8 Negara Dengan Tingkat Penderitaan Rakyat Tertinggi di Dunia
TS
grandong.ngamuk
8 Negara Dengan Tingkat Penderitaan Rakyat Tertinggi di Dunia
Seiring meluasnya krisis ekonomi global, jumlah dan intensitas penderitaan rakyat di berbagai belahan dunia kian meningkat. Menurut Gallup, sebuah lembaga riset internasional yang khusus meneliti perilaku masyarakat, jumlah populasi dunia yang menderita mengalami peningkatan dari 11 persen di tahun 2011 menjadi 14 persen di tahun 2012.
Jumlah rakyat menderita di masing-masing negara, menurut Gallup, berbeda-beda. Di negara maju seperti Amerika Serikat misalnya, jumlah rakyat menderita relatif kecil hanya ada dikisaran 3 hingga 4 persen. Namun di negara-negara berkembang dan tertinggal, jumlah penduduk menderita bisa mendekati angka 40 persen, dalam artian ada 40 orang warga menderita pada populasi penduduk berjumlah 100 orang.
Angka 40 persen tersebut, diketahui dari hasil survey dimana surveyor dari Gallup menanyakan kepada rakyat apakah diri mereka merasa bahagia dengan hidup di negaranya saat survey dilakukan.
Variable “Kebahagiaan” diukur dengan skala 1 hingga 10. Angka skala kebahagiaan dibawah 5 masuk kelompok menderita. Sedangkan di atas 5 masuk kelompok bahagia.
Sebagai tambahan, angka GDP dan Indeks Persepsi Korupsi (CPI = Curruption Perception Index) juga diikutsertakan untuk melihat apakah GDP dan CPI berpengaruh terhadap tingkat penderitaan rakyat di suatu negara.
Berikut adalah 8 negara dengan jumlah rakyat yang mengaku menderita paling tinggi di dunia (menurut hasil riset Gallup di 143 negara), dimulai dari posisi ke-8:
Posisi-8. Iran
Quote:
Spoiler for Masyarakat Iran banyak mengalami pemaksaan dan eksploitasi. Anak-anak perempuan di bawah umur dipaksa menikah, banyak juga yang dipaksa menjadi WTS. Pria dipaksa menjadi budak:
Quote:
Persentase Penderitaan = 31%
GDP Per Kapita = $12,985
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = 57%.
Presiden Iran Ahamdinejad, setidaknya oleh masyarakat Indonesia (utamanya media), dikenal sebagai sosok pemimpin yang ideal, hidup sederhana dan berani melawan tekanan Barat—sehingga patut dicontoh, mestinya mampu mensejahterakan dan membahagiakan rakyatnya.
Sayangnya, itu hanya menilaian masyarakat Indonesia yang berada jauh dari Iran—sehingga samasekali tak mewakili apa yang dirasakan oleh masyarakat Iran. Pada kenyataannya, dari penduduk Iran yang disurvey, 31 persennya mengaku merasa tak bahagia hidup di negaranya. Dari skala kebahagian 1 hingga 10, mereka rata-rata berada di angka 3 hingga 4.
Dalam hal persepsi korupsi, 57% rakyat Iran menilai pemerintahnya korup.
Yang dicurigai sebagai penyebab penderitaan lainnya, dan mungkin ini faktor tertinggi, masyarakat Iran banyak mengalami pemaksaan dan eksploitasi. Anak-anak perempuan di bawah umur dipaksa menikah, bahkan banyak juga yang dipaksa menjadi WTS. Pria dipaksa menjadi buruh, budak tepatnya. Dan bentuk-bentuk eksploitasi lainnya.
Posisi-7. Macedonia
Quote:
Spoiler for Sejak berdiri pada tahun 1991, Republik Macedonia dilanda konflik berkepanjangan dimana penduduk mayoritas “Kristen Ortodox” berseteru dengan kelompok minoritas Muslim Albania yang berjumlah sekitar seperempat dari total penduduk:
Quote:
Persentase Penderitaan = 31% lebih
GDP Per Kapita = $10,465
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = 51%
Lebih dari 31% masyarakat Macedonia yang disurvey mengaku menderita hidup di negaranya. Persentase ini meningkat signifikan dari tahun 2011 yang hanya mencapai 25%.
Sejak berdiri pada tahun 1991, Republik Macedonia dilanda konflik berkepanjangan dimana penduduk mayoritas “Kristen Ortodox” berseteru dengan kelompok minoritas Muslim Albania yang berjumlah sekitar seperempat dari total penduduk. Akibat konflik yang tak berkesudahan, kondisi ekonomi negara ini kian lama kian merosot dan kini berada diambang kebangkrutan.
Per 2011, lebih dari 30% penduduknya hidup di bawah garis kemiskinan, dengan angka pengangguran—menurut laporan IMF—tertinggi di dunia, yakni mencapai 31.3% di tahun 2012.
Disamping itu, Macedonia juga mengalami masalah terkait korupsi yang disebut-sebut sebagai yang tertinggi di dunia. Sementara menurut Gallup hanya 51 persen penduduk menganggap pemerintahnya korupsi, menurut survey Transparency International 77% penduduk Macedonia menganggap pejabat dan pegawai pemerintah di negaranya korupsi dan 87% menganggap polisi korupsi. Keduanya merupakan angka Indeks Persepsi Korupsi tertinggi di dunia.
Posisi-6. Madagaskar
Quote:
Spoiler for Presiden Andry Rajoelina, berkuasa di Madagaskar sejak 4 tahun lalu melalui jalan Kudeta. Akibatnya, negara yang 40% anggaran belanjanya dibiayai dari bantuan luar negeri ini kehilangan banyak bantuan.:
Quote:
Persentase Penderitaan = 31% lebih
GDP Per Kapita = $945
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = 57%
Presiden Andry Rajoelina, berkuasa di Madagaskar sejak 4 tahun lalu melalui jalan Kudeta. Akibatnya, negara yang 40% anggaran belanjanya dibiayai dari bantuan luar negeri ini kehilangan banyak bantuan.
Pemerintahan Rajoelina yang tak stabil juga mengakibatkan nilai investasi asing menurun drastic. Dengan GDP Per Kapita di bawah $1000, Madagaskar disebut sebagai salahsatu negara paling miskin di dunia.
Per 2012, lebih dari 75% masyarakatnya hidup di bawah garis kemiskinan. Di tahun 2011, satu dari 3 balita mengalami gizi buruk dengan berat badan di bawah angka normal. Meski demikian parah, jumlah rakyat Madagaskar yang mengaku hidup menderita tak jauh lebih banyak jika dibandingkan dengan rakyat Iran dan Macedonia.
Tak kalah parahnya di sana adalah faktor keamanan; 6 dari 10 warga di sana mengaku tak berani keluar rumah sendirian di malam hari.
Posisi-5. Hungaria
Quote:
Spoiler for Suku Roma di Hungaria paling banyak mengalami penderitaan dan sering menjadi korban kekerasan serta perlakuan diskriminatif dari pemerintahnya.:
Quote:
Persentase Penderitaan = 32% lebih
GDP Per Kapita = $19,496
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = 27%
Penderitaan masyarakat Hungaria yang mencapai 32% banyak disebabkan oleh krisis ekonomi global. Tujuh persen dari masyarakat Hungaria adalah Suku/kelompok Roma yang dalam sejarahnya diketahui banyak menjadi korban pembunuhan massal di berbagai negara Eropa.
Suku Roma lah yang, menurut Gallup, paling banyak mengalami penderitaan dan sering menjadi korban kekerasan serta perlakuan diskriminatif dari pemerintahnya.
Masih menurut Gallup, belakangan pemerintah Hungaria mengeluarkan peraturan yang membatasi kebebasan pers, sehingga penderitaan masyarakat Hungaria—terutama suku Roma—menjadi semakin tak terpantau.
Posisi-4. Haiti
Quote:
Spoiler for Sejak 2010 silam, saat gempa bumi melanda negara tersebut, masyarakat Haiti dilanda wabah kolera yang memakan korban ratusan ribu warga sakit dan tak kurang dari 8000 orang warga meninggak. Sekarang, 2013, wabah ini telah memasuki tahun ke-4 dan belum ada tanda-tanda bisa diatasi.:
Quote:
Persentase Penderitaan = 32% lebih
GDP Per Kapita = $1,229
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = tak tersedia
Haiti dikenal sebagai negara yang paling sering mengalami bencana alam seperti badai hurricane, banjir, dan gempa bumi.
Sejak 2010 silam, bersamaan dengan bencana gempa bumi mengguncang, masyarakat Haiti dilanda wabah kolera yang memakan korban ratusan ribu warga sakit dan tak kurang dari 8000 orang warga meninggal dunia. Sekarang, 2013, wabah ini telah memasuki tahun ke-4 dan belum ada tanda-tanda bisa diatasi.
Seiring dengan wabah kolera yang terus merebak, kondisi ekonomi Haiti juga tak kunjung pulih dengan GDP jatuh hingga 5.4% antara tahun 2011 hingga 2012.
Kondisi inilah yang membuat jumlah rakyat Haiti yang merasa menderita hidup di negaranyanya mencapai 32%.
Posisi-3. Kamboja
Quote:
Spoiler for Empat juta orang di Kamboja diperkirakan hidup dengan penghasilan di bawah $1.25 per hari. Sementara itu, sekitar 37% anak di sana menderita gizi buruk.:
Quote:
Persentase Penderitaan = 34% lebih
GDP Per Kapita = $2,395
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = 33%
Dibandingkan dengan puluhan tahun dalam sejarah perang Kamboja, satu dasawarsa terakhir tergolong jauh lebih stabil. Mereka berhasil membangkitkan industri pakaian jadi, mulai bergabung dengan WTO sejak 2004 dan berhasil menurunkan angka pengidap HIV dalam jumlah yang signifikan.
Namun demikian, jumlah rakyat menderita di Kamboja tergolong masih sangat tinggi, yakni mencapai angka 34%. Angka ini meningkat tajam jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya 26%. Empat juta orang di sana diperkirakan hidup dengan penghasilan di bawah $1.25 per hari. Sementara itu, sekitar 37% anak di sana menderita gizi buruk.
Posisi-2. Armenia
Quote:
Spoiler for Armenia tergolong negara dengan tingkat penduduk menganggur yang paling tinggi di kawasan Eropa Timur. Di tahu 2012, tingkat penggauran Armenia mencapai 19%.:
Quote:
Persentase Penderitaan = 37% lebih
GDP Per Kapita = $5,924
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = 61%
Armenia tergolong negara dengan tingkat penduduk menganggur yang paling tinggi di kawasan Eropa Timur. Di tahu 2012, tingkat penggauran Armenia mencapai 19%. Menurut BBC, tingginya angka pengangguran dan kemiskinan disebabkan oleh embargo dagang yang dilakukan oleh negara-negara tetangganya seperti Turki dan Azerbaijan.
Angka pertumbuhan penduduk antara 2009 hingga 2012 tercatat relative stabil, namun Armenia kehilangan hampir seperempat jumlah penduduknya sejak kebangkrutan Uni Soviet dan kemerdekaan Armenia sendiri.
Meski tak semiskin masyarakat Kamboja atau Haiti, rakyat Armenia merasa menderita lebih banyak disebabkan oleh kekecewaannya kepada pemerintah yang tidak saja dinilai gagal memperbaiki perekonomian, melainkan juga dinilai banyak korupsi.
Posisi-1. Bulgaria
Quote:
Spoiler for Bulgaria adalah negara dengan tingkat penduduk menderita paling tinggi di seluruh dunia, dimana 39% warga yang disurvey mengaku menderita hidup di negaranya.:
Quote:
Persentase Penderitaan = 39% lebih
GDP Per Kapita = $14,102
Persentase Memangdang Pemeritah Korup = 55%
Bulgaria adalah negara dengan tingkat penduduk menderita paling tinggi di seluruh dunia, dimana 39% warga yang disurvey mengaku menderita hidup di negaranya.
Angka GDP Per Kapita yang relatif lebih tinggi dibandingkan 5 negara lainnya ternyata tak menjamin jumlah masyarakat menderitanya lebih rendah. Pada kenyataannya, tingkat pengangguran di Burgaria antara 2009 dan 2012 meningkat duakali lipat dari 6.8% ke 12% lebih.
Lebih dari tiga per empat warga Burgaria meyakini partai politik korupsi dan sekitar 70% meyakini anggota perlemen korupsi. Saat ini, unjuk rasa dan huru-hara menjadi pemandangan sehari-hari di sana.
Keamanan, dimana Burgaria dikenal sebagai “sarang”-nya pelaku kriminal trans-nasional, adalah faktor lainnya yang diduga sebagai penyebab tambahan di atas penderitaan rakyat Bulgaria.
Jangan lupa
Diubah oleh grandong.ngamuk 26-03-2014 07:32
0
4.7K
Kutip
21
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru