a70n98Avatar border
TS
a70n98
Penyandang Cacat Diabaikan: Apakah Rasa Iba Itu Sudah Tiada?
Penyandang Cacat Diabaikan: Apakah Rasa Iba Itu Sudah Tiada?



Seorang penyandang cacat duduk lesehan di lantai gerbong kereta Commuter Line karena tak kebagian tempat duduk. Tiga penumpang lain duduk santai di atasnya.

TRIBUNNEWS -Beredar di Twiter dan Facabook, foto perlakuan terhadap penyandang cacat di sebuah gerbong kereta Commuter Line (diduga rute Jabodebatek) yang akhirnya memancing kritik, omelan, iba dan macam-macam kalimat nyinyir lain.

Rasa iba tentu terhadap sang penyandang cacat. Sementara omelan dan kritik tentu diarahkan pada tiga penumpang necis yang duduk santai sembari baca koran di atas sebelah kanan posisi duduk sang penyandang cacat itu.

Foto ini pantas banjir omelan dan kritik. Sebab pada foto itu tertera foto dan keterangan di kaca gerbong yang berbunyi, "Tempat duduk diprioritaskan untuk: 1. Penyandang cacat 2. Ibu membawa anak balita 3. Ibu hamil 4. Lansia (lanjut usia)."

Artinya bila empat kategori penumpang itu, harusnya penumpang yang berbadan gagah-gagah, apalagi masih muda dan segar bugar, harusnya segera berdiri dan mempersilakan mereka duduk.

Tapi ya, kejamnya ibukota! Mereka pura-pura tidak tahu atau memang tidak peduli dengan sang penyandang cacat tersebut.

"Ini memang soal mentalitas. Butuh waktu untuk memperbaiki mental dan kebiasaan. Mungkin larangan secara tertulis saja nggak cukup buat orang-orang yang egois dan ndablek, tapi berupa denda!" tulis Titis, seorang Facebooker yang ikut menayangkan foto itu di laman facebook-nya.

"Ada orang-orang yang emang bebal, dikasih tahu baik-baik enggak peduli karena mereka pikir orang Indonesia gak ada yang teges dan toleransi dengan diam...," komentar facebooker bernama Fika.

"Mental yang memprihatinkan," sahut Shinta.

"Kasihan, wajahnya orang itu (penyandang cacat) melas banget, " timpal Puji. Komentar terakhir memang pas buat kondisi sang penyandang cacat yang tampak kurus, rada kumal, duduk di lantai gerbong dengan wajah kuyu sembari memegangi penyangga kaki (kruk).

Ia memakai kaos lusuh warna abu-abu. Mari belajar berempati pada sesama .....

Sumber:
http://pontianak.tribunnews.com/2014...tu-sudah-tiada

Apa mau dikata... klo hati nurani uda mulai pudar seiring jlnnya waktu, pada ga peduli dan hanya mementingkan diri sendiri... emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S) emoticon-Berduka (S)
0
584
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan