sayaluguAvatar border
TS
sayalugu
Andai Saja Ayrton Senna Selamat..
Gambaran kecelakaan mengerikan
yang disusul kematian terhadap
Ayrton Senna tentu tidak asing lagi
untuk semua penggemar Formula 1
dan sampai saat ini kecelakaan
tersebut kerap diingat dan
diperbincangkan dan menjadi ikon
trademark dari istilah “motorsport can
be dangerous”. Senna sendiri
merupakan korban terakhir sampai
saat ini yang tewas karena
kecelakaan saat balapan di F1 dan
ironisnya saat kecelakaan tersebut
terjadi ia tengah menikmati posisinya
sebagai pembalap papan atas.
Setelah peristiwa itu terjadi, ada
penyesalan besar atas hilangnya
seorang pria yang luar biasa dan
pesaing yang tangguh. Di bawah
semua duka, Formula 1 tahu bahwa
akibat dari kecelakaan itu adalah
dirampasnya sebuah persaingan
menarik: Senna vs. Schumi. Pemuda
Jerman dan juara dari Brasil telah
bertemu dan bertarung ringan selama
dua musim penuh, namun mereka
masih dalam kaidah saling
menghormati dan tidak ada
persaingan berbuah kemarahan atau
perselisihan. Musim 1994 nampaknya
menjadi titik temu dari pertarungan
Senna dan Schumi. Senna berhasil
meraih tiga pole di tiga balapan awal
musim (termasuk saat balapan maut
di Imola yang merenggut jiwanya)
tetapi saat balapan malah Schumi
yang berhasil meraih kemenangan.
Jadi hari ini kita mengajukan
pertanyaan: apa yang akan terjadi jika
Senna seandainya selamat dari
kecelakaan tersebut? Apa yang akan
terjadi jika mobil Williams yang nahas
di Imola 1994 tersebut tidak
merenggut jiwa Senna? Hasilnya
mungkin akan menjadi persaingan
paling legendaries. Kita semua tahu
Alain Prost telah pensiun di akhir
musim 1993 dan membuat Ayrton
Senna menjadi nama besar tersisa di
F1 saat itu. Senna sendiri mengakui
saat itu bahwa ia seakan kehilangan
motivasi dengan pensiunnya Prost.
Motivasi yang ia maksud adalah
motivasi dirinya untuk membuktikan
bahwa ia lebih baik, lebih cepat dari
Prost. Sekarang yang datang adalah
Michael Schumacher. Schumi
walaupun tidak terlalu akrab sangat
menaruh hormat kepada Senna.
Schumi mewarisi beberapa sifat
Senna diantaranya kecepatan yang
alami, jiwa yang kejam, dan tekad
yang kuat. Saat bertemu Schumi di
awal 1994 Senna tampak bingung
karena sosok yang ia hadapi saat itu
mirip dengan sosok dirinya saat
masih muda. Beberapa kali Senna
juga sempat memprotes aksi Schumi
diatas trek yang menurutnya ilegal
dan berbahaya.
Seperti kita ketahui, 1994 menjadi
salah satu pertarungan terdekat dari
Schumi yang mengendarai Benetton
melawan Williams dengan duet Senna
dan Damon Hill. Setelah Senna tewas,
Hill menjadi tulang punggung
Williams untuk bisa mengejar gelar.
Sampai putaran final di Adelaide,
Schumi bertarung ketat dengan Hill
selama lomba sebelum keduanya
terlibat dalam sebuah insiden
kontroversial yang kemudian
mengantarkan Schumi kepada gelar
dunia pertamanya. Kita asumsikan
Senna masih ada, kemungkinan besar
Senna akan bertarung lebih rapi dan
peluangnya menggapai gelar dunia
keempat akan lebih terang ketimbang
beberapa insiden yang tidak perlu
dari Damon Hill. Namun tetap saja
walaupun kita menganggap Senna
akan mampu memenangi gelar 1994
dengan mulus kita tidak akan pernah
tahu juga apa yang akan dilakukan
Schumi dalam menghadapi Senna
yang memiliki pikiran lebih tenang.
Mari kita asumsikan bahwa Senna
akan terus membalap pada usia yang
sama seperti saingannya, Prost dan
Mansell – Senna akan berusia 39
tahun di 1999. Apa yang akan ia telah
dicapai dalam musim-musim
selanjutnya? Mungkin ia akan
memenangkan gelar 1994 setelah
comeback mendebarkan setelah
kecelakaan di Imola, tetapi ia juga
akan mengakui kekalahan di tahun
1995 kepada Schumacher yang
memperoleh keuntungan dari mesin
Renault yang serupa dengan yang
dipakai Williams dan kemudian
Schumi hengkang ke Ferrari yang
jelas sangat tidak kompetitif di musim
1996. Sementara itu di Williams Senna
terus menancapkan kukunya pada
1996 dan meraih gelar juara dunia
kelimanya dengan mengalahkan rekan
setim yang masih bau kencur yaitu
Jacques Villeneuve
Sekarang sesudah Senna menjadi lima
kali juara dunia, Senna pasti sangat
ingin memenuhi dua ambisi lainnya:
pertama, untuk menjadi pembalap
terbesar sepanjang masa dengan
mengamankan gelar keenam, dan
kedua, yang menjadi impiannya sejak
awal 1990-an: yaitu pensiun bersama
tim Scuderia Ferrari. Akhirnya, pada
tahun 1997, Schumacher dan Senna
mewujudkan tim impian Ferrari.
Dengan bantuan kejeniusan Ross
Brawn dan mobil Rory Byrne Duet
Ferrari ini akan bisa mengalahkan
satu sama lain dan mungkin akan
sedikit berselisih seperti Alonso dan
Hamilton di 2007 yang berebut status
pembalap nomor satu. Disisi lain
Jacques Villeneuve dari Williams
berhasil memanfaatkan kondisi ini
dan ia kemudian berhasil memukul
Schumi dan Senna di balapan terakhir
di Jerez dengan keluar sebagai juara
dunia. Pada tahun 1998, alur
persaingan di Ferrari masih sama,
tapi sekarang Schumacher memiliki
keuntungan di Ferrari dan menjadi
ujung tombak Ferrari untuk melawan
McLaren dan Mika Hakkinen,
meskipun pada akhirnya kalah
dengan selisih poin pendek lagi-lagi
di balapan terakhir musim. Namun
kita lihat sisi lainnya juga,
kehandalan mengemudi Senna yang
konsisten mungkin akan mengantar
Ferrari menjadi juara dunia
konstruktor di 1983 sekalipun harus
bersaing ketat dengan McLaren
terutama pembalap kedua mereka
yaitu David Coulthard. Akhirnya,
Senna yang masih penasaran
kemudian mencoba satu musim lagi
bersama Ferrari. Schumi masih tetap
jadi andalan tetapi ia kemudian
mengalami kecelakaan di Silverstone
dan menyebabkannya absen di
beberapa balapan akibat patah kaki.
Disinilah Senna bergerak cepat dan
berhasil menjadi pengganti yang
sempurna untuk memenuhi tugas dari
Ferrari. McLaren yang sempat goyah
di pertengahan 1999 mungkin akan
menjadi sasaran empuk bagi serangan
Ferrari bersama Senna. Lalu kemudian
Schumi kembali di akhir musim dan ia
memutuskan untuk membantu Senna.
Puncaknya di Jepang, keberanian dan
taktik lama Senna kembali ditunjukan
dam akhirnya ia berhasil meraih gelar
keenamnya sekaligus mengakhiri
rentetan puasa gelar dunia Ferrari
selama 20 tahun. Puas akan hal itu
dan kemudian dianggap sebagai
pahlawan bagi Maranello, Senna
akhirnya pensiun dengan prestasi dan
pujian.
Tentu saja, pasti banyak di antara
Anda yang akan menganggap
hipotetis diatas konyol dan
menggelikan, tapi mungkin ada juga
diantara Anda yang berharap bisa
memundurkan waktu dan melihat
scenario diatas. Apa yang akan
terjadi memang mustahil untuk kita
ketahui, tapi kita tahu bahwa Senna
tidak berniat untuk tinggal selamanya
dan pensiun bersama Williams. Senna
masih tetap ingin membalap dan
pensiun bersama Ferrari, bahkan ia
sempat bilang bahwa ia rela tidak
dibayar atau menerima mobil tidak
kompetitif di akhir kariernya asalkan
ia bisa pensiun bersama Ferrari. Jika
kita melihat peristiwa yang
seharusnya tidak terjadi di Imola
1994, maka kita melihat begitu
banyak peluang bagi Senna telah
membuat sejarah andai saja ia tidak
mengalami kecelakaan tersebut.
Senna akan dikenang sepanjang masa
kalau saja mulus karena ia
memperkuat empat tim legendaries:
Lotus, McLaren, Williams dan Ferrari.
Karena itu juga ia benar-benar akan
memenuhi janjinya untuk mengklaim
tempat di buku-buku sejarah.
Andaikan saja hal itu terjadi…
0
3.9K
24
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan