilayah sekitar tambang Freeport sehingga pertumbuhan penduduk di Timika meningkat. Tahun 1970 pemerintah dan Freeport secara bersama-sama membangun rumah-rumah penduduk yang layak di jalan Kamuki. Kemudian dibangun juga perumahan penduduk di sekitar selatan Bandar Udara yang sekarang menjadi Kota Timika.
Pada tahun 1971 Freeport membangun Bandar Udara Timika dan pusat perbekalan, kemudian juga membangun jalan-jalan utama sebagai akses ke tambang dan juga jalan-jalan di daerah terpencil sebagai akses ke desa-desa Tahun 1972, Presiden Soeharto menamakan kota yang dibangun secara bertahap oleh Freeport tersebut dengan nama Tembagapura. Pada tahun 1973 Freeport menunjuk kepala perwakilannya untuk Indonesia sekaligus sebagai presiden direktur pertama Freeport Indonesia. Adalah Ali Budiarjo, yang mempunyai latar belakang pernah menjabat Sekretaris Pertahanan dan Direktur Pembangunan Nasional pada tahun 1950-an, suami dari Miriam Budiarjo yang juga berperan dalam beberapa perundingan kemerdekaan Indonesia, sebagai sekretaris delegasi Perundingan Linggarjati dan anggota delegasi dalam perjanjian Renville.
Investasi
1. 8,6 miliar dengan perkiraan tambahan investasi sebesar USD 16-18 Miliar untuk pengembangan bawah tanah ke depan.
2. 94% total investasi tambang tembaga di Indonesia
3. 30% total investasi di Papua
4. 5% total investasi di Indonesia.
Dampak negatif dan kontroversi PT Freeport Indonesia
Selama penambangan sejak awal berdiri PTFI sudah banyak kerusakan lingkungan yang nyata terjadi di daerah Papua. Sungai yang tercemar logam berat sampai kerusakan permanen pada hutan di sekitar pertambangan yang turut merusak kekayaan hayati di Indonesia. Dampak secara tak langsung juga merugikan masyarakat yang hidup bergantung pada sungai di Papua.
Sebanyak kurang lebih 300.000 Ton/Hari Limbah dihasilkan dan dibuang dari proses pertambangan oleh perusahaan Amerika tersebut ke hutan dan sungai sehingga menyebabkan matinya hewan dan tumbuhan serta meracuni penduduk yang bergantung pada lingkungan di Papua. Kerusakan lingkungan hidup tidak begitu di perhatikan oleh PTFI asal Amerika tersebut karena tidak menguntungkan pada perusahaan.
Masyarakat lokal hanya dijadikan buruh dengan upah yang tidak sesuai dengan keuntungan yang didapat oleh PTFI per tahun. Ratusan ribu ton bijih Emas, Perak, dan tembaga dihasilkan dan di bawa ke Amerika yang diambil dari Negara Indonesia tanpa ada dampak Positif bagi masyarakat setempat. Tidak ada perbaikan kualitas pendidikan, pekerjaan, maupun penghasilan yang didapat masyarakat Papua dari keberadaan PTFI di Indonesia. Dengan hasil tambang jutaan Ton, tidak ada pembangunan infrastruktur bagi masyarakat setempat.
Kehidupan masyarakat setempat juga terancam dengan keberadaan PTFI asal Amerika tersebut, karena masyarakat yang bukan pekerja PTFI bisa di usir, bahkan di tembak jika mendekati area pertambangan tanpa izin. walaupun masyarakat Papua hanya mencari hasil hutan di Sekitar PTFI.
Negara Indonesia dirugikan dengan adanya PTFI. Sebanyak jutaan Ton Bijih Emas, Perak, dan Tembaga ditambang dari Papua, negara Hanya mendapatkan paling banyak 10% dari keuntungan yang didapat oleh PTFI. Karena PTFI melakukan pemurnian di negara asalnya yaitu Amerika serikat.
PTFI tidak mengindahkan keselamatan pekerjanya yaitu masyarakat Papua sendiri. hal ini terbukti saat terjadi runtuhnya tambang pada akhir 2012 lalu, tidak ada penanganan serius dari PTFI bagi para korban (dan keluarga). Bahkan kunjungan menteri dan instansi terkait untuk melakukan penyelidikan kasus, dihambat oleh Pimpinan PT Freeport Indonesia, sehingga penyelidikan lebih lanjut tidak bisa dilakukan.
PTFI berusaha menyuap aparat dengan menambah uang lelah (gratifikasi) untuk penjagaan pabrik penambangan dari masyarakat setempat.
Perpanjangan Kontrak Kerja PT Freeport Indonesia Hanya akan merugikan masyarakat, bangsa, dan Negara selama puluhan tahun yang akan datang.
Perpanjangan kontrak PTFI merupakan bentuk ketidakpedulian pemerintah pada masyarakat Indonesia bagian timur selama puluhan tahun yang akan datang.
agan tau tidak negara mana penghasil minyak bumi terbesar di dunia ??
kalau tidak tau berikut ulasannya ..
negara penghasil Minyak Bumi terbesar adalah Arab Saudi. karena Arab Saudi sendiri yang mengolahnya , bukan bangsa asing. lihat Arab Saudi yang sekarang , mereka sekarang menjadi negara yang kaya. BBM di Arab Saudi hanya seharga Rp. 2000,. tapi mereka bisa mensejahterakan rakyatnya. kenapa kok bisa menjadi kaya ? karena mereka menjual Minyak Bumi ke berbagai negara termasuk AS. Arab Saudi menjual Minyak Bumi ke AS dengan harga yang sangat mahal , karena AS akan hancur bila tidak ada Minyak Bumi dari Arab Saudi. lihat perbandingan Mekkah yang dulu dan sekarang ..
kenapa sekarang dan dulu berbeda ?? dulu pada tahun 1967 an , Arab Saudi menjadi negara paling miskin di dunia. karena mereka banyak hutang. tapi setelah tambang Minyak Bumi di Arab di rebut atau di negoisasi ulang, Arab Saudi menjadi kaya dan bisa mensejahterakan rakyatnya.
Bagaimana dengan Indonesia ??
apakah kalian sebagai generasi penerus bangsa akan membiarkan negara kita di jajah Ekonominya ??
ada banyak perusahaan asing di Indonesia diantaranya :
- ConocoPhilips
- Shell
- Chevron , dll...
jika PT. Freeport dan perusahaan asing lainnya dapat kita rebut kembali , harga BBM sekarang mungkin hanya seharga Rp. 1500,. sebenarnya yang membuat harga BBM naik itu adalah perusahaan asing. di hitung dari GNP Indonesia atau utang Indonesia perkiraan antar 1.2-1.6 Triliyun. bisa di bayangkan. sedangkan penghasilan PT. Freeport adalah sekitar 1.5 Triliyun. dan jika tambang emas di Papua bisa kita ambil alih , sekarang kita bisa membayar hutang-hutang Indonesia. ada lagi , gaji 10 pegawai di salah satu perusahaan asing itu per bulannya hampir sekitar Rp. 78,5 Miliar sama dengan hasil gaji per tahunnya Presiden Indonesia yaitu sekitar Rp. 80 Miliar per tahun. wow fantastis ......
kalian sebagai penerus bangsa sudah saatnya berjuang melawan penjajah asing di negara kita sendiri. apa kita rela Bangsa kita di ambil oleh penjajah. 350 tahun Indonesia di jajah Belanda , dan kita sudah di bodohi dan di iming-imingi uang yang melimpah , tapi kita malah menyiksa diri kita sendiri.
-Bangkit itu susah , susah melihat orang lain susah , senang melihat orang lain senang.
-Bangkit itu takut , takut korupsi , takut makan yang bukan haknya.
-Bangkit itu mencuri , mencuri perhatian dunia dalam prestasi.
-Bangkit itu Marah , Marah bila martabat Bangsa di lecehkan.
-Bangkit itu Malu , Malu jadi Benalu , Malu karena minta melulu.
-Bangkit itu tidak ada , tidak ada kata menyerah , tidak ada kata putus asa.
-Bangkit itu Aku (Soekarno) , untuk Indonesia Ku.
tambahan dari agan bmw5series
baca juga yang ini
Spoiler for No Freedom:
Indonesia sekarang sedang di jajah oleh bangsa asing , tapi tidak dengan perang atau apapun , tapi di jajah Ekonominya Indonesia. lihat sekarang perusahaan yang sedang menduduki wilayah papua , yang bernama PT. Freeport. ini dia ulasannya tentang PT. Freeport.
Spoiler for PT Freeport:
PT FreeportIndonesia adalah sebuah perusahaan afiliasi dari Freeport-McMoRan Copper & Gold Inc.. PT Freeport Indonesia menambang, memproses dan melakukan eksplorasi terhadap bijih yang mengandung tembaga, emas, dan perak. Beroperasi di daerah dataran tinggi di kabupaten Mimika, provinsi Papua, Indonesia. Freeport Indonesia memasarkan konsentrat yang mengandung tembaga, emas dan perak ke seluruh penjuru dunia.
Sejarah
Awal mula PT Freeport Indonesia berdiri, sesungguhnya terdapat kisah perjalanan yang unik untuk diketahui. Pada tahun 1904-1905 suatu lembaga swasta dari Belanda Koninklijke Nederlandsche Aardrijkskundig Genootschap (KNAG) yakni Lembaga Geografi Kerajaan Belanda, menyelenggarakan suatu ekspedisi ke Papua Barat Daya yang tujuan utamanya adalah mengunjungi Pegunungan Salju yang konon kabarnya ada di Tanah Papua.
Catatan pertama tentang pegunungan salju ini adalah dari Kapten Johan Carstensz yang dalam perjalanan dengan dua kapalnya Aernem dan Pera ke “selatan” pada tahun 1623 di perairan sebelah selatan Tanah Papua, tiba-tiba jauh di - pedalaman melihat kilauan salju dan mencatat di dalam buku hariannya pada tanggal 16 Februari 1623 tentang suatu pegungungan yang “teramat tingginya” yang pada bagian-bagiannya tertutup oleh salju. –Catatan Carsztensz ini menjadi cemoohan kawan-kawannya yang menganggap Carstensz hanya berkhayal.
Walaupun ekspedisi pertama KNAG tersebut tidak berhasil menemukan gunung es yang disebut-sebut dalam catatan harian Kapten Carstensz, inilah cikal bakal perhatian besar Belanda terhadap daerah Papua. Peta wilayah Papua pertama kali dibuat dari hasil ekspedisi militer ke daerah ini pada tahun 1907 hingga 1915. Ekspedisi-ekspedisi militer ini kemudian membangkitkan hasrat para ilmuwan sipil untuk mendaki dan mencapai pegunungan salju.
Beberapa ekspedisi Belanda yang terkenal dipimpin oleh Dr. HA.Lorentz dan Kapten A. Franzen Henderschee. Semua dilakukan dengan sasaran untuk mencapai puncak Wilhelmina (Puncak Sudirman sekarang) pada ketinggian 4,750 meter. Nama Lorentz belakangan diabadikan untuk nama Taman Nasional Lorentz di wilayah suku Asmat di pantai selatan.
Pada pertengahan tahun 1930, dua pemuda Belanda Colijn dan Dozy, keduanya adalah pegawai perusahaan minyak NNGPM yang merencanakan pelaksanaan cita-cita mereka untuk mencapai puncak Cartensz. Petualangan mereka kemudian menjadi langkah pertama bagi pembukaan pertambangan di Tanah Papua empat puluh tahun kemudian.
Pada tahun 1936, Jean Jacques Dozy menemukan cadangan Ertsberg atau disebut gunung bijih, lalu data mengenai batuan ini dibawa ke Belanda. Setelah sekian lama bertemulah seorang Jan Van Gruisen – Managing Director perusahaan Oost Maatchappij, yang mengeksploitasi batu bara di Kalimantan Timur dan Sulawesi Tengggara dengan kawan lamanya Forbes Wilson, seorang kepala eksplorasi pada perusahaan Freeport Sulphur Company yang operasi utamanya ketika itu adalah menambang belerang di bawah dasar laut. Kemudian Van Gruisen berhasil meyakinkan Wilson untuk mendanai ekspedisi ke gunung bijih serta mengambil contoh bebatuan dan menganalisanya serta melakukan penilaian.
Pada awal periode pemerintahan Soeharto, pemerintah mengambil kebijakan untuk segera melakukan berbagai langkah nyata demi meningkatkan pembanguan ekonomi. Namun dengan kondisi ekonomi nasional yang terbatas setelah penggantian kekuasaan, pemerintah segera mengambil langkah strategis dengan mengeluarkan Undang-undang Modal Asing (UU No. 1 Tahun 1967).
Pimpinan tertinggi Freeport di masa itu yang bernama Langbourne Williams melihat peluang untuk meneruskan proyek Ertsberg. Beliau bertemu Julius Tahija yang pada zaman Presiden Soekarno memimpin perusahaan Texaco dan dilanjutkan pertemuan dengan Jendral Ibnu Sutowo, yang pada saat itu menjabat sebagai Menteri Pertambangan dan Perminyakan Indonesia. Inti dalam pertemuan tersebut adalah permohonan agar Freeport dapat meneruskan proyek Ertsberg. Akhirnya dari hasil pertemuan demi pertemuan yang panjang Freeport mendapatkan izin dari pemerintah untuk meneruskan proyek tersebut pada tahun 1967. Itulah Kontrak Karya Pertama Freeport (KK-I). Kontrak karya tersebut merupakan bahan promosi yang dibawa Julius Tahija untuk memperkenalkan Indonesia ke luar negeri dan misi pertamanya adalah mempromosikan Kebijakan Penanaman Modal Asing ke Australia.
Sebelum 1967 wilayah Timika adalah hutan belantara. Pada awal Freeport mulai beroperasi, banyak penduduk yang pada awalnya berpencar-pencar mulai masuk ke wilayah sekitar tambang Freeport sehingga pertumbuhan penduduk di Timika meningkat. Tahun 1970 pemerintah dan Freeport secara bersama-sama membangun rumah-rumah penduduk yang layak di jalan Kamuki. Kemudian dibangun juga perumahan penduduk di sekitar selatan Bandar Udara yang sekarang menjadi Kota Timika.
Pada tahun 1971 Freeport membangun Bandar Udara Timika dan pusat perbekalan, kemudian juga membangun jalan-jalan utama sebagai akses ke tambang dan juga jalan-jalan di daerah terpencil sebagai akses ke desa-desa Tahun 1972, Presiden Soeharto menamakan kota yang dibangun secara bertahap oleh Freeport tersebut dengan nama Tembagapura. Pada tahun 1973 Freeport menunjuk kepala perwakilannya untuk Indonesia sekaligus sebagai presiden direktur pertama Freeport Indonesia. Adalah Ali Budiarjo, yang mempunyai latar belakang pernah menjabat Sekretaris Pertahanan dan Direktur Pembangunan Nasional pada tahun 1950-an, suami dari Miriam Budiarjo yang juga berperan dalam beberapa perundingan kemerdekaan Indonesia, sebagai sekretaris delegasi Perundingan Linggarjati dan anggota delegasi dalam perjanjian Renville.
Investasi
1. 8,6 miliar dengan perkiraan tambahan investasi sebesar USD 16-18 Miliar untuk pengembangan bawah tanah ke depan.
2. 94% total investasi tambang tembaga di Indonesia
3. 30% total investasi di Papua
4. 5% total investasi di Indonesia.
Dampak negatif dan kontroversi PT Freeport Indonesia
Selama penambangan sejak awal berdiri PTFI sudah banyak kerusakan lingkungan yang nyata terjadi di daerah Papua. Sungai yang tercemar logam berat sampai kerusakan permanen pada hutan di sekitar pertambangan yang turut merusak kekayaan hayati di Indonesia. Dampak secara tak langsung juga merugikan masyarakat yang hidup bergantung pada sungai di Papua.
Sebanyak kurang lebih 300.000 Ton/Hari Limbah dihasilkan dan dibuang dari proses pertambangan oleh perusahaan Amerika tersebut ke hutan dan sungai sehingga menyebabkan matinya hewan dan tumbuhan serta meracuni penduduk yang bergantung pada lingkungan di Papua. Kerusakan lingkungan hidup tidak begitu di perhatikan oleh PTFI asal Amerika tersebut karena tidak menguntungkan pada perusahaan.
Masyarakat lokal hanya dijadikan buruh dengan upah yang tidak sesuai dengan keuntungan yang didapat oleh PTFI per tahun. Ratusan ribu ton bijih Emas, Perak, dan tembaga dihasilkan dan di bawa ke Amerika yang diambil dari Negara Indonesia tanpa ada dampak Positif bagi masyarakat setempat. Tidak ada perbaikan kualitas pendidikan, pekerjaan, maupun penghasilan yang didapat masyarakat Papua dari keberadaan PTFI di Indonesia. Dengan hasil tambang jutaan Ton, tidak ada pembangunan infrastruktur bagi masyarakat setempat.
Kehidupan masyarakat setempat juga terancam dengan keberadaan PTFI asal Amerika tersebut, karena masyarakat yang bukan pekerja PTFI bisa di usir, bahkan di tembak jika mendekati area pertambangan tanpa izin. walaupun masyarakat Papua hanya mencari hasil hutan di Sekitar PTFI.
Negara Indonesia dirugikan dengan adanya PTFI. Sebanyak jutaan Ton Bijih Emas, Perak, dan Tembaga ditambang dari Papua, negara Hanya mendapatkan paling banyak 10% dari keuntungan yang didapat oleh PTFI. Karena PTFI melakukan pemurnian di negara asalnya yaitu Amerika serikat.
PTFI tidak mengindahkan keselamatan pekerjanya yaitu masyarakat Papua sendiri. hal ini terbukti saat terjadi runtuhnya tambang pada akhir 2012 lalu, tidak ada penanganan serius dari PTFI bagi para korban (dan keluarga). Bahkan kunjungan menteri dan instansi terkait untuk melakukan penyelidikan kasus, dihambat oleh Pimpinan PT Freeport Indonesia, sehingga penyelidikan lebih lanjut tidak bisa dilakukan.
PTFI berusaha menyuap aparat dengan menambah uang lelah (gratifikasi) untuk penjagaan pabrik penambangan dari masyarakat setempat.
Perpanjangan Kontrak Kerja PT Freeport Indonesia Hanya akan merugikan masyarakat, bangsa, dan Negara selama puluhan tahun yang akan datang.
Perpanjangan kontrak PTFI merupakan bentuk ketidakpedulian pemerintah pada masyarakat Indonesia bagian timur selama puluhan tahun yang akan datang.
agan tau tidak negara mana penghasil minyak bumi terbesar di dunia ??
kalau tidak tau berikut ulasannya ..
Spoiler for Minyak Bumi:
negara penghasil Minyak Bumi terbesar adalah Arab Saudi. karena Arab Saudi sendiri yang mengolahnya , bukan bangsa asing. lihat Arab Saudi yang sekarang , mereka sekarang menjadi negara yang kaya. BBM di Arab Saudi hanya seharga Rp. 2000,. tapi mereka bisa mensejahterakan rakyatnya. kenapa kok bisa menjadi kaya ? karena mereka menjual Minyak Bumi ke berbagai negara termasuk AS. Arab Saudi menjual Minyak Bumi ke AS dengan harga yang sangat mahal , karena AS akan hancur bila tidak ada Minyak Bumi dari Arab Saudi. lihat perbandingan Mekkah yang dulu dan sekarang ..
Spoiler for Mekkah Zaman dulu:
Spoiler for Mekkah Zaman sekarang:
kenapa sekarang dan dulu berbeda ?? dulu pada tahun 1967 an , Arab Saudi menjadi negara paling miskin di dunia. karena mereka banyak hutang. tapi setelah tambang Minyak Bumi di Arab di rebut atau di negoisasi ulang, Arab Saudi menjadi kaya dan bisa mensejahterakan rakyatnya.
Bagaimana dengan Indonesia ??
Spoiler for Freedom Indonesia:
apakah kalian sebagai generasi penerus bangsa akan membiarkan negara kita di jajah Ekonominya ??
ada banyak perusahaan asing di Indonesia diantaranya :
- ConocoPhilips
- Shell
- Chevron , dll...
jika PT. Freeport dan perusahaan asing lainnya dapat kita rebut kembali , harga BBM sekarang mungkin hanya seharga Rp. 1500,. sebenarnya yang membuat harga BBM naik itu adalah perusahaan asing. di hitung dari GNP Indonesia atau utang Indonesia perkiraan antar 1.2-1.6 Triliyun. bisa di bayangkan. sedangkan penghasilan PT. Freeport adalah sekitar 1.5 Triliyun. dan jika tambang emas di Papua bisa kita ambil alih , sekarang kita bisa membayar hutang-hutang Indonesia. ada lagi , gaji 10 pegawai di salah satu perusahaan asing itu per bulannya hampir sekitar Rp. 78,5 Miliar sama dengan hasil gaji per tahunnya Presiden Indonesia yaitu sekitar Rp. 80 Miliar per tahun. wow fantastis ......
kalian sebagai penerus bangsa sudah saatnya berjuang melawan penjajah asing di negara kita sendiri. apa kita rela Bangsa kita di ambil oleh penjajah. 350 tahun Indonesia di jajah Belanda , dan kita sudah di bodohi dan di iming-imingi uang yang melimpah , tapi kita malah menyiksa diri kita sendiri.
Spoiler for INGAT !!!:
-Bangkit itu susah , susah melihat orang lain susah , senang melihat orang lain senang.
-Bangkit itu takut , takut korupsi , takut makan yang bukan haknya.
-Bangkit itu mencuri , mencuri perhatian dunia dalam prestasi.
-Bangkit itu Marah , Marah bila martabat Bangsa di lecehkan.
-Bangkit itu Malu , Malu jadi Benalu , Malu karena minta melulu.
-Bangkit itu tidak ada , tidak ada kata menyerah , tidak ada kata putus asa.
-Bangkit itu Aku (Soekarno) , untuk Indonesia Ku.
Spoiler for SS :
tambahan dari agan bmw5series
Quote:
sebenernya yg bikin bbm mahal itu indonesia sendiri gan, bukan perusahaan asing.
ane coba jelaskan :
dari peta indonesia yg ada bendera2 asing nya tersebut, memang perlihat indonesia dikuasai oleh asing, tapi tidak sepenuhnya benar seperti itu.
semua perusahaan asing tersebut, ada perjanjian kontrak kerjasama dengan SKK Migas. maka itu perusahaan2 asing itu disebut "Kontraktor Kontrak Kerja Sama"
Seperti agan ketahui, proses untuk mendapatkan minyak itu tidak mudah. dari mulai survey, rig (dari kecil hingga besar), pipe laying, distribution, dll. semua dilakukan oleh perusahaan tersebut.
dalam pekerjaan nya, uang yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dari kantong mereka sendiri, baru nanti semua biaya2 tersebut diganti oleh negara (dalam hal ini SKK Migas).
dan untuk agan ketahui, semua ladang minyak di indonesia adalah sumur tua, dan tidak ada pembukaan sumur baru setelah jaman soeharto.
hal ini dikarenakan, biaya untuk survey mencari sumur minyak baru itu tidaklah murah, dan jika minyak tidak didapatkan, maka biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut TIDAK DIGANTI OLEH NEGARA.
saat ini, semua perusahaan asing minyak tersebut berusaha memaksimalkan sumur tua untuk terus berproduksi.
lalu setelah produksi bagaimana?
ini yang penting, rata2 pembagian perusahaan asing tersebut dengan pemerintah indonesia adalah:
perusahaan : 15%
Indonesia : 85%
besar kan bagian negara? 15% itulah yg jadi keuntungan dari perusahaan asing tersebut, selain mungkin dari mark up untuk penggantian biaya2 selama operasi yang bisa di back charge ke negara.
pada satu sisi, ini menguntungkan Indonesia.
tapi jika agan menjadi pengusaha? 15% dari hasil minyak yg entah hasilnya cuma seberapa, dan dengan investasi milyaran dollar yang harus ditalangi oleh uang sendiri sebelum diganti oleh negara, apakah itu worthed?
sedangkan untuk eksplorasi sendiri, negara ga mau. itung2an nya gini:
kalau negara yang nyari sumur baru dan eksplorasi pasti nyuruh pertamina yang mengerjakan.
pertamina itu uangnya kan uang negara juga. nah jika TIDAK DITEMUKAN minyak, yang rugi ya negara juga kan?
belum lagi SDM kita belum sampai kearah sana.
maka itu, pemerintah menyuruh swasta asing utk mengerjakan itu semua. tapi dengan pembagian yg memang kecil, dan resiko rugi super besar, perusahaan asing juga berpikir panjang untuk survey sumur baru.
inilah yang berkorelasi dengan harga BBM Mahal di indonesia....
dengan sedikitnya hasil minyak dari indonesia, dan tingginya permintaan minyak dalam negeri, mau tidak mau, pemerintah import minyak.
kalau saya tidak salah, please CMIIW, produksi indonesia hanya sekitar 80.000 barrel per hari, sedangkan kebutuhan adalah 150.000 barrel per hari.
selisihnya mau tidak mau harus import.
ditambah lagi, krn indonesia tidak punya pengolahan bahan bakar sendiri, mau tidak mau yg 80.000 barrel tersebut di eksport utk diolah jadi BBM, lalu kita import lagi sesudah jadi bensin.
semoga bisa membantu menambah pengetahuan dan membantu memberikan ide apa yang pemerintah harusnya lakukan
*page one kalau berkenan
ane coba jelaskan :
dari peta indonesia yg ada bendera2 asing nya tersebut, memang perlihat indonesia dikuasai oleh asing, tapi tidak sepenuhnya benar seperti itu.
semua perusahaan asing tersebut, ada perjanjian kontrak kerjasama dengan SKK Migas. maka itu perusahaan2 asing itu disebut "Kontraktor Kontrak Kerja Sama"
Seperti agan ketahui, proses untuk mendapatkan minyak itu tidak mudah. dari mulai survey, rig (dari kecil hingga besar), pipe laying, distribution, dll. semua dilakukan oleh perusahaan tersebut.
dalam pekerjaan nya, uang yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut dari kantong mereka sendiri, baru nanti semua biaya2 tersebut diganti oleh negara (dalam hal ini SKK Migas).
dan untuk agan ketahui, semua ladang minyak di indonesia adalah sumur tua, dan tidak ada pembukaan sumur baru setelah jaman soeharto.
hal ini dikarenakan, biaya untuk survey mencari sumur minyak baru itu tidaklah murah, dan jika minyak tidak didapatkan, maka biaya yang dikeluarkan perusahaan tersebut TIDAK DIGANTI OLEH NEGARA.
saat ini, semua perusahaan asing minyak tersebut berusaha memaksimalkan sumur tua untuk terus berproduksi.
lalu setelah produksi bagaimana?
ini yang penting, rata2 pembagian perusahaan asing tersebut dengan pemerintah indonesia adalah:
perusahaan : 15%
Indonesia : 85%
besar kan bagian negara? 15% itulah yg jadi keuntungan dari perusahaan asing tersebut, selain mungkin dari mark up untuk penggantian biaya2 selama operasi yang bisa di back charge ke negara.
pada satu sisi, ini menguntungkan Indonesia.
tapi jika agan menjadi pengusaha? 15% dari hasil minyak yg entah hasilnya cuma seberapa, dan dengan investasi milyaran dollar yang harus ditalangi oleh uang sendiri sebelum diganti oleh negara, apakah itu worthed?
sedangkan untuk eksplorasi sendiri, negara ga mau. itung2an nya gini:
kalau negara yang nyari sumur baru dan eksplorasi pasti nyuruh pertamina yang mengerjakan.
pertamina itu uangnya kan uang negara juga. nah jika TIDAK DITEMUKAN minyak, yang rugi ya negara juga kan?
belum lagi SDM kita belum sampai kearah sana.
maka itu, pemerintah menyuruh swasta asing utk mengerjakan itu semua. tapi dengan pembagian yg memang kecil, dan resiko rugi super besar, perusahaan asing juga berpikir panjang untuk survey sumur baru.
inilah yang berkorelasi dengan harga BBM Mahal di indonesia....
dengan sedikitnya hasil minyak dari indonesia, dan tingginya permintaan minyak dalam negeri, mau tidak mau, pemerintah import minyak.
kalau saya tidak salah, please CMIIW, produksi indonesia hanya sekitar 80.000 barrel per hari, sedangkan kebutuhan adalah 150.000 barrel per hari.
selisihnya mau tidak mau harus import.
ditambah lagi, krn indonesia tidak punya pengolahan bahan bakar sendiri, mau tidak mau yg 80.000 barrel tersebut di eksport utk diolah jadi BBM, lalu kita import lagi sesudah jadi bensin.
semoga bisa membantu menambah pengetahuan dan membantu memberikan ide apa yang pemerintah harusnya lakukan
*page one kalau berkenan
baca juga yang ini
Quote:
Diubah oleh dimaseza12 12-09-2014 06:59
0
5.5K
Kutip
37
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan