fahmifirdausAvatar border
TS
fahmifirdaus
Akankah Kejadian ini Terulang Pada Diri Kita Nanti
Izin share..dapet dari temen

Akankah kejadian ini terulang pada diri kita????

Seorang pemuda duduk di hadapan laptopnya. Login facebook.
Pertama kali yang di a cek adalah inbox.

Hari ini terlihat sesuatu yang tidak dia perdulikan selama ini.

Bagian ‘OTHER’ di inboxnya. Ada dua pesan. Pesan pertama,
spam. Pesan kedua, dia membukanya. Ternyata pesan 3 bulan
yang lalu.

Dia baca isinya:
“Salam.
Ini kali pertama abah mencoba menggunakan
facebook.
Abah coba tambah kamu sebagai teman tapi tidak
bisa.

Abah juga tidak terlalu paham benda ini.
Abah coba kirim pesan ini kepada kamu.

Maaf, abah tidak
pandai mengetik. Ini pun kawan abah yang mengajarkan.

Ingatkah saat pertama kali kamu punya HP? Saat itu kamu
kelas 4 MI.

Abah kasian semua anak-anak sekarang punya HP.
Jadi, abah hadiahkan pada kamu satu.

Dengan harapan kamu
akan telpon abah kalau kamu mau cerita tentang masalah
asrama, sekolah atau apa-apa saja.

Tapi, kamu hanya telpon
abah seminggu sekali. Tanya tentang uang makan dan jajan.

Abah berpikir juga, isi ulang pulsa 100 ribu tapi telpon abah
tidak sampai 5 menit. Sudah habiskah pulsanya?

Saat kamu kecil dulu, abah masih ingat pertama kali kamu bisa
ngomong.

Kamu asyik panggil, ‘Abah, abah, abah’. Abah
bahagia sekali anak lelaki abah panggil abah. Panggil Umi.

Abah senang bisa berbicara dengan kamu walaupun kamu
mungkin tidak ingat dan tidak paham apa yang abah ucapkan
di umur kamu 4 atau 5 tahun.

Tapi, percayalah. Abah dan Umi bicara dengan kamu banyak
sekali. Kamulah penghibur kami di saat kami
berduka.

Walaupun hanya dengan gelak tawamu.
Saat kamu masuk MI.

Abah ingat kamu selalu bercerita dengan
abah ketika membonceng motor dengan abah setiap pergi dan
pulang sekolah. Banyak yang kamu ceritakan pada abah.

Tentang ibu guru, sekolah, teman-teman. Abah jadi makin
bersemangat bekerja keras mencari uang untuk biaya kamu ke
sekolah.

Sebab kamu lucu sekali. Menyenangkan.

Ayah mana
yang tidak gembira kalau anaknya suka ke sekolah untuk
belajar.

Ketika kamu masuk MTs.
Kamu mulai punya kawan-kawan
baru.

Kamu pulang dari sekolah, kamu langsung masuk kamar.

Kamu keluar pas waktu makan saja. Kamu keluar rumah
dengan kawan-kawanmu.

Kamu mulai jarang bercerita dengan
abah.
Kamu pandai.

Akhirnya masuk asrama di Aliyah. Di asrama,
jarak antara kita makin jauh. Kamu mencari kami saat perlu.
Kamu biarkan kami saat tidak perlu.

Abah tahu, naluri remaja. Abah pun pernah muda. Akhirnya,
abah tahu kalau ternyata kamu menyukai seorang gadis.

Ketika masuk kuliah, sikap kamu sama saja dengan ketika di
Aliyah. Jarang hubungi kami.

Sewaktu pulang liburan, kamu
sibuk dengan HP kamu, dengan laptop kamu, dengan internet
kamu, dengan dunia kamu.

Abah bertanya-tanya sendiri dalam hati.

Adakah kawan
istimewa itu lebih penting dari Abah dan Umi?

Adakah Abah
dan Umi cuma diperlukan saat kamu mau nikah saja sebagai
pemberi restu? Adakah kami ibarat tabungan kamu saja?

Akhirnya, kamu jarang berbicara dengan abah lagi. Kalau pun
bicara, dengan jari-jemari.

Berjumpa tapi tak berkata-kata.
Berbicara tapi seperti tak bersuara.
Bertegur cuma waktu hari
raya. Tanya sepatah kata, dijawab sepatah kata. Ditegur, kamu
buang muka.

Dimarahi, kamu tidak pulang liburan lagi.
Malam ini, abah sebenarnya rindu sekali pada kamu.

Bukan
mau marah atau mengungkit-ungkit masa lalu.

Cuma abah
sudah terlalu tua.
Abah sudah di penghujung usia 60 an.

Kekuatan abah tidak sekuat dulu lagi.
Abah tidak minta banyak…
Kadang-kadang, abah cuma mau
kamu berada di sisi abah.

Berbicara tentang hidup kamu.
Meluapkan apa saja yang terpendam dalam hati kamu.

Menangis pada abah. Mengadu pada abah.

Bercerita pada
abah seperti saat kamu kecil dulu.

Apapun.
Maafkan abah atas curhat abah ini.

💥 Jagalah solat. Jagalah
hati.

💥Jagalah Iman. Mungkin kamu tidak punya waktu berbicara
dengan abah.

💥Namun, jangan sampai kamu tidak punya waktu
berbicara dengan Allah.

💥Jangan letakkan cinta di hati pada
seseorang melebihi cinta kepada Allah.

Mungkin kamu mengabaikan abah.

Namun jangan kamu
mengabaikan Allah.
Maafkan abah atas segalanya.”
Pemuda meneteskan air mata.

Dalam hati perih tidak terkira.
Bagaimana tidak, tulisan ayahandanya itu dibaca setelah 3
bulan beliau pergi untuk selama-lamanya.

Di saat tidak
mungkin lagi mampu memeluk tubuh tua ayahnya.

💥# Hargai orang tua kita selama dia masih hidup...kadang kala
kita terlalu sibuk dengan kerja.

Sampaikah kita lupa akan dia
yang membesarkan kita...
💥memberi pendidikan untuk kita
bekerja..
💥mengajar kita berjalan untuk bekerja..
💥Jangan sampai anak kita nanti melupakan kita seperti kita
melupakan kedua orangtua kita.

💥Jazakumullah Khairan Katsiron 💥
0
1.2K
5
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan