Ini Kasusnya :

ada kasus yang ane alami berurusan dengan ADMEDIKA Insurance ini, karena Perusahaan tempat ana bekerja sama dengan Allianz Insurance untuk penjaminan kesehatan karyawan, sdh dibayar premi dimuka dengan kesepakatan benefit. Oleh pihak Allianz pengelolaan asuransi kesehatan di sub kontrakkan ke Admedika Insurance.
Ana tidak tahu bagaimana bentuk pengalihan resiko dari Allianz ke admedika karena itu kerjasama mereka.

Pada hari senen tgl 25 jan 2014 anak ane sakit batuk gejala asma dibawa ke klinik, klinik ini ada kerjasama dg allianz, setelah dikasih obat, tapi batuknya tidak sembuh, lalu tgl 27 jan dibawa ke rumah sakit di Jakarta Timur No registrasi 01691428/117857 spesialis anak rumah sakit ini ada kerjasama dengan Allianz, karena selain batuk, anak ane juga perutnya sakit, oleh dokter anak di tekan sebelah kanan, oleh dokter direkomendasikan untuk di rotgen untuk melihat usus buntu. dari hasil usus buntu ternyata positif ada peradangan usus akut.
Dokter anak merekomendasikan di operasi usus buntu melalui dokter bedah Anak.
Oleh Dokter anak direkomendasi di rawat inap karena akan menjalani operasi usus buntu.
Setelah dokter bedah anak memeriksa anak ane, karena batuk belum sembuh maka di rekomendasikan penyembuhan batuk karena akan menganggu proses operasi.
Sejak awal rumah sakit sudah konform ke Allianz semuanya dan pihak allianz sudah ok untuk rawat inap dan masuk penjaminan.

Tapi sebagai penyelenggara yang di sub kontrakkan oleh Allianz ke Admedika, pihak admedika waktu sy telp dengan Ibu agustin tidak ada penjaminan "rawat inap" dan ane harus bayar deposit rawat inap dan pengobatan Rp 7,2 jt,
ALASAN Admedika adalah BATUK itu bisa di rawat jalan, dalam hal ini pihak admedika telah mengambil alih permasalahan pasien sebuah rumah sakit dengan menolak penjaminan, mereka juga punya dokter pembanding untuk menolak setiap pengajuan peserta apabila tidak sesuai dengan prosedurnya.

yang jadi pertanyaan?
1. apakah pihak Admedika sudah melihat langsung kondisi pasien di rumah sakit? kalau melalui telepon PENOLAKAN itu sangat tidak PROFESIONAL?
2. Apakah pihak Admedika bisa menjamin resiko keselamatan pasien kalau terjadi hal yang tidak diinginkan dengan pasien?