jajang100Avatar border
TS
jajang100
Serangan Anas Bisa Jadi Dongkrak Dukungan Publik kepada Demokrat
JAKARTA, KOMPAS.com - Serangan yang dilontarkan mantan Ketua Umum Partai Demokrat, Anas Urbaningrum, terhadap bekas partainya dinilai tak akan efektif. Alih-alih ingin mengganggu perolehan suara Demokrat di Pemilu 2014, serangan Anas itu diperkirakan malah akan meningkatkan dukungan publik pada Demokrat.

Pengamat politik Tjipta Lesmana mengatakan, posisi Demokrat saat ini mirip dengan posisi partai itu saat akan menghadapi Pemilihan Umum 2004. Saat itu, Demokrat tampil sebagai partai yang memiliki citra terzalimi sehingga publik simpatik dan memberikan suaranya.

"Kalau serangan makin hebat, nanti terkesan terzalimi dan rakyat malah dukung (Demokrat)," kata Tjipta, Sabtu (29/3/2014), di Jakarta.

Menurutnya, Anas sebaiknya menahan diri dan fokus menghadapi proses hukumnya. Kalaupun ingin memberikan respons tegas terhadap Demokrat, isu dan waktunya harus dilakukan dengan sangat tepat. "Ini tradisi bangsa kita, justru SBY dan Ibas akan semakin berkibar. Nanti malah merugikan Anas," ujarnya.

Saat ini Anas ditahan dan ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus dugaan suap dalam proyek pembangunan pusat olahraga di Hambalang dan tindak pidana pencucian uang. Ia merasa dikorbankan dalam kasus dugaan gratifikasi yang membelitnya.

Pengacara Anas, Firman Wijaya, mengatakan, Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas menerima uang 200.000 dollar AS. Informasi soal Ibas tersebut sudah disampaikan Anas kepada tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi saat menjalani pemeriksaan sebagai tersangka atas kasus dugaan gratifikasi terkait proyek Hambalang dan dugaan pencucian uang di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta, Jumat (28/3/2014). Namun, Firman tidak menjelaskan terkait apa uang itu diterima Ibas. Dia hanya mengatakan, Ibas menerima uang di Jalan Ciasem.

Kepada wartawan, Firman berjanji akan mengungkap lebih jauh soal aliran dana ke Ibas tersebut pekan depan. Dia juga membantah penyebutan nama Ibas ini hanya gertak sambal. Menurut Firman, penyebutan nama Ibas tersebut dicatat tim penyidik KPK dalam berita acara pemeriksaan.

"Ini rangkaian yang dijelaskan tadi. Karena menyangkut fakta-fakta, kalau menyangkut fakta yang sudah disampaikan, kami sebenarnya berharap menegakkan hukum kepada Anas. Kita berharap ini kekuasaan hukum, bukan hukum kekuasaan," ujar Firman.

Selain itu, Anas juga menyebut Presiden RI sekaligus Ketua Umum DPP Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memberikan uang muka sebesar Rp 250 juta untuk membeli Toyota Harrier bagi Anas. Oleh Anas, kata Firman, uang itu digunakan sebanyak Rp 200 juta. Firman mengklaim bahwa uang itu merupakan wujud terima kasih SBY atas usaha Anas memperjuangan kemenangan Demokrat pada Pemilu 2009.


http://nasional.kompas.com/read/2014...epada.Demokrat

Ah Masak Sih?
0
696
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan