nyomanmediaAvatar border
TS
nyomanmedia
5 Fakta Penderitaan Siswi SMA Gorontalo Di rudapaksa Berigilir Oleh Polisi
Penderitaan yang dialami oleh IU (16), siswi SMA di Gorontalo ini benar-benar berat. Perkenalannya dengan anggota polisi Aiptu IGD menjadi awal bencana bagi hidupnya.
Aiptu IGD yang dianggap orang baik, justru merudapaksanya pada Mei 2013. Karena korban tak melaporkan kasus pemerkosaan ini, pelaku kemudian merancang aksi-aksi selanjutnya.

Pada hari-hari berikutnya, di bawah ancaman IU dirudapaksa lagi. Bukan hanya IGD, tapi juga polisi lainnya, rekan IGD.

Sejak beberapa bulan lalu, IU mengalami pemerkosaan berkali-kali. Ia sekarang menjadi trauma. Berikut ini kisah sedih IU.

1. Dirudapaksa polisi bergilir di mess
Merasa tak dapat komplain setelah memerkosa, IGD terus melanjutkan aksinya. Dia kembali menghubungi IU.

"IGD datang ke sekolah dan jemput lagi. Anak ini lari, mau menghindar. Tapi IGD kejar, setelah dapat ditarik ke mobil lalu dibawa ke mess. Sampai di mess korban juga dipaksa minum sesuatu supaya mabuk," ujar seorang anggota LSM Gapura-G

Di mess itu sudah ada tiga orang teman pelaku, yang juga polisi. Rekan pelaku juga merudapaksa korban secara bergilir. "Kata korban itu polisi karena tahu dari pakaian seragamnya," tambahnya.

Nestapa IU tak berhenti sampai di situ. IGD kembali menjebak korban di bulan Juni. "Dia jemput lagi di sekolah dan dipaksa masuk ke mobil, dibawa ke mess yang sama, dikasih minum sesuatu dan di situ ada tujuh rekan IGD polisi juga yang nunggu dan dirudapaksa lagi," tambahnya.

2. Dirudapaksa di kantor polsek

IU (16) dirudapaksa dan dicabuli berulang-ulang oleh sedikitnya sembilan orang polisi. Ironisnya salah satu pemerkosaan itu dilakukan di Kantor Polsek Paguyaman.

Setelah beberapa kali dirudapaksa, IU ketakutan. Bulan Oktober awal, IU ditelepon oleh seorang polisi berinisial AU agar datang ke Polsek. Kalau tak datang ke Polsek, polisi itu mengancam akan menyakiti ABG malang itu.

"IU datang. Sampai di sana bukan yang telepon itu yang rudapaksa, tapi temennya yang lain lagi," kata Zulkifli.

3. Diancam pakai pistol
Paman IU, Zulkifli menceritakan, usai dirudapaksa seorang polisi, datang lagi polisi yang mengaku pangkatnya lebih tinggi. Tubuh IU dipegang-pegang. Lokasinya masih di Polsek Paguyaman.

Dia minta ABG itu menginap di kantor polisi. IU menolak, tapi polisi tersebut mengancam dan memperlihatkan pistolnya. IU terpaksa menurut dan tidur di salah satu ruangan polsek.

"Lalu sekitar jam 2 dini hari, pelaku berinisial I masuk dalam kamar dan memaksa IU. IU menolak sambil menangis dan berteriak-teriak, tetapi pelaku bilang tak ada gunanya teriak karena tak ada yang dengar," lanjut Zulkifli.

Setelah merudapaksa tiga kali, polisi itu meninggalkan IU dalam keadaan menangis dan tanpa busana.

4. Minta tolong, malah dirudapaksa lagi
Setelah dirudapaksa polisi di Kantor Polsek Paguyaman, penderitaan yang dialami oleh siswi SMA, IU (16) di Gorontalo ini belum berakhir. Saat meminta pertolongan kepada teman kakeknya, IU malah kembali dirudapaksa.

"Paginya ada petugas bersih-bersih panggil, tapi IU enggak bilang dirudapaksa. Rumahnya di belakang Polsek. Di rumah petugas itu IU pinjam ponsel untuk telepon teman opanya, inisial M, karena dianggap baik dan bisa menolong dia," cerita paman IU, Zulkifli.

Lalu korban dijemput dan dibawa ke rumah teman kakeknya tersebut. "Sampai di rumah M, tidur satu malam belum ada kejadian, tapi besok malamnya dirudapaksa. Pelaku usia 30-an. IU dirayu dia bilang mau nikahi, makanya dia mau setubuhi, dia bilang siap terima IU apa adanya," katanya.

Saat itu IU tak berani telepon ke rumah karena takut. Apalagi korban sudah tak pulang ke rumah sejak 1 Oktober 2013.

5. Selain polisi, satpam juga ikut memerkosa
paman IU (16) mengungkapkan jika pencabulan juga dilakukan dua satpam di tempat kerja ayah IU. Awalnya IU tidak berani bercerita karena mendapat ancaman dari para pria bejat itu.

"Dilakukan di bengkel dekat pabrik gula, tempat ayahnya bekerja," kata Zulkifli,Menurutnya, Aiptu IGD dan satpam satu tempat kerja dengan ayah IU. Berdasarkan pengakuan siswi kelas dua itu pelaku lebih dari 10 orang dan rata-rata adalah anggota korps baju cokelat.

" 13 Yang di Sebut IU, 9 Polisi "[/URL[/size]] ungkapnya.

Polisi sudah menetapkan lima tersangka, yakni Aiptu IGD, Brigadir IN, dua satpam MN, NN, dan satu orang berinisial KK, yang ditahan. Untuk itu pihak keluarga mendesak polisi dapat segera menangkap pelaku lain.

[URL="http://nyomanmedia.com"][size="4"]Sumber >>>
Diubah oleh nyomanmedia 08-11-2013 02:30
0
12.7K
48
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan