Amerika Serikat telah menawarkan hadiah sebesar
sejak 2011 buat pemberi informasi mengenai Abu Bakr al-Baghdadi, orang yang mengaku sebagai pemimpin Negara Islam (dulu Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS). Ini seperti dikatakan Kementerian Luar Negeri Amerika.

Hadiah tersebut ditawarkan pada Oktober 2011 tapi masih "aktif" hingga sekarang di saat Washington terus mengumpulkan keterangan dapat menghasilkan mengenai keberadaan dan penangkapan Al-Baghdadi, kata Kementerian Luar Negeri Amerika ketika menanggapi pernyataan dari wartawan, seperti dilansir stasiun televisi Zee News, Kamis (10/7).

Gerilyawan dari Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), yang dipimpin oleh Al-Baghdadi, telah menguasai banyak wilayah di bagian utara dan barat Irak sejak awal Juni lalu.

ISIS pada 29 Juni lalu memproklamasikan berdirinya "kekhalifahan" di daerah yang dikuasainya di Suriah dan Irak, di mana Al-Baghdad diangkat sebagai "khalifahnya", dan mengubah nama kelompok itu menjadi "Negara Islam".

Kelompok tersebut, yang dipimpin oleh Abu Bakr Al-Baghdadi, yang mengomandani puluhan ribu petempur, mengatakan tujuan mereka adalah untuk mendirikan Negara Islam di Irak dan Suriah untuk memerangi pemerintahan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki, dari Syiah, dan pemerintahan Presiden Suriah Basyar al-Assad.

Jab

atan senior pemerintah Assad diisi oleh tokoh minoritas Alawi, yang merupakan cabang kelompok Syiah.

Dalam penampilan pertamanya di sebuah rekaman video yang diunggah di Internet pada Sabtu pekan lalu, Al-Baghdad meminta bantuan dan saran.

"Saya menjadi pemimpin Anda sekalian, meski saya bukan yang terbaik di antara Anda, jadi jika Anda menganggap saya benar, bantulah saya," ucap Al-Baghdadi dalam rekaman video itu. "Jika anda memandang saya salah, nasihati saya dan tempatkan saya di jalur yang benar, dan patuhi saya selama saya mematuhi Tuhan bersama kalian."

Kementerian Luar Negeri Amerika menyatakan Al-Baghdadi, yang juga dikenal sebagai Abu Du'a, dilahirkan di Samarra, Irak, pada 1971.

#sumber : Merdeka.com