GPO2AAvatar border
TS
GPO2A
Lurah Susan dan Bahruddin Terima Penghargaan Kepahlawanan


Lurah Lenteng Agung Susan (kedua dari kiri) dan Pendiri Lembaga pendidikan Qaryah Thayyiban Bahruddin (kedua dari kanan) menerima penghargaan sebagai sosok pahlawan dan inspirator.. Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua TMP Maruarar Sirait (kanan) dan Ketua GP Ansor Nusron Wahid.(kiri) di gedung RRI Jakarta, Minggu (10/11).

Jakarta - Dua orang tokoh muda, Lurah Lenteng Agung Susan Jasmine dan Pendiri Lembaga pendidikan Qaryah Thayyiban Bahruddin, menerima penghargaan sebagai sosok pahlawan dan inspirator.

Penghargaan itu diserahkan oleh dua lembaga kepemudaan, GP Ansor dan Taruna Merah Putih (TMP), yang dilaksanakan di Gedung RRI, Jakarta, Minggu (10/11).

Penghargaan diserahkan langsung oleh Ketua TMP Maruarar Sirait dan Ketua GP Ansor Nusron Wahid.

"Penghargaan ini untuk orang-orang muda yang menginspirasi kita agar berani berjuang dan bekerja. Kita diajarkan bahwa bila kita punya tujuan dan prinsip, kita akan berani menghadapi tekanan dan diskriminasi," tegas Maruarar.

"Tak mungkin ide besar lahir dari orang yang takut kehilangan jabatan. Ide dna kerja besar hanya lahir dari orang yang takut kehilangan prinsipnya dan kepercayaan."

Bahruddin adalah pendiri lembaga pendidikan Qaryah Thayyiban di Kalibening, Kecamatan Tingkir, Salatiga, Jawa Tengah. Lembaga itu menggunakan konsep sekolah alam bagi anak-anak petani yang tak sanggup mendapat pendidikan karena kesulitan akses serta biaya.

Dia menjelaskan bahwa konsep yang mereka kembangkan berbeda dengan sekolah pada umumnya, yang tidak memiliki kurikulum soal desa.

"Karena SD umum itu tak satupun yang pelajarannya tentang desa, sejarah dan sumber dayanya. Masyarakat desa tak dilibatkan dalam membangun desanya sendiri. Dengan kurikulum ini, maka siswa dididik untuk berkemampuan mengolah desanya," jelas Bahruddin.

Kerja kerasnya berbuah positif karena Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sudah membuat kontrak politik mewujudkan konsep pendidikan sejenis di 8000 desa di Jateng.

Sementara Lurah Susan mengaku kaget dengan adanya penghargaan itu. Dengan mata berkaca-kaca dan suara tertahan, Susan mengaku sebenarnya merasa belum pantas untuk menerima penghargaan itu.

"Teirma kasih kepada GP Ansor dan Taruna Merah Putih. Ini penghargaan benar-benar buat saya kaget. Sepertinya saya baru kemarin, tapi sudah dianggap pahlawan. Susah bagi saya untuk bicara," kata Susan.

Walau demikian, dia berjanji pernghargaan itu akan dijadikannya sebagai penguat komitmen untuk membuktikan bahwa dirinya akan bekerja sebaiknya dan berguna buat warga kelurahannya.

"Saya tak gentar. Saya tetap berpegang pada Empat Pilar, pada UUD 45, Pancasila, Bhineka Tinggal Ika, dan NKRI. Ke depan saya akan lebih giat bekerja," tuturnya.

"Akan saya buktikan apa yang di-judge kepada saya tak benar. Bahwa saya perempuan yang tak bisa bekerja, akan saya buktikan itu tak benar. Makin ditindas, saya akan maju terus."

Sementara Ketua GP Ansor Nusron Wahid menekankan bahwa pahlawan bagi orang muda adalah sosok yang memberikan kemanfaatan.

Sosok kepahlawanan demikian makin dibutuhkan karena harus menjawab tantangan hari ini.

"Yakni menjaga kebhinekaan, memberantas kemiskinan, dan memberantas korupsi. Bangsa Indonesia takkan punya masa depan kalau tiga hal ini tak diberantas," kata Nusron.

"Sosok-sosok pahlawan semoga menginspirasi dan menguatkan kita melaksanakan prinsip itu.

http://m.beritasatu.com/nasional/149...ahlawanan.html

"Yakni menjaga kebhinekaan, memberantas kemiskinan, dan memberantas korupsi. Bangsa Indonesia takkan punya masa depan kalau tiga hal ini tak diberantas emoticon-Request
tien212700Avatar border
tien212700 memberi reputasi
1
1.8K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan