unbeatdeathAvatar border
TS
unbeatdeath
Beranikah agan menikahi gadis Aceh?
Sebelumnya ane minta maaf kalau threadnya berantakan,maklum masih nubie.. disini ane just share pengetahuan ja gk ada maksud sara atau merendahkan kelompok tertentu..

Mohon di emoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Staremoticon-Rate 5 Star
Syuku. ada yang ngasih emoticon-Cendol (S)emoticon-Cendol (S)emoticon-Cendol (S)
tp jangan emoticon-Bata (S)emoticon-Bata (S)emoticon-Bata (S) atau emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L)emoticon-Blue Guy Bata (L) emoticon-Nohopenohope

semoga bermanfaat...


Jika anda laki laki dan berkeinginan menikahi gadis Aceh,
maka berhenti sejenak dan merenunglah. Apakah pilihan
anda sudah tepat?? Apakah tidak terlalu beresiko jika anda
memilih gadis Aceh sebagai pasangan hidup?
Memang tidak ada laki laki yang tidak ingin menikah. Bagi
mereka [yang normal] memiliki pasangan yang sah adalah
kebutuhan. Perempuan membutuhkan perlindungan dari laki
laki. Sebaliknya laki laki membutuhkan sisi lembut dari
seorang perempuan.
Namun dalam sudut pandang laki laki, setidaknya ada dua
alasan yang menjadi pertimbangan ketika hendak menikah.
Yakni masalah kesiapan mental dan materi.
Saya hanya akan mengulas tentang alasan kedua yaitu
tentang persoalan materi. Jujur soalan ini kerap
mengganggu pikiran kaum laki laki. Menikah tentu bukan
hanya soal cinta dan sayang. Pada kenyataannya menikah
membutuhkan dana. Jumlahnya pun tidak sedikit. Mulai dari
biaya untuk acara tunangan, mahar, pernikahan, resepsi
belum lagi biaya untuk memenuhi kehidupan setelah
menikah. Syukur syukur jika semuanya ditanggung oleh
orang tua, tapi bukankah kesiapan materi juga menunjukkan
kesiapan untuk menikah?
Berapa biaya untuk menikahi gadis Aceh?
Di Aceh, mahar yang diberikan kepada calon istri jarang
dalam bentuk seperangkat alat shalat. Biasanya mahar yang
diberikan dalam bentuk emas. Hitungannya pun bukan
dalam bentuk gram melainkan mayam. Satu mayam senilai
dengan 3,3 gram. Pernah satu mayam menyentuh harga 1,8
juta rupiah. Namun ketika catatan ini saya tulis, harga emas
satu mayam berkisar antara 1,6 hingga 1,7 juta rupiah.
Nah kisaran mahar di Aceh dimulai dari tiga hingga 25
mayam. Bahkan bisa diatas angka tersebut tergantung siapa
gadis yang hendak dilamar. Kalau menikahi seorang gadis
dengan mahar 10 mayam maka setidaknya uang yang harus
disiapkan sebesar 16 hingga 18 juta rupiah. Itu baru mahar
ya! Nah tinggal bayangkan saja jika yang dinikahi itu
maharnya 20 atau 30 mayam. Untuk mahar saja bisa
menghabiskan biaya 30 hingga 40 juta rupiah!!
Emas di Aceh lazim dijual dalam mayam
Emas di Aceh lazim dijual dalam satuan mayam (taken from
google)
Biasanya penentuan mahar sangat tergantung dari asal
gadis tersebut. Beda daerah beda pula adat dan budaya nya.
Adat di Aceh Besar tentu berbeda dengan di Aceh Utara.
Aceh Barat juga punya budaya yang berbeda dengan Aceh
Tengah. Di Aceh ada 23 Kabupaten kota yang masing
masing memiliki adat yang masih di junjung tinggi. Selain itu
terkadang tingkat pendidikan, pekerjaan si gadis serta
tingkat ekonomi keluarga kerap menjadi indikator dalam
penentuan besaran mahar.
Sebelum menikah, sebagian keluarga ada yang menggelar
acara tunangan. Jika melaksanakan prosesi ini, maka calon
mempelai laki laki juga turut menyerahkan sebuah cincin
emas. Selain cincin juga turut dibawa seserahan seperti
bahan pakaian dan makanan. Namun jumlah seserahan ini
biasanya hanya simbolis dengan jumlah yang terbatas.
Cincin ini dipakai oleh si calon mempelai perempuan sebagai
tanda jika dirinya sudah dilamar oleh seseorang. Biasanya
cincin yang diberikan antara dua hingga tiga mayam.
Bedanya cincin tunangan bisa dimasukkan kedalam bagian
mahar. Misalnya seorang gadis dilamar dengan mahar 10
mayam. Sebelumnya dia sudah menerima cincin sebesar dua
mayam. Maka ketika pada hari aqad, emas yang diserahkan
oleh pihak laki laki hanya tersisa delapan mayam lagi.
Tapi ada juga adat, dimana cincin tunangan tidak termasuk
dalam mahar atau hanya setengah nya saja. Misal kalau
cincin tunangan dua mayam maka satu mayamnya dihitung
sebagai mahar, sedangkan sisanya tidak. Ini semua sangat
tergantung kebijakan atau budaya yang berlaku dalam
keluarga calon mempelai perempuan.
Selain biaya untuk membeli cincin tunangan dan mahar,
masih ada biaya lain yang harus dipersiapkan. Beberapa
daerah di Aceh ada yang memberlakukan adat yang disebut
“uang hangus” dan “isi kamar”. Ini artinya si calon suami
menyerahkan sejumlah uang “bantuan” untuk resepsi di
tempat calon istri termasuk perabotan kamar tidur.
Perabotan kamar tidur terdiri dari tempat tidur, lemari dan
meja rias. Nominalnya berkisar dari sembilan juta rupiah ke
atas. Tapi ingat tidak semua daerah di Aceh memberlakukan
adat ini. Bahkan karena alasan tertentu, adat ini bisa
dihapus oleh keluarga mempelai perempuan meski di daerah
nya memberlakukan adat seperti itu.
Ilustrasi penyerahan mahar
Ilustrasi penyerahan mahar (taken from google)
Ketika acara antat linto, atau mengantar mempelai laki laki
ke rumah dara baro [mempelai wanita], maka linto harus
membawa seserahan. Seserahan ini terdiri dari bahan
pakaian seperti kain renda [brokat], batik dan songket.
Bahan pakaian juga sering digabung dengan tas dan sepatu.
Biasanya dipadankan dengan warna yang sama. Selain
pakaian, tas, dan sepatu tentu masih ada seserahan yang
lain. Apa saja itu, tergantung dari kemampuan si linto. Tidak
ada paksaan berapa jumlah seserahan yang diberikan.
Supaya lebih mudah saya akan membuat ilustrasi
sederhana, berapa biaya yang dibutuhkan untuk menikahi
gadis Aceh. [dihitung semua item]
Cincin tunangan (2 mayam) Rp. 3.200.000,-
Seserahan saat tunangan Rp. 800.000,-
Mahar (10 Mayam) Rp. 16.000.000,-
Seserahan saat resepsi Rp. 5.000.000,-
Uang Hangus Rp. 6.000.000,-
Isi Kamar Rp. 15.000.000,-
Biaya Resepsi Rp. 20.000.000,-
Total Rp. 66.000.000,-
[Masih di bawah 100 juta....]
Memang kalau dihitung hitung ternyata mahal juga ya
menikah dengan gadis Aceh. Namun meski mahal, KUA di
Aceh tetap saja dipenuhi oleh pasangan yang mengantri
untuk menikah. Bahkan agar bisa menikah di Mesjid Raya
Baiturrahman, harus mendaftar minimal sebulan
sebelumnya.
Lalu apa keunggulan atau kelebihan para perempuan Aceh?
Secara fisik, gadis Aceh dikenal cantik dan manis. Hal ini
karena mengingat percampuran Aceh dengan banyak
bangsa. Aceh biasa disebut dengan Arab, Cina, Eropa dan
Hindia. Maka jangan heran kalau ke Aceh Jaya tepatnya di
Lamno anda akan menemukan gadis bermata biru layaknya
perempuan di Eropa. Sementara jika ke Pidie banyak gadis
India. Sedangkan jika ke wilayah tengah Aceh, maka
perempuan perempuan disana berkulit putih, bermata sipit
seperti gadis Cina.
Selain itu perempuan Aceh dikenal setia. Dulu laki laki Aceh
kerap merantau. Pulangnya pun juga dalam waktu yang
lama. Tapi tidak ada istri yang menggugat cerai karena
alasan jablay. Istri akan tetap menunggu hingga suaminya
pulang. Selama menanti suami pulang tentu si istri
memahami bagaimana cara menjaga kehormatan diri.
Kelebihan lain adalah perempuan Aceh juga dikenal “tahan
banting” terhadap kemiskinan. Jarang terdengar seorang
istri meninggalkan anak dan suami hanya tidak sanggup
hidup dalam keterbatasan. Dalam prinsip hidup perempuan
Aceh, miskin bukan berarti harus terhina. Makanya
perempuan di Aceh juga sangat mengerti cara menjaga
kehormatan tidak hanya kerhormatan diri tapi juga keluarga.
Lazimnya, perempuan Aceh juga taat kepada suami. Sehebat
apapun perempuan ketika masih sendiri, kala menikah dia
sadar harus menjadi makmum. Imam dalam keluarga adalah
suami. Bukan berarti ini menunjukkan kerdilnya perempuan
Aceh dalam biduk rumah tangga. Ini hanya cara perempuan
Aceh memahami ajaran agama.
Kelebihan perempuan Aceh lainnya adalah rela berkorban
demi suami. Satu hal yang harus dipahami tantang mahar.
Prinsipnya mahar adalah sepenuhnya milik istri. Suami tidak
boleh mengganggu gugat. Namun hebatnya perempuan
Aceh, dia rela menjual emas tersebut untuk membantu
meringankan beban suami. Makanya tidak jarang ada yang
menjual maharnya untuk membantu modal bisnis suami. Ada
pula untuk membeli tanah atau membangun rumah. Tapi
yang jelas mahar tidak diberikan jika suami berencana
menikah lagi J
Meski demikian tentu saja kita tidak bisa memungkiri jika
ternyata ada juga gadis Aceh yang tidak sesuai dengan
uraian diatas. Gadis Aceh ada juga yang tidak setia. Atau
terlalu “gagah” didepan suami. Tidak sedikit gadis Aceh
yang ilmu agamanya cukup untuk dirinya saja. Tapi untuk
konteks ini kita harus melihatnya dengan seimbang. Bahwa
sekelompok kecil mereka tentu tidak bisa menutupi
kelompok besar perempuan Aceh yang memiliki kualitas
diatas rata rata.
Bukan bermaksud menyinggung atau menempatkan
perempuan sebagai komoditas. Yang jelas tidak perlu
khawatir melamar gadis Aceh meski terhitung berbiaya
tinggi. Sebab masih banyak diantara mereka yang memberi
kemudahan dalam penentuan mahar. Saya teringat dengan
seorang penulis asal Aceh. Pada bencana tsunami 2004 lalu,
dia dan keduanya anaknya menjadi korban. Mereka syahid
[insyaAllah] diterjang gelombang. ketika almarhumah
menikah dulu, maharnya hanya surat Al-Anfal. Mungkin
tidaklah berlebihan jika menyebut gadis Aceh selayak
bidadari surga yang berada di dunia.
So Masih berpikir untuk menikahi gadis Aceh??




Sumber Artikel : http://arielkahhari.wordpress.com/
2014/02/25/jangan-menikah

bonus gadis aceh
...
Diubah oleh unbeatdeath 28-02-2014 03:03
0
22.7K
142
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan