- Beranda
- Komunitas
- News
- Berita dan Politik
[9 tahun Tsunami] Kisah korban tsunami di Aceh yang masih tinggal dibarak!!
TS
bubs
[9 tahun Tsunami] Kisah korban tsunami di Aceh yang masih tinggal dibarak!!
Quote:
Original Posted By Tsunami
Sembilan tahun lalu tsunami besar melanda Aceh. Tepatnya pada 26 Desember 2004, Aceh dilanda gempa dan gelombang tsunami terdahsyat di Aceh yng telah menghancurkan
ribuan rumah dan infrastruktur lainnya.
Terutama di Ulee Lheue merupakan kawasan titik pusat datangnya gelombang tsunami di Banda Aceh. Daerah itu semua bangunan rata
dengan tanah disapu tsunami.
Ironisnya, di tengah-tengah kemegahan bangunan yang indah, fasilitas transportasi sudah baik seperti jalan sudah beraspal hotmix, namun masih terselip sebuah barak merana yang terlupakan di kawasan Ulee
Lheue. Di barak tersebut tinggal sebanyak 26 Kepala Keluarga (KK).
"Kami ini korban tsunami yang belum mendapatkan rumah bantuan," kata koordinator barak, Burhan pada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Barak yang masih tersisa tersebut sudah kumuh dan beberapa sudut sudah dimakan rayap. Bahkan, menurut pengakuan Burhan, satu barak bahkan ada yang tinggal dua
keluarga, tentu ini jauh dari kehidupan
normal dan sehat untuk anak-anak mereka.
Begitulah nasib mereka saat ini. Setiap saat mereka ingin menuntut haknya, mereka dipingpong ke beberapa tempat seperti ke Reudeup dan Labui. Keduanya berlokasi di Aceh Besar.
Sesampai mereka ke lokasi tersebut, ternyata rumah yang dijanjikan itu sudah dihuni oleh orang lain. Bahkan, ada di antara warganya sudah tinggal beberapa hari di rumah bantuan tersebut, tetapi sang pemilik rumah datang dan mengusir warga Ulee Lheue tersebut. Sehingga warga harus kembali ke barak.
"Pernah itu warga saya, setelah menempati rumah bantuan di Desa Reudeup Kabupaten Aceh Besar, lalu di usir, katanya ini milik orang lain," tegas Burhan.
Padahal keberadaan barak tersebut tidak jauh dari pusat kota Banda Aceh. Bahkan di depan berdiri barak itu adalah pantai yang telah dijadikan objek wisata di Banda Aceh.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Afwani mengaku semua warga yang tinggal di barak Ulee Lheue itu adalah penduduk asli
belum mendapat rumah.
"Iya benar mereka itu korban tsunami belum mendapat rumah,” tegas Afwani.
Afwani bersama koordinator barak yaitu Burhan sudah berupaya untuk mencari solusi agar mereka bisa mendapatkan barak. Akan tetapi, pihak pemerintah Kota Banda Aceh belum memberikan respons positif. Para pejabat di sana hanya memberikan janji-janji bantuan rumah.
"Ya sampai sekarang belum terealisasi," katanya.
Sembilan tahun lalu tsunami besar melanda Aceh. Tepatnya pada 26 Desember 2004, Aceh dilanda gempa dan gelombang tsunami terdahsyat di Aceh yng telah menghancurkan
ribuan rumah dan infrastruktur lainnya.
Terutama di Ulee Lheue merupakan kawasan titik pusat datangnya gelombang tsunami di Banda Aceh. Daerah itu semua bangunan rata
dengan tanah disapu tsunami.
Ironisnya, di tengah-tengah kemegahan bangunan yang indah, fasilitas transportasi sudah baik seperti jalan sudah beraspal hotmix, namun masih terselip sebuah barak merana yang terlupakan di kawasan Ulee
Lheue. Di barak tersebut tinggal sebanyak 26 Kepala Keluarga (KK).
"Kami ini korban tsunami yang belum mendapatkan rumah bantuan," kata koordinator barak, Burhan pada merdeka.com beberapa waktu lalu.
Barak yang masih tersisa tersebut sudah kumuh dan beberapa sudut sudah dimakan rayap. Bahkan, menurut pengakuan Burhan, satu barak bahkan ada yang tinggal dua
keluarga, tentu ini jauh dari kehidupan
normal dan sehat untuk anak-anak mereka.
Begitulah nasib mereka saat ini. Setiap saat mereka ingin menuntut haknya, mereka dipingpong ke beberapa tempat seperti ke Reudeup dan Labui. Keduanya berlokasi di Aceh Besar.
Sesampai mereka ke lokasi tersebut, ternyata rumah yang dijanjikan itu sudah dihuni oleh orang lain. Bahkan, ada di antara warganya sudah tinggal beberapa hari di rumah bantuan tersebut, tetapi sang pemilik rumah datang dan mengusir warga Ulee Lheue tersebut. Sehingga warga harus kembali ke barak.
"Pernah itu warga saya, setelah menempati rumah bantuan di Desa Reudeup Kabupaten Aceh Besar, lalu di usir, katanya ini milik orang lain," tegas Burhan.
Padahal keberadaan barak tersebut tidak jauh dari pusat kota Banda Aceh. Bahkan di depan berdiri barak itu adalah pantai yang telah dijadikan objek wisata di Banda Aceh.
Salah seorang tokoh masyarakat Desa Ulee Lheue, Kecamatan Meuraxa, Kota Banda Aceh, Afwani mengaku semua warga yang tinggal di barak Ulee Lheue itu adalah penduduk asli
belum mendapat rumah.
"Iya benar mereka itu korban tsunami belum mendapat rumah,” tegas Afwani.
Afwani bersama koordinator barak yaitu Burhan sudah berupaya untuk mencari solusi agar mereka bisa mendapatkan barak. Akan tetapi, pihak pemerintah Kota Banda Aceh belum memberikan respons positif. Para pejabat di sana hanya memberikan janji-janji bantuan rumah.
"Ya sampai sekarang belum terealisasi," katanya.
sumur
Quote:
Original Posted By TS"Gilak..ini peristiwa tepat 9 tahun lalu hari ini...Bantuan internasional dan dalam negri melimpah..ko bisa sampai ada yang terlantar..dikemanain tuh Bantuan"?
Mana neh yang mau Nyalon jadi presiden..ini saatnya...Bantuin tuh Korban tsunami yang masih terlantar daripada ngiklan sama pasang baliho..aksi nyata Yang penting
Mana neh yang mau Nyalon jadi presiden..ini saatnya...Bantuin tuh Korban tsunami yang masih terlantar daripada ngiklan sama pasang baliho..aksi nyata Yang penting
0
1.9K
Kutip
20
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan