Saat tangismu pecah, sungguh itu saat yg ditunggu-tunggu. Sebentuk senyum terlihat di sekitar tubuh mungilmu. Setiap orang tersenyum ditengah tangismu. Juga wanita hebat yg berkorban nyawa dan bersakit-sakit agar kau hadir di dunia pun tersenyum, seakan rasa sakit yang pedih sirna karena tangismu. Sesegera ayahmu menggendongmu dan melantunkan adzan di telinga kananmu dan iqamah di telinga kirimu. Itulah pelajaran pertama akan tauhid untukmu.



Hari-hari berselang dan berganti. Dirimu berkembang jua. Berawal dari tangis saat kau lahir berlanjut dengan tangis-tangis lain yang menambah riuh keluarga kecilmu. Jari-jari kecilmu yg senantiasa menggenggam telunjuk ibumu saat ia dekatkan jarinya di telapak kananmu. Seakan kau tak ingin ditinggalkan sedikitpun.



Rasanya hari-harimu dipenuhi tangis, tangis, dan tangis. Itulah duniamu. Saat haus, kau isyaratkan dengan tangis. Saat kepanasan, kau isyaratkan juga dengan tangis. Saat popokmu basah pun kau isyaratkan dengan tangis. Sungguh hati ini geli bahagia saat kutuliskan hal ini tentangmu.



Kalau boleh aku katakan, ibumulah yang paling hebat di antara keluarga kecilmu. Bagaimana tidak? Saat 9 bulan 10 hari ia menggendongmu dlm kandungan. Saat kau akan lahir ia bertaruh nyawa agar kau lahir dengan selamat. Juga saat kalu lahir ia lebih sering tak tidur karena harus menyusuimu saat kau haus di malam hari. Lebih-lebih di siang hari ia sering sekali kau ompoli. Namun, walaupun begitu ia begitu bahagia dengan semua kesibukan itu.



Namun ayahmu tak kalah punya peran. Ia berjuang untuk menafkahi keluarga kecilmu. Dengan peluh yg bercucuran,ia terus bekerja. Ia tahu bahwa ada jagoan kecil dan ibunya yg hebat menunggu di rumah. Kerja keras ia lakukan demi kalian agar senantiasa terpenuhi kebutuhannya.



Seiring hari, minggu, bulan, dan tahun kau tumbuh. Belajar tengkurap adalah fase saat kau mulai aktif dengan gerakan. Begitu susah kelihatannya saat kau ingin sekali tengkurap tapi malah cuma berhenti di posisi miring. Tangismu pecah saat itu. Namun kedua orang tuamu tersenyum geli. Dibantunya kau untuk tengkurap dan tangismu pun terhenti. Kau tersenyum dengan pipi yg berbekas air mata karena tangis.



Waktu terus berjalan dan kau sudah mulai bisa duduk, merangkak, serta mulai memanggil “mama”, “papa” dan yg lainnya. Mulai sudah kenal mana ibumu, mana ayahmu. Kau sangat aktif. Seringkali kau mencoba berdiri dan terjatuh, mencoba lagi dan jatuh lagi. Hebatnya, ibumu selalu ada disana mendampingimu untuk bangkit kembali dan berdiri.



Hingga saat kau mulai bisa berlari, bermain keluar rumah dengan teman-teman. Mulai bersekolah di setiap jenjang, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, kuliah, lulus, dan kerja. Atau mungkin jg ada yg dr kalian yg mengikuti pendidikan di pondok pesantren. Hingga saat itu ayah dan ibumu selalu mendampingi. Sungguh besar cinta kasih orang tuamu kepadamu hingga kau jd seperti saat ini.



Mungkin balas kasih kita sebagai anak takkan mampu membayar besarnya cinta orang tua kita. Saatnya kita membahagiakan orang tua kita masing-masing. Membuat mereka banga dengan apa saja. Prestasi atau yg lainnya. Mungkin sebagian dr kita yg beruntung memiliki orang tua yg masih lengkap, berbahagialah. Sayangi mereka dan cintai mereka. Atau mungkin sebagian dr kita ada yg telah tiada, entah ayah, ibu, atau keduanya. Doakanlah mereka agar senantiasa mendapatkan ampunan dr Allah. Ingatlah perjuangan mereka maka kita akan selalu menjadi pribad yg membanggakan. Love you my mother. Love you my father. I always loving you.

Nb: mungkin sebagian dr kita ada yg berjauhan dg orang tua karena kuliah atau mungkin penempatan kerja yg jauh, telpon atau sms mereka jg rindu. Atau mungkin berkirimlah surat dg mereka. They will be so happy with that.