- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Ane Liat Aksi Copet Gan!! (pict)
TS
inyonk.anyaran
Ane Liat Aksi Copet Gan!! (pict)
Pada layar yang berada dihadapan pembaca Kaskus, tertulis serangkaian huruf demi huruf hingga terbaca sebuah kalimat yang sederhana. Berbagai rekayasa kata yang dirangkai dengan sengaja, menghadirkan sebuah Thread yang sederhana pula. Berharap pembaca memberikan sebuah apresiasi atas karya sederhana ini, entah itu dengan memberikan , secuil :cendol ataupun , dan sebuah komentar. Apapun itu, hanya terima kasih yang dapat ane ungkapkan. Itulah ciri seorang Kaskuser yang baik dan pengertian.
Begitulah yang ane alamin beberapa hari yang lalu. Kiranya ada manfaat yang bisa agan dapat, ane bersyukur sekali. Sekali lagi hanya itu yang bisa ane lakukan dan perbuat. Bukan maksud ane nggak mau bantu. Tapi keadaan yang tidak memungkinkan. Mohon dimaklumi.
Jangan lupa juga ya gan..
Ane capk nulis, panas-panas gini enaknya dikasih cendol ya gan..
Jangan bata lah..
Spoiler for Kisah Ane:
Sebuah pengalaman TS beberapa waktu yang lalu dalam sebuah perjalanan yang setiap harinya jadi rutinitas ketika berangkat menuju tempat kerja. Perjalanan yang memakan waktu 30 menit mengendarai angkutan umum. Sebuah kendaraan bus kecil ( mikro) yang masih ada beberapa bangku kosong, kebanyakan para ibu-ibu dan hanya beberapa penumpang bapak-bapak dan anak muda. Ane duduk dibangku paling belakang. Dua orang bapak disebelah kiri ane, dan seorang bapak disebelah kanan ane. Dibangku belakang sopir ada dua anak remaja dan satu orang ibu muda. Sejenak ane merasa tidak asing dengan orang disebelah kanan ane. Sering ane berangkat satu bus dengannya. Dia seorang copet, bersama satu temannya yang duduk dibangku depannya bersama seorang ibu setengah baya.
Seketika itu juga ane meningkatkan kewaspadaan diri. Sebuah smartphone yang berada di tas ane, ane keluarkan dan ane pegang. Tidak perduli dengan uang yang tak seberapa di kantong ane. Ane biarkan tanpa sebuah dompet membungkusnya. Dengan santainya ane membuka hape ane dan membaca beberapa pesan yang masuk dari teman kerja ane. Terbiasa dengan situasi seperti itu, ane bersikap biasa saja namun dalam kewaspadaan penuh. Ane perhatikan bangku sekitar, dan ane memperkirakan siapa gerangan yang menjadi target kedua pencopet tersebut.
Dua orang ibu-ibu duduk di bangku nomer 3 kedepan dari bangku yang ane duduki. Terlihat sesekali menengok keluar, memperkirakan seberapa jauh lagi ia sampai ditujuan. Mungkin itu targetnya. Perkiraan ane. Tiada seorang penumpang pun yang peduli dengan keadaan seperti itu. Walaupun ane yakin beberapa penumpang ada yang sudah tau ada copet di dalam bus itu. Namun semua diam, tidak memperdulikan. Selain karena tidak ada seseorangpun yang ane kenal disitu, juga ane tak tau harus berbuat apa untuk mencegah atau setidaknya memperingatkan pada penumpang (terutama ibu-ibu) untuk berhati-hati dan waspada pada barang-barang berharga miliknya.
Sudah beberapa kali ane menjumpai situasi seperti itu, dan semua sama seperti saat itu. Bahkan beberapa kejadian sebelumnya, ane menjumpai copet tersebut ngobrol asik dengan seorang ibu-ibu pedagang pasar. Ibu tersebut pun sudah tau bahwa pria yang ngobrol bersamanya itu adalah seorang pencopet, sedikit ane mendengar percakapannya tentang penghasilan yang mereka dapatkan dalam satu hari. Tidak ada sebuah larangan ataupun nasehat yang ibu itu sampaikan. Justru ibu itu bilang �ya sudah, semoga dapet banyak� saat merka hendak berpisah dan turun dari bus. Seperti itulah kehidupan dijalan, banyak kejahatan kecil namun tiada seorangpun yang memperingatkan. Ada segelintir orang yang berani dengan tegas mencegah kejahatan seperti itu didalam bus, namun nasibnya justru sebaliknya. Niatan untuk menolong sesama harus berahir dengan hadiah bogem mentah dari beberapa masyarakat yang tidak tau asal usulnya masalah itu. Dan sang copet pun dengan leluasa melenggakan kaki menuju perjalanan selanjutnya. Pintar memprofokasi keadaan yang menjadi modal keselamatan kala situasi tidak memungkinkan.
Dengan salah satu alasan itu pula ane bersikap biasa saja, hanya berdo�a semoga seorang yang menjadi target operasi para copet itu menyadari bahaya yang mengintainya. Bukan tidak mau menolong atau memperingatkan, tapi keadaan yang tidak memungkinkan untuk berbuat sesuatu.
Sudah setengah perjalanan yang ane lalui waktu itu, copet disebelah ane berdiri. Temannya pun demikian. Teman copet itu berdiri menempel pada bangku korban. Dan copet yang tadi duduk disebelah ane, duduk di bangku yang tadi ditempati oleh copet yang satunya.
Teriakan �kiri� tanda penumpang minta berhenti terdengar berulang ulang. Bus yang dari tadi melaju dengan kecepatan agak kencang, segera mengerem. Teriakan �kiri� membuat sang supir agak kaget. Pun demikian dengan para penumpang. Relek ane teriak �kalem pir..!! akeh wong tua..!!� ( pelan pir..!! banyak orang tua..!!). Dan terdengar gerutu penumpang di sebelah kiri ane.
Ibu-ibu tadi berdiri dengan sedikit tergesa. Ane teriak lagi �alon bu,,,!! Awas ngati-ati tase..!!� ( pelan bu..!! Awas hati-hati tasnya..!! ) . Saat ane teriak , copet yang tadi baru saja duduk langsung bangkit dan berdiri menuju pintu. Saat dua orang ibu-ibu yang duduk di bangku nomer 3 itu tadi bersiap turun. Dengan sikap agak mendorong korban, tangan si copet menyelinap masuk kedalam tas yang bergelanyut di bahu korban.
Ane yang dari tadi sudah siap dengan hape ditangan. Ane abadikan kejadian singkat itu. Bapak-bapak yang duduk dikiri ane sedikit berbisik �ngati-ati mas, mbok copete weruh, ngko njenengan kena masalah,,� ( hati-hati mas, ntar copetnya liat, nanti kamu dapat masalah). Dengan santai ane tersenyum dan bilang, �nggih pak,,� ( iya pak,, ). Dengan cepat ane pura-pura memainkan hape, saat kedua copet itu kembali duduk. Dengan mata yang sedikit melotot, copet yang tadi duduk di deket ane melihat ane dengan wajah sedikit marah. Ane diam saja.
Saat bus sampai diterminal, ane turun. Sedikit ane melirik copet tadi. Dia melototin ane. Ane cuek dan segera turun.
Dalam hati ane berharap, sikap copet tersebut menunjukkan bahwa aksi yang tadi ane liat itu tidak membuahkan hasil apapun. Jujur ane hanya bisa berbuat seperti itu dan ada sedikit rasa menyesal karena tidak bisa berbuat banyak mengingat ane duduk di bangku palingbelakang. Kejadian itu begitu singkat. Ane nggak mau berbuat lebih karena bukan nggak mungkin justru ane yang jadi korban. Terbukti adanya perhatian dari bapak-bapak di kiri ane yang bilang begitu sama ane. Hanya sedikit peringatan yang ane bisa. Keadaan pula lah yang tidak memungkinkan untuk berbuat sesuatu.
Seketika itu juga ane meningkatkan kewaspadaan diri. Sebuah smartphone yang berada di tas ane, ane keluarkan dan ane pegang. Tidak perduli dengan uang yang tak seberapa di kantong ane. Ane biarkan tanpa sebuah dompet membungkusnya. Dengan santainya ane membuka hape ane dan membaca beberapa pesan yang masuk dari teman kerja ane. Terbiasa dengan situasi seperti itu, ane bersikap biasa saja namun dalam kewaspadaan penuh. Ane perhatikan bangku sekitar, dan ane memperkirakan siapa gerangan yang menjadi target kedua pencopet tersebut.
Dua orang ibu-ibu duduk di bangku nomer 3 kedepan dari bangku yang ane duduki. Terlihat sesekali menengok keluar, memperkirakan seberapa jauh lagi ia sampai ditujuan. Mungkin itu targetnya. Perkiraan ane. Tiada seorang penumpang pun yang peduli dengan keadaan seperti itu. Walaupun ane yakin beberapa penumpang ada yang sudah tau ada copet di dalam bus itu. Namun semua diam, tidak memperdulikan. Selain karena tidak ada seseorangpun yang ane kenal disitu, juga ane tak tau harus berbuat apa untuk mencegah atau setidaknya memperingatkan pada penumpang (terutama ibu-ibu) untuk berhati-hati dan waspada pada barang-barang berharga miliknya.
Sudah beberapa kali ane menjumpai situasi seperti itu, dan semua sama seperti saat itu. Bahkan beberapa kejadian sebelumnya, ane menjumpai copet tersebut ngobrol asik dengan seorang ibu-ibu pedagang pasar. Ibu tersebut pun sudah tau bahwa pria yang ngobrol bersamanya itu adalah seorang pencopet, sedikit ane mendengar percakapannya tentang penghasilan yang mereka dapatkan dalam satu hari. Tidak ada sebuah larangan ataupun nasehat yang ibu itu sampaikan. Justru ibu itu bilang �ya sudah, semoga dapet banyak� saat merka hendak berpisah dan turun dari bus. Seperti itulah kehidupan dijalan, banyak kejahatan kecil namun tiada seorangpun yang memperingatkan. Ada segelintir orang yang berani dengan tegas mencegah kejahatan seperti itu didalam bus, namun nasibnya justru sebaliknya. Niatan untuk menolong sesama harus berahir dengan hadiah bogem mentah dari beberapa masyarakat yang tidak tau asal usulnya masalah itu. Dan sang copet pun dengan leluasa melenggakan kaki menuju perjalanan selanjutnya. Pintar memprofokasi keadaan yang menjadi modal keselamatan kala situasi tidak memungkinkan.
Dengan salah satu alasan itu pula ane bersikap biasa saja, hanya berdo�a semoga seorang yang menjadi target operasi para copet itu menyadari bahaya yang mengintainya. Bukan tidak mau menolong atau memperingatkan, tapi keadaan yang tidak memungkinkan untuk berbuat sesuatu.
Sudah setengah perjalanan yang ane lalui waktu itu, copet disebelah ane berdiri. Temannya pun demikian. Teman copet itu berdiri menempel pada bangku korban. Dan copet yang tadi duduk disebelah ane, duduk di bangku yang tadi ditempati oleh copet yang satunya.
Spoiler for penampakan:
Teriakan �kiri� tanda penumpang minta berhenti terdengar berulang ulang. Bus yang dari tadi melaju dengan kecepatan agak kencang, segera mengerem. Teriakan �kiri� membuat sang supir agak kaget. Pun demikian dengan para penumpang. Relek ane teriak �kalem pir..!! akeh wong tua..!!� ( pelan pir..!! banyak orang tua..!!). Dan terdengar gerutu penumpang di sebelah kiri ane.
Ibu-ibu tadi berdiri dengan sedikit tergesa. Ane teriak lagi �alon bu,,,!! Awas ngati-ati tase..!!� ( pelan bu..!! Awas hati-hati tasnya..!! ) . Saat ane teriak , copet yang tadi baru saja duduk langsung bangkit dan berdiri menuju pintu. Saat dua orang ibu-ibu yang duduk di bangku nomer 3 itu tadi bersiap turun. Dengan sikap agak mendorong korban, tangan si copet menyelinap masuk kedalam tas yang bergelanyut di bahu korban.
Spoiler for penampakan:
Ane yang dari tadi sudah siap dengan hape ditangan. Ane abadikan kejadian singkat itu. Bapak-bapak yang duduk dikiri ane sedikit berbisik �ngati-ati mas, mbok copete weruh, ngko njenengan kena masalah,,� ( hati-hati mas, ntar copetnya liat, nanti kamu dapat masalah). Dengan santai ane tersenyum dan bilang, �nggih pak,,� ( iya pak,, ). Dengan cepat ane pura-pura memainkan hape, saat kedua copet itu kembali duduk. Dengan mata yang sedikit melotot, copet yang tadi duduk di deket ane melihat ane dengan wajah sedikit marah. Ane diam saja.
Saat bus sampai diterminal, ane turun. Sedikit ane melirik copet tadi. Dia melototin ane. Ane cuek dan segera turun.
Dalam hati ane berharap, sikap copet tersebut menunjukkan bahwa aksi yang tadi ane liat itu tidak membuahkan hasil apapun. Jujur ane hanya bisa berbuat seperti itu dan ada sedikit rasa menyesal karena tidak bisa berbuat banyak mengingat ane duduk di bangku palingbelakang. Kejadian itu begitu singkat. Ane nggak mau berbuat lebih karena bukan nggak mungkin justru ane yang jadi korban. Terbukti adanya perhatian dari bapak-bapak di kiri ane yang bilang begitu sama ane. Hanya sedikit peringatan yang ane bisa. Keadaan pula lah yang tidak memungkinkan untuk berbuat sesuatu.
Spoiler for Pesan Ane:
Dan dalam kesempatan ini pula, ane ingin berbagi cerita dengan agan semua. Berharap suatu sikap kehati-hatian dalam setiap keadaan, dimanapun dan kapanpun agan berada. Serta meningkatkan rasa solidaritas antar sesama semampu yang agan bisa. Terutama pada orang tua agan yang masih suka bepergian menggunakan kendaraan umum. Bersikaplah waspada dan hati-hati dalam membawa barang berharga. Jika terpaksa membawa dompet, jangan pernah menaruhnya dalam tas. Lebih baik dipegang saja. Begitu juga barang berharga lainnya seperti handhpone, tablet atau sejenisnya. Bersikaplah tenang selama dalam perjalanan. Copet itu menentukan target salah satunya dengan membaca bahasa tubuh korban. Biasanya orang yang bersikap kurang tenang dan agak bingung akan menjadi sasaran empuk para pencopet. Ketika akan turun, usahakan kontrol keadaan sekitar. Kalau ada orang yang berdiri dekat pintu, padahal masih ada bangku yang kosong di dekatnya, hati-hati dengannya. Pegang erat tas atau dompet. Dan jangan pernah menggantungkan tas berada di belakang atau samping tubuh agan. Usahakan berada di depan. Kebanyakn para copet di bus, memanfaatkan waktu saat penumpang hendak turun. Saat itulah dimana kebanyakan penumpang pasti lengah. Copet akan melakukan aksinya tidak sendirian, ada beberapa trik yang mereka lakukan. Dan biasanya, dengan berlagak akan ikut turun bersama korban, mereka berdiri berdekatan. Merka akan memepet korban dengan sikap agak mendorong korban. Dan saat itulah keduanya beraksi. Satu sebagai pelaku (tangan pertama), dan satunya sebagai penadah (tangan kedua). Itu menjaga agar ketika aksi itu ketahuan, si pelaku (tangan pertama) akan bisa membuktikan bahwa barang bukti tidak ada padanya. Karena sudah berpindah ke tangan kedua (penadah). Ciri mereka pun menurut yang sudah ane ketahui, kebanyakan mereka membawa tas gendong yang kalau di perhatikan tak ada isinya. Dan mereka membawanya dengan cara di gantung di depan, menutupi dada dan perut. Agar aksi yang meraka lakukan tidak terlihat.
Begitulah yang ane alamin beberapa hari yang lalu. Kiranya ada manfaat yang bisa agan dapat, ane bersyukur sekali. Sekali lagi hanya itu yang bisa ane lakukan dan perbuat. Bukan maksud ane nggak mau bantu. Tapi keadaan yang tidak memungkinkan. Mohon dimaklumi.
Jangan lupa juga ya gan..
Ane capk nulis, panas-panas gini enaknya dikasih cendol ya gan..
Jangan bata lah..
0
3.4K
Kutip
37
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan