jomblickAvatar border
TS
jomblick
Subhanallah, Inikah Isyarat Dibalik Hari "H" Pilpres tgl 9/9/2014M atau 11/9/1435H ?
Quote:



Kayaknya semangat Perang Badr yaitu perang fisik pertama kali bagi kaum muslimin dalam sejarah Islam untuk perang melawan (hawa nafsu) kaum muslimin melawan (hawa nafsu) kaum musyrikin pada masa itu, seperti yang di ceramahkan Amin Rais, ada benarnya juga?

Amien Rais: Untuk Menang, Pakai Mental di Perang Badar!
Selasa, 27 Mei 2014 | 14:33 WIB


Ketua Majelis Pertimbangan Partai Amien Rais memberikan sambutan saat membuka Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PAN di Kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu (14/5/2014). PAN menggelar Rakernas guna menetapkan arah koalisi partai pasca-pemilu legislatif April lalu, dan untuk menghadapi pemilihan presiden Juli mendatang.

JAKARTA, KOMPAS.com — Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional Amien Rais mengatakan, partainya belum memikirkan posisi menteri dalam koalisi yang mengusung Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa. Dia mengatakan, PAN akan menggunakan mental Perang Badar dalam menghadapi pemilu presiden ini.

"Dahulukan perjuangan ketimbang bagi-bagi harta rampasan perang," kata Amien menyitir semangat dalam Perang Badar, Selasa (27/5/2014). "Jangan (mental dalam) Perang Uhud, wani pira atau bagaimana nanti rampasan perangnya," imbuh dia, di Masjid Agung Al-Azhar, Jakarta.

Amien mengatakan, prajurit dalam Perang Uhud telah kemasukan kepentingan pribadi yang berorientasi dunia. Dalam Perang Uhud, kata dia, prajurit berperang bukan untuk kebenaran dan keadilan, melainkan demi harta rampasan perang.

Sebaliknya, Amien menyebut bahwa perjuangan para prajurit dalam Perang Badar adalah ikhlas membela kehormatan diri dan tanah air. Karena itu, tutur Amien, kemenangan dapat digenggam dalam Perang Badar.

Sebagai kaum Muslimin, Amien pun menganjurkan penggunaan mentalitas Perang Badar alih-alih Perang Uhud. "Jadi, kalau mulai maju (niatnya seperti di) Perang Uhud, insya Allah kalah. Kalau (niatnya seperti di) Perang Badar, ini siapa, menterinya siapa, itu nanti, insya Allah kita kali ini dimenangkan," ucap mantan Ketua Umum PAN itu.

Partai Amanat Nasional bergabung bersama lima partai politik lain mendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa sebagai calon presiden dan calon wakil presiden. Lima partai lain dalam poros ini adalah Partai Gerakan Indonesia Raya, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Golongan Karya, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Bulan Bintang.
http://nasional.kompas.com/read/2014....Perang.Badar.

Alwi Shihab Kritik Analogi Perang Badar Amien Rais
JUM'AT, 06 JUNI 2014 | 20:06 WIB


Alwi Shihab

TEMPO.CO, Yogyakarta - Pernyataan Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais yang menganologikan pemilihan presiden 2014 ini bak Perang Badar disesalkan mantan Ketua Partai Kebangkitan Bangsa sekaligus tim sukses calon presiden Joko Widodo, Alwi Shihab.

Mantan Menteri Luar Negeri itu menilai dari pernyataan yang dikeluarkan Amien, selaku pendukung calon presiden Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa itu, secara tersirat tampak berniat membawa hal primordial, yakni agama dalam konteks pemilihan presiden yang notabene berada dalam ranah politik.

"Jadi analogi itu sangat keliru dan bisa menimbulkan keresahan masyarakat Indonesia yang majemuk jika agama dibawa-bawa," kata Alwi Shihab seusai menghadiri dialog di Pondok Pesantren Al-Islam, Yogyakarta, Jumat, 6 Juni 2014.

Meski mungkin Amien Rais bisa beralasan jika maksudnya bukan membawa isu SARA dalam analogi itu, namun menurut Alwi Shihab, tafsir masyarakat awam bisa terjebak ke arah sentimen keagamaan. Mengingat kisah perang besar Islam pertama itu ditulis juga dalam Al-Quran.

"Itu kan perang antara nabi (Muhammad SAW) dengan sahabatnya melawan kafir di Mekah, jadi tafsirnya Jokowi dan JK juga bisa dianggap kafir karena Amien mendukung Prabowo," kata dia.

Seharusnya, kata Alwi, Amien lebih berhati-hati dan tepat dalam mengambil analogi agar tak menimbulkan tafsir yang bias dan memicu perpecahan bangsa. "Dengan analogi itu bisa memicu kebencian bagi yang tak paham secara utuh," kata dia.

Menurut mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Kabinet Indonesia Bersatu Jilid I itu, potensi perpecahan akibat agama sangat rentan tatkala sudah masuk dalam ranah kompetisi seperti pemilu ini. Terlebih, kata Alwi Shihab, kubu pendukung Prabowo, sempat memunculkan manifesto kontroversial tentang pemurnian agama. 

Meski akhirnya manifesto itu dihapus sendiri oleh kubu Prabowo setelah banyak mendapat sorotan publik karena bernuansa SARA. "(Manfesto) itu dihapus kan karena ketahuan duluan, lha kalau tidak?" ujar Alwi Shihab.
http://pemilu.tempo.co/read/news/201...dar-Amien-Rais

----------------------------------

Antara ayat-ayat qauliyah dan ayat-ayat kauniyah terdapat hubungan yang sangat erat karena keduanya sama-sama berasal dari Allah. Kalau kita memperhatikan ayat qauliyah, yakni Al-Qur’an, kita akan mendapati sekian banyak perintah dan anjuran untuk memperhatikan ayat-ayat kauniyah. Salah satu diantara sekian banyak perintah tersebut adalah firman Allah dalam QS Adz-Dzariyat ayat 20-21: “Dan di bumi terdapat ayat-ayat (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang yakin. Dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan?”. Dalam ayat ini, jelas-jelas Allah mengajukan sebuah kalimat retoris: “Maka apakah kamu tidak memperhatikan?” Kalimat yang bernada bertanya ini tidak lain adalah perintah agar kita memperhatikan ayat-ayat-Nya yang berupa segala yang ada di bumi dan juga yang ada pada diri kita masing-masing. Inilah ayat-ayat Allah dalam bentuk alam semesta (ath-thabi’ah, nature). Dalam QS Yusuf ayat 109, Allah berfirman: “Maka tidakkah mereka bepergian di muka bumi lalu melihat bagaimana kesudahan orang-orang sebelum mereka?”. Ini juga perintah dari Allah agar kita memperhatikan jenis lain dari ayat-ayat kauniyah, yaitu sejarah dan ihwal manusia (at-tarikh wal-basyariyah).

Setiap peristiwa kejadian di sekitar kita, bahkan ketika ada daun yang jatuh, itu kejadiannya sudah ada yang mengatur (ini ada disebut dalam Al-Qur'an) dan pasti ada makna dibalik semua peristiwa itu. Jadi logika akalnya, bila kejadian selembar daun jatuh saja bukanlah hal yang kebetulan dan mengandung makna, apalagi ada peristiwa hajatan besar seperti Pilpres kali ini, pastilah itu bukan sebuah peristiwa kebetulan, termasuk penetapan hari dan tanggal kejadiannya. Tapi mengapa mengambil Al-Quran sebagai referensi pemaknaan simbol-simbol seperti 'daun jatuh' atau 'pilpres' itu? Itu juga berdasarkan sebuah firman Allah yang berbunyi: "Kami telah menurunkan Al-Quran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu." (QS 16:89). Tapi bagaimana dengan pertanyaan, kok bisa-bisanya mengkaitkan kejadian di fenomena alam dengan ayat Al-Quran tadi? Dalam hal ini Allah juga telah berfirman: "Sesungguhnya atas tanggungan Kami mengumpulkan (di dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacanya maka ikutilah bacaannya itu. Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan Kami menjelaskannya jadi Tuhan sendiri yang akan menjelaskannya ke dalam hati orang-orang beriman, termasuk yang ghoib sekalipun, bila Dia berkendak demikian. Apalagai bila hanya fenomena nyata seperti Pilpres kali ini.

Tapi kok terlalu genit menggatuk-gatukkan ayat-ayat di alam semesta dengan cara demikian, apa tak takut dengan peringatan nabi saw bahwa "barangsiapa menafsirkan Al-Quran berdasarkan pendapat pribadinya, maka dia telah mempersiapkan tempat duduknya dari api neraka". Nah, ini bukan pendapat pribadi, tapi hasil perenungan semata, berdasarkan perintah Allah jua, "Tidakkah mereka merenungkan Al-Quran? Seandainya ia itu dari sisi selain Allah, tentu mereka akan menemukan banyak pertentangan di dalamnya. (QS 4:82)". Proses perenungan, taffakur, insya Allah bagi orang mukmin adalah metode yang mereka pakai dimana saja di dunia ini untuk bisa menangkap makna dari semua fenomena (ayat-ayat) yang terbentang luas di alam semesta ini. Kalau semesta itu makrokosmosnya, maka al-Quran adalah mikrokosmosnya. Kalau alam semesta adalah karya-nyata (riel) ciptaan-Nya, maka al-Quran sebenarnya adalah "idea-Nya" yang dituangkan secara tertulis. Pastilah antara idea dan realita Dia, saling berkaitan dan bisa saling menjelaskan! Ini masalah keyakinan saja. yang tak percaya juga, tak memaksa kok! Wallahu'alam.

emoticon-Matabelo
Diubah oleh jomblick 12-06-2014 01:02
0
11.7K
107
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan