Quote:
Fenomena Matahari berbentuk sabit atau gerhana matahari sebagian yang terjadi di New York. | Nicholas Sperling
KOMPAS.com — Fenomena Matahari berbentuk sabit terjadi di New York, Amerika Serikat, Minggu (3/11/2013). Fenomena ini berhasil diabadikan oleh astrofotografer Nicholas Sperling dari Eagle Rock Reservation, West Orange, New Jersey.
Fenomena Matahari berbentuk sabit itu sebenarnya adalah bagian dari fenomena gerhana Matahari hibrid yang terjadi pada Minggu kemarin. Wilayah Amerika Serikat bisa menyaksikan gerhana Matahari hibrid dalam bentuk gerhana Matahari sebagian.
Gerhana Matahari hibrid adalah fenomena gerhana Matahari ketika dalam satu fenomena, terjadi berbagai macam gerhana Matahari, baik sebagian, cincin, dan total, sekaligus. Hal ini terjadi karena lengkung Bumi dan orbit Bulan yang berbentuk elips.
Matahari terbit di New York yang berbentuk sabit sendiri terjadi pada awal gerhana Matahari hibrid kemarin. Bulan menutupi sebagian muka Matahari sehingga saat terbit, Matahari tampak cuil.
Fenomena Matahari berbentuk sabit tidak hanya dijumpai di New York. Di kota-kota Amerika Serikat lainnya, seperti Annapolis, saat terbit, Matahari juga berbentuk sabit. Hanya, persentase tutupan muka Matahari oleh Bulan berbeda-beda.
Fenomena Matahari sabit pada saat fajar yang dipotret dari Chesapeake Bay, dekat Annapolis, Amerika Serikat
Sementara itu, di Abu Dhabi, fotografer Kristi Larson juga mengabadikan fenomena Matahari berbentuk sabit. Namun, di sana, fenomena ini bukan terjadi kala fajar, melainkan kala senja.
Fenomena Matahari berbentuk sabit yang diabadikan dari Abu Dhabi. Berbeda dengan wilayah Amerika Serikat yang mengalami fenomena ini kala fajar, Abu Dhabi mengalaminya kala senja.
Gerhana Matahari hibrid adalah fenomena langka. Dalam kurun waktu 1986-2067, gerhana ini hanya akan terjadi 9 kali.
Sementara Matahari berbentuk sabit lebih sering terjadi. Setiap gerhana Matahari sebagian, manusia bisa melihat Matahari dalam bentuk tersebut.
Fenomena
Quote:
Gerhana Matahari "Hibrid", Bagaimana Bisa Terjadi?
KOMPAS.com— Gerhana Matahari "hibrid" yang terjadi pada Minggu (3/11/2013) merupakan gerhana Matahari langka, terakhir terjadi pada tahun 2005, kemudian hari ini, dan baru akan terjadi lagi pada tahun 2023.
Gerhana Matahari hibrid didefinisikan sebagai gerhana Matahari cincin dan total yang terjadi pada satu waktu fenomena gerhana secara berurutan. Fenomena ini lain dari biasanya, di mana dalam satu fenomena gerhana, hanya ada satu macam gerhana Matahari.
Bagaimana sesungguhnya gerhana Matahari hibrid bisa terjadi?
Pada prinsipnya, gerhana Matahari hibrid bisa terjadi karena jarak antara Bulan dan Bumi yang bervariasi pada setiap titik wilayah Bumi. Sebab, perbedaan jarak adalah karena bentuk Bumi yang bulat serta orbit Bulan yang berbentuk elips, bukan lingkaran sempurna.
Gerhana Matahari hibrid biasanya dimulai dengan fenomena gerhana Matahari cincin, diikuti dengan total dan kembali gerhana Matahari cincin. Gerhana Matahari hibrid kali ini unik karena dimulai dengan gerhana Matahari cincin dan berakhir dengan total.
Untuk memahami bagaimana gerhana Matahari hibrid bisa terjadi, bisa dilihat diagram berikut.
Hermit.org Permulaan proses gerhana Matahari hibrid, jarak antara Bumi dan Bulan relatif jauh sehingga umbra tidak mencapai Bumi. Akibatnya, terjadi gerhana Matahari cincin di wilayah perpanjangan umbra (antumbra).
Tampak pada gambar di atas bahwa jarak antara Bumi dan Bulan relatif jauh. Akibatnya, umbra (bayang-bayang Bulan) tidak mencapai wilayah Bumi. Muncul kemudian wilayah yang disebut antumbra. Wilayah Bumi yang masuk dalam antumbra akan melihat gerhana Matahari cincin.
Sementara itu, Bulan terus bergerak. Akhirnya, Bulan sampai pada jarak yang lebih dekat dengan Bumi. Jarak yang lebih dekat memungkinkan bayangan umbra Bulan mencapai wilayah Bumi. Terjadilah kemudian gerhana Matahari total di wilayah yang tercakup umbra serta gerhana Matahari sebagian di wilayah sekitarnya. Diagram di bawah menunjukkannya.
Pada proses gerhana Matahari hibrid selanjutnya, Bulan mencapai jarak yang lebih dekat dengan Bumi sehingga umbra mencapai Bumi. Wilayah tempat jatuhnya umbra akan mengalami gerhana Matahari total.
Dalam peristiwa gerhana Matahari hibrid, gerhana Matahari total hanya terjadi dalam waktu yang sangat singkat. Pada tahun 2005, seperti dijelaskan dalam situs hermit.org, gerhana Matahari total hanya terjadi selama 42 detik dan cuma mencakup wilayah selebar 27 km.
Selama kurun waktu tahun 1986 hingga 2067, fenomena ini hanya akan terjadi sembilan kali. Setelah kali ini, gerhana Matahari hibrid akan terjadi pada 20 April 2023.
Editor :
Yunanto Wiji Utomo
Quote:
Kapan Indonesia Bisa Menyaksikan Gerhana Matahari "Hibrid"?
Gerhana Matahari "hibrid" dalam jangka waktu antara tahun 1986 - 2067 dan lokasi yang bisa menyaksikannya. | eclipse.star.gs
KOMPAS.com- Fenomena gerhana Matahari "hibrid" yang terjadi Minggu (3/11/2013) tak bisa disaksikan di Indonesia. Saat gerhana mulai terjadi, Indonesia telah memasuki waktu sore menjelang malam.
Namun, walau tak bisa menyaksikan fenomena gerhana langka itu kali ini, Indoensia masih berpeluang menyaksikannya. Cukup lama waktu untuk menunggunya sebab gerhana Matahari hibrid baru akan menyambangi wilayah Indonesia pada 25 November 2049. Ya, 36 tahun lagi!
Menurut Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, gerhana Matahari hibrid pada tahun 2049 nanti akan dimulai dan diakhiri dengan gerhana Matahari cincin dan memuncak dalam bentuk gerhana Matahari total.
Titik 0.3 adalah zona transisi dalam gerhana Matahari hibrid tahun 2049.
Simulasieclipse.star.gsmenunjukkan, gerhana Matahari cincin akan dimulai di wilayah timur Afrika. Puncak gerhana, dalam bentuk gerhana matahari total, akan terjadi di Samudra Hindia barat Sumatera. Sementara, gerhana akan berakhir di Pasifik.
Wilayah Indonesia bisa mengamati gerhana Matahari "hibrid" ini saat tahap gerhana Matahari totalnya. Wilayah yang bisa mengamati antara lain bagian selatan Sumatera, bagian selatan Kalimantan, dan bagian tengah Sulawesi.
Wilayah Sulawesi akan menjadi spot istimewa. Laut di selatan Sulawesi Utara akan menjadi titik transisi dari gerhana Matahari total menjadi gerhana Matahari cincin pada tahap akhir gerhana.
Pengamatan totalitas gerhana pada di zona transisi pada saat gerhana matahari hibrid" sangat istimewa. Pasalnya, dalam banyak kesempatan, zona transisi berada di wilayah yang sulit dijangkau.
Bila ditilik dari simulasinya, wilayah maluku akan mengalami gerhana Matahari cincin. Jadi, dalam satu fenomena gerhana, wilayah Indonesia bisa melihat dua macam gerhana Matahari, cincin dan total.
Fenomena gerhana Matahari "hibrid" tergolong langka. Dalam kurun waktu 1986 - 2067, fenomena ini hanya akan terjadi 9 kali. Setelah Minggu hari ini, gerhana Matahari "hibrid" baru akan terjadi lagi pada 20 Maret 2023.
Pada 20 Maret 2023, memang ada wilayah Indonesia yang bisa menyaksikan gerhana Matahari total dalam rangkaian gerhana Matahari "hibrid", namun hanya sebagian kecil, diantaranya hanya wilayah kepala burung Papua.
Gerhana Matahari "hibrid" terjadi karena permukaan Bumi yang lengkung dan orbit Bulan yang elips. Akibatnya, jarak antara Bumi dan Bulan bervariasi. Dalam peristiwa gerhana Matahari "hibrid", ketika jarak lebih jauh, gerhana Matahari cincin akan terjadi sementara bila jarak lebih dekat, gerhana Matahari total akan terjadi.
Editor :
Yunanto Wiji Utomo
Indonesia masih lama lihat gerhana hibrid