Bolos alias Cabut alias Bacut alias Madol

Kegiatan yang satu ini adalah terjemahan harfiah lirik lagu “Another Brick In The Wall” milik Pink Floyd dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perlawanan kepada sistem pendidikan yang dirasa tidak sesuai. Bolos sekolah adalah salah satu bentuk nyata sifat pemberontakan yang ada dalam tubuh manusia, memberontak untuk menolak jika dirasa tidak sesuai dan tidak kita sukai. Kalo males sekolah, ya cabut aja, begitu kira-kira premis sederhananya. Salah satu aksi rebel pertama dalam hidup seorang lelaki berawal dari kegiatan ini, “We don’t need no thought control!”


Berhasil bolos dan membohongi guru adalah sebuah kepuasan tersendiri. Apalagi bolosnya ditambah dengan aksi panjat dinding dan pagar sekolah, sungguh adrenalin akan terpacu kencang. Beda dengan jaman sekarang yang mau bolos sudah semakin susah sebab korps guru sudah berkomplot dengan jaringan Pol-PP untuk melakukan razia di mana-mana.

Ngembat Duit SPP

Jaman dulu di mana masih sekolah, tentunya kita masih kere, duit jajan terbatas seadanya buat ongkos dan makan sahaja. Mau beli apa-apa susah uangnya tiada, harus minta kepada orang tua, yang seringkali berujung marah dan kecewa. Jalan yang hitam terpaksa dipilih, itu semua demi memenuhi hasrat konsumtif dalam jiwa. Penggelapan uang SPP sekolah menjadi jalan keluar satu-satunya, dan ketika tiba waktu untuk membayarnya, melebih-lebihkan harga buku jadi jalan yang dipilih. Masih mending kalo bukunya ada, kadang buku yang gak ada diada-adain, yang penting orang tua mau merogoh koceknya

Buat yang sekolahnya jauh dari rumah, dan gak bawa kendaraan pribadi, jaman dulu pastinya pernah ngalamin bandel kayak gini. Demi sampai ke sekolah tercinta, dan demi estimasi waktu yang dipuja dengan maksimal sesuai target, faktor keamanan dan keselamatan kerap dinomorduakan. “Yang penting sampe,” begitu kira-kira jawaban dari para pelaku gelantungan di pintu bis/angkot.

Ya, memang kegiatan ini sangat mengasyikkan, memacu adrenalin sekaligus meninggikan pride di mata teman sesama lelaki. Rasanya macho sekaligus tangguh. Kegiatan ini dulu seringkali disebut dengan sebutan basmir, alias basis miring. Ane juga biasanya gelantungan waktu dulu gr2 angkotnya penuh+ udah magrib pas pulang sekolah, mau tak mau harus ngegelantung

Nebeng Mobil Bak/Truk

Mirip-mirip sama kayak yang di atas, ini juga sering kejadian sama yang rumahnya jauh dari sekolah dan gak bawa kendaraan sendiri. Apalagi kalo sukanya nongkrong bergerombol bareng pulang sekolah. Bawaannya gak boleh ngeliat mobil lega kosong dikit, kalo ada truk atau mobil bak terbuka pasti langsung dicegat, buat ditebengin. Lagi-lagi faktor keselamatan dinomorduakan, yang penting kepuasan dahaga akan pemenuhan adrenalin tercapai. Lagian kalo kayak gini, mau gak mau harus ikutan, daripada menanggung aib dicap pengecut oleh teman-teman. Yah, namanya juga masih remaja

Berantem

Banyak yang bilang jangan ngaku laki-laki kalo gak pernah ngerasain yang namanya berantem. Setuju atau tidak, terserah pendapat masing-masing. Yang pasti, rata-rata anak cowok pasti pernah berantem, dan berantemnya satu lawan satu, secara jantan, gak keroyokan. Ini semua wajar adanya, apalagi kalau masih kecil, belum bisa sepenuhnya mengontrol sinkronisasi antara otak dan emosi, masing-masing pastinya lebih dominan. Nah, kalo udah gede masih suka berantem, gak pake pikir-pikir dulu baik-buruknya, mungkin dia belum bisa move on dari masa kecilnya.

Nyolong Dari Pohon Orang

Rumput tetangga memang selalu lebih hijau, itulah ungkapan yang paling tepat untuk yang satu ini. Setiap ngeliat ada pohon yang berbuah, bawaannya pengin metik aja, cari-cari galah yang panjang, atau manjat diem-diem, gak peduli itu pohon punya siapa. Biasanya pohon yang paling sering diembat itu pohon mangga, atau kalo daerah rumahnya agak minggir ke kampung, pohon singkong dan pohon tebu jadi pilihannya. Kalo ditegor sama yang punya, jawabnya paling bisa: “Pohon kan ciptaan Tuhan, jadi milik bersama.” Tapi kalo ditegornya pake batu alias dilempar, ya mau gak mau cuma bisa kabur, gak bisa jawab.

Bercanda Pas Salat

Ini juga salah satu kegiatan yang menyenangkan semasa kecil dulu, pokoknya kalo ngeliat ada temen yang lagi salat, hampir mustahil kalo gak dikerjain. Ada banyak jenis bercandaan pas salat: ngasih jempol ke telunjuk yang lagi takhiyyat, dorong-dorongan ke samping pas lagi salat berjamaah, sampe ke yang paling simple kayak teriak “AAAAMIIIN” kenceng-kenceng. Tapi buat gua yang paling seru tuh bercandaan “Superman,” itu tuh yang kalo ada temen yang lagi sujud, terus kakinya ditarik sampe jadi tengkurep dan tangannya manjang ke depan, kayak Superman

hayo gann,, sapa yang pernah lakuin ini bareng2

Tidak seperti jaman sekarang yaitu jaman multimedia di mana segala macam informasi tentang apa saja bisa didapatkan dengan mudah, cukup mengetik dan mengklik saja langsung tersedia, termasuk asupan pornografi. Jaman dulu mana bisa, apa-apa serba terbatas. Jaman dulu orang yang memiliki koleksi VCD bokep adalah orang yang didewakan teman-temannya, nomor telepon/handphone-nya akan disimpan di banyak memori orang, bahkan dia memiliki gelar sendiri dalam tongkrongan: “Raja Bokep.”

Jaman dulu bahagia itu sederhana, salah satunya adalah kalo ada temen yang rumahnya sepi. Itu sama saja kode terselubung untuk melakukan aksi nonton bokep berjamaah. Segala macam petualangan lelaki ketika dewasa nanti berawal dari sini, dari sela-sela ketiak dan selangkangan Asia Carrera

Belajar Coli

hahaha ini mah jangan ditanyain lagi, pasti agan2 semua pernah alaminnya

Segala tindakan memengaruhi tindakan yang lain, begitulah konon kata orang-orang bijak di kaki pegunungan Himalaya. Maka setelah kami mengenal bokep, hal selanjutnya yang kami lakukan adalah proses pengenalan lebih dalam terhadap diri sendiri, salah satunya adalah: belajar coli.

Tanyakan saja kepada setiap lelaki yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka pasti masih mengingat jelas nama orang yang pertama kali mengajari mereka coli. Segalanya berawal dari obrolan di tongkrongan, hingga berujung kepada komunikasi pribadi dalam kamar mandi.

Ngintip Rok Cewek

Jangan salahkan kami para lelaki yang masa kecilnya pernah berlaku seperti ini, salahkanlah media massa yang memberi kami asupan informasi tanpa filter sehingga berujung pada pembentukan perilaku kami. Apalagi di usia kami saat itu yang masih dipenuhi rasa penasaran, ingin melihat langsung seperti apa bentuknya setelah hanya bisa melihat di layar kaca atau di majalah, mengintip rok cewek adalah solusinya.

Berbagai cara kami lakukan, mulai dari lirikan-lirikan tajam seperti mata elang yang mengincar tikus di sawah kering, hingga memodifikasi sepatu kami dengan kaca kecil dari peraut pensil. Semua itu kami lakukan demi kepuasan mendapatkan jawaban atas rasa penasaran yang begitu besar yang bersemayam di benak kami. Terpujilah sekolah-sekolah jaman dulu yang masih banyak menggunkan rok pendek untuk seragam siswi-siswinya.


Sebenarnya masih ada beberapa daftar kenakalan yang biasa dilakukan anak laki-laki, namun kami nggan menulisnya di atas sebab kesannya terlalu negatif saat ini, apalagi di mata para polisi moral yang makin banyak di negeri ini. Kami pun mengakui, 10 poin di atas memang terkesan negatif, apalagi kalau yang memandang adalah kalian yang masa kecil dan remajanya hanya diisi dengan kegiatan belajar, belajar, dan belajar.

Namun bagi kami, kegiatan di atas sudah memberikan kami pelajaran dan pengalaman yang tidak ternilai harganya. Serta turut serta membentuk kami menjadi pribadi yang lebih tangguh di masa depan nanti. Sebab pelajaran tentang kehidupan yang paling riil dan hakiki itu ada di jalan, bukan di dalam buku-buku, atau di dalam film-film

[URL="10 bandel cowok jaman dulu"]http://www.nyunyu.com/main-article/detail/10-bandel-cowok-jaman-dulu#.Ut_OB_sxVqM[/URL]