TS
dp.ajie
[Orific] Pokemom : The Rising Hero
Pokemom : The Rising Hero
Genre : Slice of life, Action, Thriller, Fantasy, Romance, Mistery, dsb.
Genre : Slice of life, Action, Thriller, Fantasy, Romance, Mistery, dsb.
Spoiler for Pokemom:
Jakarta, 2024.
Panas terik matahari tak menghalangi antusias para penonton untuk menyaksikan laga final Kejuaraan Pokemom Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno Senayan.
Kejuaraan tahunan yang telah berlangsung selama hampir sebulan itu akhirnya mendapatkan dua kontestan yang berhak maju ke babak final setelah berhasil menyingkirkan kontestan-kontestan lainnya yang berasal dari seluruh penjuru negeri.
Kedua kontestan yang akan bertemu di final itu adalah Saprol yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah dan Maruli Hutapea dari Medan, Sumatra Utara.
Pokemom adalah Mommy atau Ibu atau Emak 3D yang diciptakan berdasarkan informasi asli dari Ibu sang master. Sehingga fisik dan sifat Pokemom memiliki kemiripan hingga 99% dengan emak asli master Pokemom. Emak virtual tersebut dapat disimpan di dalam pokeball saat tidak digunakan untuk bertanding.
Sedangkan pertandingan Pokemom adalah pertandingan tiga babak yang akan mengadu skil ngebacot, ngerumpi, dan melakukan propaganda atau adu domba.
Pokemom yang menang adalah Pokemom yang mendapat poin lebih banyak atau berhasil membuat K.O lawannya dengan menggunakan lidah tajam, tatapan sinis, tampang super jutek atau hal-hal keji khas ibu-ibu yang lain.
Dan orang yang bertugas sebagai pengawas pertandingan disebut sebagai Pak RT.
Waktu telah menunjukan pukul satu siang, dan akhirnya saat-saat yang dinanti-nantikan hampir tiba. Kedua kontestan sudah berada di atas arena dan siap melakukan pertarungan Pokemom.
Pak RT juga telah berada di posisinya, pinggir tengah arena.
"Selamat datang di kejuaraan Pokemom tingkat nasional," suara sang komentator membahana melalui pengeras suara yang terpasang di sudut-sudut stadion, dan wajahnya terpampang pada monitor-monitor besar yang ada di sudut-sudut stadion juga. "Sebentar lagi kita akan menyaksikan pertandingan yang akan menentukan juara Pokemom tahun ini."
Suara gemuruh teriakan dan tepuk tangan penonton menggema di stadion GBK.
"Pada sudut biru telah berdiri Saprol yang memiliki Pokemom bernama Supini," komentator itu kembali berbicara di depan microphone. "Dan di sudut merah adalah Maruli dengan Pokemom bernama Magdalena Sirait."
Suara genderang dan yel-yel penyemangat diteriakan oleh pendukung masing-masing kontestan.
"Sebagaimana kita ketahui," kata si komentator lagi, "Pokemom Supini memiliki jurus maut yang telah berhasil melumat habis musuh-musuhnya di atas arena. Jurus terkenal Supini adalah jurus 'cocot bodhol'* yang akan membuat telinga musuhnya berdarah-darah karena mengalami pendarahan otak setelah mendengar omelan-omelan cerewet yang super pedas dan super keji dari Supini."
"Sedangkan Pokemom milik Maruli," si komentator berteriak lagi, "memiliki jurus spesial yang dapat memutar balikan fakta saat berdebat. Sekuat apapun musuhnya berusaha, maka argumen yang dilontarkan akan segera diputar balik dan menghancurkan dirinya sendiri hingga mulutnya berbusa dan kejang-kejang."
"Siapakah yang akan berhasil meraih gelar kehormatan sebagai master Pokemom nomor satu di Indonesia tahun ini? Kita akan menyaksikannya sesaat lagi setelah iklan berikut ini."
Kejuaraan pokemom yang juga disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun tivi nasional ini kemudian diselingi oleh iklan-iklan pembalut dan deterjen.
Setelah jeda pariwara yang berlangsung cukup lama, akhirnya siaran pertandingan final kejuaraan Pokemom disiarkan kembali.
Kedua kontestan sudah menggenggam erat pokeball dan menunggu aba-aba dari Pak RT. Suasana tegang menyelimuti arena pertandingan yang berada di tengah-tengah stadion.
"Emakku pasti akan melibas Emak kau!!" Kata Maruli dengan logat bataknya yang kental.
Dengan senyuman merendahkan, Saprol membalas gertakan Maruli. "Oh, ora bisa kayak kuwek! Biyunge inyong** pasti akan membuat Emakmu terkapar tak berdaya hanya dalam waktu lima detik saja." Kata saprol dengan nada yang keji sekeji-kejinya.
"Apa kau pikir mamakku akan mudah kau kalahkan hah?!" Balas Maruli. "Mamakku telah dilengkapi dengan daster suci yang belum pernah dicuci selama berabad-abad sehingga baunya dapat menangkal jurus pamungkas dari mamakmu itu!"
"Ndak usah banyak omong kamu! Nanti kamu akan merasakan sendiri betapa dahsyatnya gelombang kehancuran yang dihasilkan oleh kibasan bulu ketek ekstra lebat dari Biyunge inyong!" Saprol balik menggertak dengan logat khas Ngapaknya.
"Pemirsa," si komentator tiba-tiba menyela adu mulut kedua kontestan, "pe-pe-mi-mir-sa-sa!" Tangan kanan si komentator dan bibir tebalnya bergerak liar ketika ia bicara.
"Tampaknya kondisi di atas arena telah memanas!" Kata komentator. "Sebelum melangsungkan pertandingan, kita akan membahas prediksi-prediksi pertandingan dengan para pengamat yang sudah hadir bersama saya."
"Bung Towel dan Bung Kus, bagaimana menurut pendapat anda tentang pertandingan yang sebentar lagi akan dimulai ini bung?!"
Lalu seseorang yang bernama Bung Towel mulai mengatakan prediksinya. "Terima kasih atas kesempatannya Bung Ruweynaldi," Bung Towel berbicara, "pertandingan yang sangat menarik saya rasa. Karena kedua kontestan memiliki Pokemom yang sudah terkenal keganasannya. Saya rasa pertandingan antara Ngapak melawan Batak ini adalah pertandingan paling seru sejak pertama kali kejuaraan Pokemom digelar. Saya sendiri sangat kesulitan untuk memprediksi siapa yang akan keluar menjadi juaranya Bung."
"Anda dengar sendiri pemirsa," kata komentator Ruweynaldi melalui mikropon yang ada di meja, "seorang pakar seperti Bung Towel saja mengalami kesulitan dalam memprediksi. Selanjutnya kita akan mendengar komentar dari Bung Kus. Silahkan Bung!"
"Di atas kertas," kata Bung Kus, "Maruli sangat berpeluang untuk menjadi pemenangnya Bung. Kita semua sudah mengetahui bahwa pertahanan Pokemom miliknya sangatlah kokoh. Selama ini belum ada yang dapat merobek daster suci andalannya."
"Yang jadi pertanyaan," Bung Kus masih berbicara, "apakah gelombang supersonik yang dihasilkan oleh kepakan bulu ketek Pokemom milik Saprol dapat menembus pertahanan absolut daster suci milik Pokemom Maruli?"
"Pemirsaaaaahhh! Pe-pe-mi-mir-sa-sahhh!!" Komentator Ruweynaldi berteriak lagi dengan gerakan bibirnya yang semakin liar dan semburan ludahnya yang juga semakin keji. "Kita mulai saja pertandingan paling prestisius tahun ini, laga final Pokemom National Championship, dimulai!!"
Kemudian kedua kontestan melempar pokeball ke dalam arena pertandingan.
"Kita kembali lagi ke pertandingan pemirsahh. Kedua kontestan telah melemparkan pokeball mereka ke dalam arena." Kata komentator kita, Bung Ruweynaldi.
Pokeball yang pertama kali menyentuh lantai arena adalah milik Saprol. Setelah pokeball itu terbuka, bersama kilatan cahaya munculah sesosok emak yang menggunakan kemben dan tengtop, muka yang telah dimodifikasi sehingga lubang hidungnya menjadi ekstra besar yang hampir menyamai ukuran lubang mulutnya, tahi lalat super yang berada di sudut kiri bibirnya dan rambut panjang yang digelung. Tatapan matanya pun sangat keji. Bagaikan seorang emak yang baru saja mengetahui anaknya telah menggelapkan uang sekolahnya.
Kemudian disusul kemunculan sosok Pokemom milik Maruli. Sesosok emak yang memakai daster putih kumal yang membungkus tubuh penuh lemaknya, rambut keriting acak-acakan seperti rambut singa jantan, rahangnya yang tegas, dan lengannya yang sebesar paha milik masternya. Tatapan Pokemom milik Maruli pun tak kalah keji. Tatapannya setajam tatapan seorang emak yang tanpa sengaja mengintip anaknya sedang berbuat asusila dan men-dzalimi bantal guling di kamarnya.
Kedua Pokemom saling pandang dan menunggu perintah dari masternya.
Namun Pak RT yang bertugas selaku pengawas pertandingan justru menghilang secara tiba-tiba dari posisi yang seharusnya.
Dan secara tiba-tiba juga Justin Bieber muncul di tengah-tengah arena disusul oleh beberapa penari latar yang berbadan kekar. Kemudian Justin mulai menari dan bernyanyi, "baby...baby..baby...oh..."
Hal yang lebih mengejutkan adalah Pokemom Saprol melompat dari arena dan kini berdiri di depan Saprol dan menampari pipinya. "Prol... Ada telpon masuk ini Prol! Bangun Prol! Siapa tahu telepon panggilan kerja Prol!"
Saprol terkejut setengah mati saat membuka matanya. Persis di depan wajahnya, emaknya masih menampari pipinya sambil menyodorkan hape miliknya.
"Supini?! Kenapa kamu malah menyerang mastermu sendiri hah?!!" Kedua tangan Saprol langsung menerkam leher emaknya dan mencekiknya sekuat tenaga.
"Kurang ajar! Bocah durhaka! Mau membunuh emakmu sendiri ya!" Emak Saprol meronta-ronta sambil memukul-mukul kepala Saprol menggunakan hape.
* Terjemahan : mulut rusak
** Terjemahan : Tidak bisa seperti itu! Emak saya pasti bisa....
Biyunge inyong adalah bahasa daerah masyarakat Banyumas yang berarti Ibu Saya.
Panas terik matahari tak menghalangi antusias para penonton untuk menyaksikan laga final Kejuaraan Pokemom Tingkat Nasional yang diselenggarakan di Gelora Bung Karno Senayan.
Kejuaraan tahunan yang telah berlangsung selama hampir sebulan itu akhirnya mendapatkan dua kontestan yang berhak maju ke babak final setelah berhasil menyingkirkan kontestan-kontestan lainnya yang berasal dari seluruh penjuru negeri.
Kedua kontestan yang akan bertemu di final itu adalah Saprol yang berasal dari Banyumas, Jawa Tengah dan Maruli Hutapea dari Medan, Sumatra Utara.
Pokemom adalah Mommy atau Ibu atau Emak 3D yang diciptakan berdasarkan informasi asli dari Ibu sang master. Sehingga fisik dan sifat Pokemom memiliki kemiripan hingga 99% dengan emak asli master Pokemom. Emak virtual tersebut dapat disimpan di dalam pokeball saat tidak digunakan untuk bertanding.
Sedangkan pertandingan Pokemom adalah pertandingan tiga babak yang akan mengadu skil ngebacot, ngerumpi, dan melakukan propaganda atau adu domba.
Pokemom yang menang adalah Pokemom yang mendapat poin lebih banyak atau berhasil membuat K.O lawannya dengan menggunakan lidah tajam, tatapan sinis, tampang super jutek atau hal-hal keji khas ibu-ibu yang lain.
Dan orang yang bertugas sebagai pengawas pertandingan disebut sebagai Pak RT.
Waktu telah menunjukan pukul satu siang, dan akhirnya saat-saat yang dinanti-nantikan hampir tiba. Kedua kontestan sudah berada di atas arena dan siap melakukan pertarungan Pokemom.
Pak RT juga telah berada di posisinya, pinggir tengah arena.
"Selamat datang di kejuaraan Pokemom tingkat nasional," suara sang komentator membahana melalui pengeras suara yang terpasang di sudut-sudut stadion, dan wajahnya terpampang pada monitor-monitor besar yang ada di sudut-sudut stadion juga. "Sebentar lagi kita akan menyaksikan pertandingan yang akan menentukan juara Pokemom tahun ini."
Suara gemuruh teriakan dan tepuk tangan penonton menggema di stadion GBK.
"Pada sudut biru telah berdiri Saprol yang memiliki Pokemom bernama Supini," komentator itu kembali berbicara di depan microphone. "Dan di sudut merah adalah Maruli dengan Pokemom bernama Magdalena Sirait."
Suara genderang dan yel-yel penyemangat diteriakan oleh pendukung masing-masing kontestan.
"Sebagaimana kita ketahui," kata si komentator lagi, "Pokemom Supini memiliki jurus maut yang telah berhasil melumat habis musuh-musuhnya di atas arena. Jurus terkenal Supini adalah jurus 'cocot bodhol'* yang akan membuat telinga musuhnya berdarah-darah karena mengalami pendarahan otak setelah mendengar omelan-omelan cerewet yang super pedas dan super keji dari Supini."
"Sedangkan Pokemom milik Maruli," si komentator berteriak lagi, "memiliki jurus spesial yang dapat memutar balikan fakta saat berdebat. Sekuat apapun musuhnya berusaha, maka argumen yang dilontarkan akan segera diputar balik dan menghancurkan dirinya sendiri hingga mulutnya berbusa dan kejang-kejang."
"Siapakah yang akan berhasil meraih gelar kehormatan sebagai master Pokemom nomor satu di Indonesia tahun ini? Kita akan menyaksikannya sesaat lagi setelah iklan berikut ini."
Kejuaraan pokemom yang juga disiarkan secara langsung oleh salah satu stasiun tivi nasional ini kemudian diselingi oleh iklan-iklan pembalut dan deterjen.
Setelah jeda pariwara yang berlangsung cukup lama, akhirnya siaran pertandingan final kejuaraan Pokemom disiarkan kembali.
Kedua kontestan sudah menggenggam erat pokeball dan menunggu aba-aba dari Pak RT. Suasana tegang menyelimuti arena pertandingan yang berada di tengah-tengah stadion.
"Emakku pasti akan melibas Emak kau!!" Kata Maruli dengan logat bataknya yang kental.
Dengan senyuman merendahkan, Saprol membalas gertakan Maruli. "Oh, ora bisa kayak kuwek! Biyunge inyong** pasti akan membuat Emakmu terkapar tak berdaya hanya dalam waktu lima detik saja." Kata saprol dengan nada yang keji sekeji-kejinya.
"Apa kau pikir mamakku akan mudah kau kalahkan hah?!" Balas Maruli. "Mamakku telah dilengkapi dengan daster suci yang belum pernah dicuci selama berabad-abad sehingga baunya dapat menangkal jurus pamungkas dari mamakmu itu!"
"Ndak usah banyak omong kamu! Nanti kamu akan merasakan sendiri betapa dahsyatnya gelombang kehancuran yang dihasilkan oleh kibasan bulu ketek ekstra lebat dari Biyunge inyong!" Saprol balik menggertak dengan logat khas Ngapaknya.
"Pemirsa," si komentator tiba-tiba menyela adu mulut kedua kontestan, "pe-pe-mi-mir-sa-sa!" Tangan kanan si komentator dan bibir tebalnya bergerak liar ketika ia bicara.
"Tampaknya kondisi di atas arena telah memanas!" Kata komentator. "Sebelum melangsungkan pertandingan, kita akan membahas prediksi-prediksi pertandingan dengan para pengamat yang sudah hadir bersama saya."
"Bung Towel dan Bung Kus, bagaimana menurut pendapat anda tentang pertandingan yang sebentar lagi akan dimulai ini bung?!"
Lalu seseorang yang bernama Bung Towel mulai mengatakan prediksinya. "Terima kasih atas kesempatannya Bung Ruweynaldi," Bung Towel berbicara, "pertandingan yang sangat menarik saya rasa. Karena kedua kontestan memiliki Pokemom yang sudah terkenal keganasannya. Saya rasa pertandingan antara Ngapak melawan Batak ini adalah pertandingan paling seru sejak pertama kali kejuaraan Pokemom digelar. Saya sendiri sangat kesulitan untuk memprediksi siapa yang akan keluar menjadi juaranya Bung."
"Anda dengar sendiri pemirsa," kata komentator Ruweynaldi melalui mikropon yang ada di meja, "seorang pakar seperti Bung Towel saja mengalami kesulitan dalam memprediksi. Selanjutnya kita akan mendengar komentar dari Bung Kus. Silahkan Bung!"
"Di atas kertas," kata Bung Kus, "Maruli sangat berpeluang untuk menjadi pemenangnya Bung. Kita semua sudah mengetahui bahwa pertahanan Pokemom miliknya sangatlah kokoh. Selama ini belum ada yang dapat merobek daster suci andalannya."
"Yang jadi pertanyaan," Bung Kus masih berbicara, "apakah gelombang supersonik yang dihasilkan oleh kepakan bulu ketek Pokemom milik Saprol dapat menembus pertahanan absolut daster suci milik Pokemom Maruli?"
"Pemirsaaaaahhh! Pe-pe-mi-mir-sa-sahhh!!" Komentator Ruweynaldi berteriak lagi dengan gerakan bibirnya yang semakin liar dan semburan ludahnya yang juga semakin keji. "Kita mulai saja pertandingan paling prestisius tahun ini, laga final Pokemom National Championship, dimulai!!"
Kemudian kedua kontestan melempar pokeball ke dalam arena pertandingan.
"Kita kembali lagi ke pertandingan pemirsahh. Kedua kontestan telah melemparkan pokeball mereka ke dalam arena." Kata komentator kita, Bung Ruweynaldi.
Pokeball yang pertama kali menyentuh lantai arena adalah milik Saprol. Setelah pokeball itu terbuka, bersama kilatan cahaya munculah sesosok emak yang menggunakan kemben dan tengtop, muka yang telah dimodifikasi sehingga lubang hidungnya menjadi ekstra besar yang hampir menyamai ukuran lubang mulutnya, tahi lalat super yang berada di sudut kiri bibirnya dan rambut panjang yang digelung. Tatapan matanya pun sangat keji. Bagaikan seorang emak yang baru saja mengetahui anaknya telah menggelapkan uang sekolahnya.
Kemudian disusul kemunculan sosok Pokemom milik Maruli. Sesosok emak yang memakai daster putih kumal yang membungkus tubuh penuh lemaknya, rambut keriting acak-acakan seperti rambut singa jantan, rahangnya yang tegas, dan lengannya yang sebesar paha milik masternya. Tatapan Pokemom milik Maruli pun tak kalah keji. Tatapannya setajam tatapan seorang emak yang tanpa sengaja mengintip anaknya sedang berbuat asusila dan men-dzalimi bantal guling di kamarnya.
Kedua Pokemom saling pandang dan menunggu perintah dari masternya.
Namun Pak RT yang bertugas selaku pengawas pertandingan justru menghilang secara tiba-tiba dari posisi yang seharusnya.
Dan secara tiba-tiba juga Justin Bieber muncul di tengah-tengah arena disusul oleh beberapa penari latar yang berbadan kekar. Kemudian Justin mulai menari dan bernyanyi, "baby...baby..baby...oh..."
Hal yang lebih mengejutkan adalah Pokemom Saprol melompat dari arena dan kini berdiri di depan Saprol dan menampari pipinya. "Prol... Ada telpon masuk ini Prol! Bangun Prol! Siapa tahu telepon panggilan kerja Prol!"
Saprol terkejut setengah mati saat membuka matanya. Persis di depan wajahnya, emaknya masih menampari pipinya sambil menyodorkan hape miliknya.
"Supini?! Kenapa kamu malah menyerang mastermu sendiri hah?!!" Kedua tangan Saprol langsung menerkam leher emaknya dan mencekiknya sekuat tenaga.
"Kurang ajar! Bocah durhaka! Mau membunuh emakmu sendiri ya!" Emak Saprol meronta-ronta sambil memukul-mukul kepala Saprol menggunakan hape.
##THE END##
Spoiler for catatan kaki:
* Terjemahan : mulut rusak
** Terjemahan : Tidak bisa seperti itu! Emak saya pasti bisa....
Biyunge inyong adalah bahasa daerah masyarakat Banyumas yang berarti Ibu Saya.
Diubah oleh dp.ajie 14-08-2014 17:54
0
1.1K
Kutip
1
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan