dianakece
TS
dianakece
Tiga Penyihir Konyol
Tiga Penyihir Konyol

Di dalam hutan belantara hiduplah tiga orang penyihir sakti. Suatu hari mereka melakukan perjalanan panjang dengan mengendarai sapu sihir. Saat terbang melintasi awan yang diselimuti oleh kabut putih, mereka melihat pepohonan, gunung, perbukitan, sungai dan laut yang membentang luas dan sangat indah. Tiga penyihir sakti itu adalah Albus, Paus dan Mampus.

Tengah melintasi pergunungan tiba-tiba si Mampus merintih kesakitan.

“Hey! Mampus, ada apa denganmu?” tanya si Albus dengan cemas melihat temannya merintih kesakitan.

Dengan wajah merah sambil memegang perut, Mampus menjawab “ aduh! Perutku sakit sekali, aku ingin buang air, apakah di sini ada toilet?”. Tanya Mampus pada dua temannya.

“Mana ada toilet di angkasa begini !” kata Paus dengan bingung.

“Aku tidak tahan lagi, perutku sangat sakit!” kata si Mampus.

“Tenanglah kawan, aku tahu caranya,” kata Albus pada si Mampus. Albus mengarahkan tongkat sihir sambil mengucapkan mantra: “Torabica Moca !” lalu muncullah sebuah kamar kecil. Mampus masuk ke dalam dan tiba-tiba keluar kembali sambil memegang pipinya yang memar dengan wajah yang kusut manyut.

”Kenapa kamu cepat keluar Mampus? Bukankah perutmu sangat sakit?” tanya Albus dengan heran.

Sambil menahan sakitnya, Mampus menjawab,”Kamu salah Albus! Kenapa kamu berikan toilet wanita? Saat aku masuk mereka jadi marah dan menampar pipiku,”.

Albus dan Paus tertawa geli melihat nasib sial yang menimpa si Mampus.

Kini giliran Paus yang membantu dengan mengucapkan mantra: “ Sakurata ! “ muncullah sebuah kamar kecil yang indah, kali ini benaran toilet pria. Dengan cepat Mampus masuk ke dalam wc itu, tapi tak sampai beberapa menit ia segera keluar kembali dan masih memegang perutnya.

“Apa yang terjadi, Mampus?” tanya Paus heran.

“Gimana aku bisa buang air!! Toiletnya mampet !”. Mampus kesal sambil memegang perut yang sakit.

Kini Mampus berusaha mencoba sendiri mengucapkan mantra sambil menahan sakit perut. Cepat-cepat Mampus masuk ke dalam kamar kecil itu. Kali ini Mampus agak lama di dalam, setelah beberapa saat Mampus belum juga keluar. Albus dan Paus lelah menunggu, hingga keluarlah ia dari dalam.

“Kenapa kamu lama di dalam?” tanya Albus pada si Mampus.

“Aku lama karena orang di dalam ramai dan harus menunggu antrian,” jawab mampus.

Tiba-tiba Paus berbisik dengan Albus,“Hey Albus! apa kamu mencium sesuatu ?”

“Ya, seperti ada bau busuk yang menyengat dihidungku,” jawab Albus

Mampus yang dari tadi mendengar kedua temannya berbisik langsung berkata,” Maaf teman, tadi aku tidak sempat cuci pantat karena di desak antrian lain,” kata Mampus dengan malu-malu.

“Baunya sangat jelek, kamu makan jengkol ya?” tanya Paus.

“Ya, tadi aku sarapan jengkol,” kata Mampus.

Terpingkal-pingkal Albus dan Paus tertawa karena ulah si Mampus yang konyol.

Melihat Albus dan Paus tertawa si Mampus pun ikut terbahak-bahak. Akhirnya mereka semua tertawa dan tak sadar ada angin kencang datang , sampai mereka lari melintang pukang. Karena angin sangat kencang , celana Mereka terlepas dan sangkut di atas pohon jengkol. Dan jadilah mereka sekarang tiga penyihir yang terbang tanpa celana.

sumber : http://kumalarizka9.blogspot.com/
http://goo.gl/kPQ8W2
0
1.6K
23
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan