pecototAvatar border
TS
pecotot
[MIRIS] Pasukan Penjaga Pulau Terluar di NTT, kesulitan mencari Air
Jumat, 22/11/2013 12:23 WIB
Cerita dari Perbatasan
Tolong! Pasukan Penjaga Pulau Terluar di NTT Butuh Mesin Pengolah Air Laut
Andri Haryanto - detikNews



Atambua, - Sudah menjadi tanggungjawab negara untuk menjaga wilayah kedaulatannya dari bangsa lain meski hanya sejengkal. Namun sangat miris ketika kewajiban itu tak diimbangi dengan fasilitas kebutuhan dasar bagi penjaganya.

Ini yang dialami para personel TNI yang menjaga Pulai Batek yang berbatasan dengan Timor Leste.

Pulau terdepan ini terletak di Laut Sawu dan masuk pada wilayah administrasi pemerintah Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, NTT. Pulau ini adalah satu dari empat pulau terdepan yang ada di NTT.

Tiga pulau lainnya adalah Ndana Rote, Ndana Sabu, serta Pulau Mengudu di Sumba Timur.

Adalah Komandan Batalyon 744 Atambua, Letkol Teddy Arifyanto yang memikul beban tanggungjawab personelnya yang bertugas di Pulau Batek dan Ndana Rote.
Menurut dia, tidak mudah untuk menjaga dua pulau terluar tersebut, terlebih Pulau Batek, selain karena faktor alam, fasilitas penunjang pun bisa disebut minim.

Di Pulau Batek, pulau seluas lapangan sepakbola dan berbentuk seperti perbukitan, setiap personel harus dapat mengakali bagaimana mereka bertahan hidup.

Guna memenuhi kebutuhan air minum, mereka harus wara-wiri ke pulau berpenduduk dan membawa beberapa jeriken untuk menampung air tawar.

"Ketika mereka sampai di pulau itu, mereka harus menaiki motor dan mencari desa terdekat dengan waktu tempuh satu setengah jam," kata Teddy di Atambua, Kamis (21/11/2013).

"Sangat dibutuhkan mesin pengubah air laut jadi air tawar. Itu yang penting bagi prajurit," imbuhnya.

Belum lagi para prajurit ini harus menaiki bukit setinggi 300 meter di pulau tak berpenghuni. Beban prajurit akan sedikit terbantu bila hujan datang.

"Mereka memanfaatkan air hujan yang kemudian disaring untuk minum," kata Teddy.

Pulau ini menelan waktu sembilan jam dari Atambua ke Desa Oseli. Untuk menyeberang, dibutuhkan waktu satu jam. Itu pun kalau perahu karet yang dimiliki masih optimal berfungsi.

Kalau pun tidak, maka bisa lebih dari satu jam jarak antar pulau hanya untuk menyebrang.

Seperti penuturan Teddy sebelumnya, masih diperlukan perjuangan. Dari tempat pendaratan, prajurit harus memacu kuda besi selama satu jam setengah dengan kontur jalan bebatuan menuju Oseli hanya untuk satu dua jerigen air.

Permohonan mesin pengolah air laut, kata Teddy, sudah lama diminta. Bahkan sejak dia belum memegang kendali Batalyon 744 , permohonan itu sudah dilayangkan.

"Tapi hingga sekarang belum terealisasi," kata Teddy yang baru empat bulan menjabat Komandan Batalyon 744 ini.

[url]http://news.detik..com/read/2013/11/22/122344/2420543/10/1/tolong-pasukan-penjaga-pulau-terluar-di-ntt-butuh-mesin-pengolah-air-laut[/url]

*************************************************************************




Kayanya pernah baca, ada anak SMA di jawa timur yg bikin pemurni air laut cuman modal 150-200 ribu gitu...
Diubah oleh pecotot 22-11-2013 05:50
0
13.6K
72
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan