tarno.gantenkAvatar border
TS
tarno.gantenk
Angkringan Yang Sudah Di Gemari Para Remaja



ANGKRINGAN adalah sebutan untuk warung minuman dan makanan ringan khas Yogyakarta, atau Solo, Jawa Tengah. Pedagang angkringan biasanya menjajakan dagangan mulai sore hingga menjelang subuh.

Aneka ragam makanan dan minuman yang disuguhkan. Seperti kopi, jahe, susu serta jajanan aneka gorengan, ***forbidden***, sate telur dan menu yang paling digemari pelanggan yaitu ‘sega kucing’ alias nasi bungkus ukuran kecil layaknya buat makanan kucing..

Spoiler for Angkringan:


Hingga saat ini di Jakarta masih tergolong langka mendapatkan ‘Angkringan Sega Kucing’, sehingga masyarakat pendatang dari Jawa Tengah kesulitan mendapatkan warung diterangi lampu remang-remang. Namun bagi pedagang kreatif yang mampu menghadirkan ‘angkringan ala Solo’ di tengah hiruk-pikuk Jakarta, dapat mengobati kerinduan kuliner bagi pendatang dari Solo, Yogya, dan sekitarnya.



Salah satu pedagang kreatif adalah Yono, asal Klaten, Jawa Tengah. Pria 48 tahun ini berdagang angkringan sega kucing di Jalan Raya Garuda, Kemayoran, Jakarta Pusat.

LESEHAN DI TROTOAR
Dengan memanfaatkan trotoar yang dialasi kain bekas spanduk atau poster, menjadi tempat lesehan. Warungnya tiap malam dipadati ratusan pelanggan, terutama kaum muda-mudi asal ‘Jawa’.

“Kalau tidak ada hujan, dagangan kami cepat habis karena banyak sekali pelanggan yang datang untuk mencicipi makanan dan minuman sambil ngobrol di lesehan pinggir jalan,” ujar Yono yang mengawali usaha ini pada tahun 2010. Tapi kalau hujan, dagangannya kurang laku, karena nyaris tidak ada tempat buat berlindung.



Selama tiga tahun menekuni bisnis ‘wedangan’ bersama saudaranya, Yono merasa bersyukur karena mendapatkan untung lumayan besar. “Pada hari biasa, omset semalam sekitar Rp1,5 juta, kalau Sabtu dan Minggu, bisa lebih besar lagi,” ujar Yono tentang warungnya yang menjual aneka makanan dan minuman dengan harga murah-meriah.
Hari biasa, Yono menyiapkan sekitar 150 bungkus ‘sega kucing’, ratusan tusuk sate telur puyuh, daging ayam, 50 tusuk ***forbidden*** sapi, dan lainnya. “Kadang jam 22.00 semua jajanan sudah habis, tinggal minuman saja,” tambah Yono yang dibantu 3 pekerja.

Kelangkaan angkringan di Jakarta ini juga menguntungkan bagi Yono. Pasalnya dia sering mendapatkan booking untuk komunitas tertentu.



“Contohnya waktu Menteri Pemuda dan Olahraga Bapak Roy Surya yang orang Yogya itu menggelar pertemuan dengan komunitas olahragawan di Ancol, saya mendapat pesanan 1.500 paket dengan harga per paket Rp20 ribu. Kami berdagang secara tradisional,” jelasnya.



Bahkan, kata Yono, dalam waktu dekat sudah dapat pesanan lagi untuk komunitas pecinta grup band Koes Plus yang juga akan menggelar acara di Ancol.


Quote:
0
4.4K
22
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan