TERLIHAT MEMBAWA SENJATA API SAAT BERPAKAIAN PREMAN, SEORANG POLISI DITERIAKI RAMPOK

Provos anggota Polresta Pekanbaru, Bripka E tertembak di bagian kaki oleh senjatanya sendiri, Selasa (6/5) usai diteriaki rampok oleh R, Pegawai Negeri Sipil (PNS) Dinas Kesehatan (Dinkes) Riau yang juga rekan kerja kakaknya.

Menurut Kabidhumas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, peristiwa kesalah pamahan tersebut bermula saat Bripka E hendak menjemput kakaknya yang berdinas di Dinkes Riau lalu bertemu R. Bripka E melihat R kesulitan memarkirkan mobil lalu mencoba untuk membantunya. R yang kaget melihat Bripka E yang tengah berpakaian preman membawa pistol lalu panik dan meneriakinya rampok.

Diteriaki seperti itu, E coba menenangkan. ‘’Bripka E kemudian menunjukkan pistolnya dan mengatakan dia bukan perampok, melainkan polisi. Kakak Bripka E saat diperiksa juga mengatakan bahwa adiknya menunjukkan KTA (Kartu Tanda Anggota) Polisi saat itu,’’ AKBP Guntur.

Diduga sudah terlanjur panik, R mencoba merebut pistol Bripka E. Bripka E mempertahankan pistolnya agar tidak direbut. Tapi senjata api itu meletus mengenai pahanya. Terkait Bripka E, saat ini ia masih dalam perawatan usai dioperasi akibat luka tembakan pada kakinya. Setelah kondisinya membaik, pemeriksaan akan dilakukan oleh Propam Polda Riau. ‘’Sekarang masih dirawat. Setelah itu akan diproses Propam,’’ ucapnya AKBP Guntur.

Pemeriksaan, akan difokuskan pada bagaimana proses hingga E bisa mengeluarkan senjata saat itu. ‘’Akan didalami apakah ada prosedur yang tidak pas. Memang sebenarnya senjata tidak boleh diperlihatkan. Saat berpakaian sipil, senjata harus disimpan dalam kondisi tertutup. Prosedur membawa senjata apinya itu yang akan diselidiki,’’ papar Kabid Humas.

Sementara itu, keluarga dari Bripka E dan R Rabu (7/5) kemarin sepakat untuk berdamai. Kakak Bripka E, Rina Herawati mengatakan bahwa kesalahpahaman ini sudah dirembukkan secara kekeluargaan. ‘’Saya satu kantor dengan Ria. Dia sudah minta maaf dan mengakui panik pada saat itu,’’ kata Rina.
sumber pasti banyak yg mencaci

no komen