antikritik.Avatar border
TS
antikritik.
Mengatasi Banjir di Jakarta Jokowi pergi ke kuburan
Jakarta - Di era serba modern sekarang, peran dukun atau paranormal yang kerap diidentikkan sebagai penasehat spiritual juga tak kalah banyak digunakan ketika mengambil keputusan politik.

Banyak politikus mulai dari tingkat paling bawah hingga tertinggi pergi mencari tuah ke dukun. Bahkan ada yang mempunyai penasihat spiritual pribadi yang menurut sejarawan dari Universitas Indonesia (UI) JJ. Rizal termasuk bagian dari klenik. “Lihat saja kenapa dukun-dukun itu jadi begitu kaya,” kata Rizal kepada detikcom, Kamis (14/11).

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi), yang kenal sebagai bagian dari demokrasi dan mengusung program Jakarta Baru, ternyata juga disebut tak lepas dari aktivitas klenik.

Rizal menceritakan bagaimana Jokowi masih melakukan tradisi Gubernur DKI Jakarta yang secara rutin menyekar ke makam Pangeran Jayakarta. “Sebelum naik jadi Gubernur DKI kan dia ke makam Pangeran Jayakarta juga, padahal itu bukan makan Pangeran Jayakarta,” kata dia.

Tindakan Jokowi, dalam pandangan Rizal sukar dikatakan berkaitan dengan suatu sejarah. Sebaliknya, justru lebih condong sebagai bagian dari politikus kontemporer Indonesia, yang lekat dengan hubungan supranatural. "Orang-orang penting" yang telah meninggal dipercaya bisa memberikan berkah, perlindungan, nasihat dan bahkan kekuatan politik.

Praktik klenik para politisi ini, menurut Rizal, timbul karena tidak percaya diri dan demi menutupi kekurangan serta kegagalan kaderisasi partai. “Mencoba mencari alat legitimasi melalui kegiatan klenik. Ini fenomena yang terjadi ketika negara mengalami krisis dan peradaban yang sangat rendah dalam dunia politik.”

[url]http://news.detik..com/read/2013/11/14/154416/2413177/10/1/jokowi-disebut-tak-lepas-dari-kegiatan-klenik[/url]
_______________________________________

Jokowi Diminta Tinggalkan Publisitas Atasi Banjir Jakarta

JAKARTA, KOMPAS.com — Musim hujan yang mulai datang pada November ini membuat curah hujan tinggi dalam beberapa hari terakhir. Sejumlah kawasan pun banjir. Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo harus segera mengantisipasi masalah ini dan meninggalkan semua hal yang sifatnya seremonial dengan tujuan publikasi semata.

"Saya kira inilah saatnya Gubernur Jokowi memperlihatkan kinerjanya yang sungguh-sungguh guna dapat mengatasi masalah ini, termasuk kemacetan. Mari lupakan hal-hal yang sifatnya hanya seremonial belaka dengan tujuan publikasi semata," ujar anggota Komisi V dari Fraksi Partai Hanura, Saleh Husin, di Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Saleh mengatakan, Jokowi perlu melakukan perencanaan matang dan membuat grand design penanganan banjir ini. Jokowi juga diminta tidak mengeluarkan kebijakan "tambal sulam" yang akhirnya tidak dapat menyelesaikan masalah ini.

Persoalan banjir di Ibu Kota, kata Saleh, sudah menjadi agenda tahunan. Oleh karena itu, perlu ada pemecahannya. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga diminta tidak menyalahkan siapa pun atas penyebab terjadinya banjir ini.

"Tidak perlu menyalahkan siapa-siapa karena bagaimanapun Jakarta sebagai kota metropolitan harus bebas dari banjir," ucap Saleh.

Titik banjir di wilayah DKI Jakarta kian bertambah. Setelah hujan mengguyur Jakarta sepanjang siang dan petang hari pada Rabu (13/11/2013), titik banjir Jakarta bertambah dari 25 titik menjadi 34 titik.

Operator Pusat Kendali Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Rendra, membenarkan hal tersebut. Selain karena curah hujan yang tinggi, menurut Rendra, genangan-genangan tersebut ditengarai karena semrawutnya tata kabel instalasi galian yang selama ini dipasang tak sesuai dengan aturan pemerintah daerah. Ketinggian genangan air itu berkisar 10-50 sentimeter.

Titik genangan, antara lain, berada di Jalan Raden Inten/Buaran arah Banjir Kanal Timur setinggi 30 cm, jalan depan Kelurahan Setiabudi belakang Indofood Tower setinggi 25 cm, dan di Jalan flyover Antasari setinggi 20 cm.

Kemudian, genangan di Jalan Agus Salim setinggi 10-30 cm, Jalan Sabang setinggi 20 cm, Jalan Thamrin-Bundaran Hotel Indonesia setinggi 10-30 cm, Jalan DI Panjaitan genangan setinggi 40 cm di depan Hotel Patria Park, Jalan Gunung Sahari setinggi 20 cm, Jalan Satrio depan Kuningan City arah Kampung Melayu setinggi 30 cm, Jalan Kebon Nanas arah Cawang genangan setinggi 30 cm, Jalan Dewi Sartika arah UKI genangan setinggi 30-40 cm di Terowongan Cawang, Jalan Senen arah Salemba setinggi 10 cm, traffic light Pos Oteva setinggi 30 cm, dan Jalan Cikini Raya di depan 711 Cikini setinggi 30 cm.

http://megapolitan.kompas.com/read/2...Banjir.Jakarta
______________________________________________

Sejatinya orang berziarah ke kuburan adalah supaya ingat akan kematian, kuburan ada yang long size, Midle Size bahkan Small Sizepun ada ini menandakan bahwa kematian tidak tebang pilih.

Hanya saja ada saja orang orang yang tidak percaya diri yang takut doanya tidak didengar maka, kuburan orang soleh merupakan Media yang disepakati secara umum untuk menyampaikan doanya, dengan harapan melalui perantara kuburan orang soleh inilah doa doanya bisa dikabulkan.

Islam adalah agama tanpa perantara / calo / makelar / tanpa Server semua orang bisa berdoa secara langsung " Berdoalah kepadaKU niscaya aku kabulkan doa mu "

0
1.6K
8
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan