- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Kisah-Kisah dari RAISE YOU UP
TS
laoshe78
Kisah-Kisah dari RAISE YOU UP
Spoiler for Kisah 01:
What was behind the successful of SCTV Liputan 6
Don Bosco Selamun adalah seorang tokoh senior media pers televisi Indonesia. Kini ia menjabat sebagai anggota Komisi Penyiaran Indonesia. Bang Don (begitu sapaan akrabnya) adalah mantan Direktur Pemberitaan di Metro TV News dan Vice President Liputan 6 SCTV.
Saat ditanya apa saja kualitas yang dimilikinya secara unik sehingga ia bisa dipercaya oleh Metro TV dan SCTV Liputan 6 menduduki jabatan senior executives, ia menjawab, ”Saya betul-betul merasa dunia saya adalah dunia media khususnya bidang penyiaran televisi. Saya merasa bahwa kenikmatan hidup saya ada di situ. Dan itu bisa mengalahkan rasa capek, stres, segala ketegangan dan resiko di balik pekerjaan itu. Secapek-capeknya kita, kita menikmati ketegangan pekerjaan itu. Atau bisa saja saya bilang, rasa lelah dari pekerjaan itu malah membuat adrenalin meningkat terus menerus tanpa henti.”Selain menyenangi pekerjaannya, ia juga tidak pernah mau menjadi rata-rata dalam pekerjaannya, yaitu penyiaran berita. Ia selalu menantang karyawan di bawahnya seperti ini: ”Kalau orang memberitakan sesuatu dari sudut x dan kita juga x, terus apa bedanya? Kita mau yang x plus plus plus.”
Pokoknya harus membuat sesuatu yang tidak dibuat oleh orang lain, terutama kompetitor kita. Misalnya dalam meliput suatu peristiwa, pertanyaan dasar yang selalu ia lontarkan kepada kru adalah: Hai, Anda seorang wartawan, apa yang Anda liput dan Anda wartakan yang lebih daripada yang diliput oleh orang biasa yang bukan wartawan.”Harus ada sesuatu yang “lebih“ kemudian sama-sama melakukan pencarian sehingga selalu ada plus plus plusnya. Tidak heran kalau Metro News dan Liputan 6 mendapat tempat yang khusus di hati pemirsanya.
Saat ditanya apakah ia pernah diintimidasi rasa takut dan dilanda ketakutan sehubungan dengan pekerjaannya sebagai orang tertinggi di bidang pemberitaan berita televisi itu, ia menjawab dengan jujur, “Selalu ada rasa takut dan ketakutan itu, tetapi selalu dilihat sebagai suatu tantangan. Justru karena takut saya melihat ini ada bahayanya dan selalu saya tantang diri saya. Dan selalu setelah pekerjaan itu diselesaikan, rasa takut itu ternyata tidak sebesar gertakan dan intimidasi yang diciptakannya. Mengatasi rasa takut sebenarnya sebuah managerial capabilities.”
Quote:
Don Bosco Selamun adalah seorang tokoh senior media pers televisi Indonesia. Kini ia menjabat sebagai anggota Komisi Penyiaran Indonesia. Bang Don (begitu sapaan akrabnya) adalah mantan Direktur Pemberitaan di Metro TV News dan Vice President Liputan 6 SCTV.
Saat ditanya apa saja kualitas yang dimilikinya secara unik sehingga ia bisa dipercaya oleh Metro TV dan SCTV Liputan 6 menduduki jabatan senior executives, ia menjawab, ”Saya betul-betul merasa dunia saya adalah dunia media khususnya bidang penyiaran televisi. Saya merasa bahwa kenikmatan hidup saya ada di situ. Dan itu bisa mengalahkan rasa capek, stres, segala ketegangan dan resiko di balik pekerjaan itu. Secapek-capeknya kita, kita menikmati ketegangan pekerjaan itu. Atau bisa saja saya bilang, rasa lelah dari pekerjaan itu malah membuat adrenalin meningkat terus menerus tanpa henti.”Selain menyenangi pekerjaannya, ia juga tidak pernah mau menjadi rata-rata dalam pekerjaannya, yaitu penyiaran berita. Ia selalu menantang karyawan di bawahnya seperti ini: ”Kalau orang memberitakan sesuatu dari sudut x dan kita juga x, terus apa bedanya? Kita mau yang x plus plus plus.”
Pokoknya harus membuat sesuatu yang tidak dibuat oleh orang lain, terutama kompetitor kita. Misalnya dalam meliput suatu peristiwa, pertanyaan dasar yang selalu ia lontarkan kepada kru adalah: Hai, Anda seorang wartawan, apa yang Anda liput dan Anda wartakan yang lebih daripada yang diliput oleh orang biasa yang bukan wartawan.”Harus ada sesuatu yang “lebih“ kemudian sama-sama melakukan pencarian sehingga selalu ada plus plus plusnya. Tidak heran kalau Metro News dan Liputan 6 mendapat tempat yang khusus di hati pemirsanya.
Saat ditanya apakah ia pernah diintimidasi rasa takut dan dilanda ketakutan sehubungan dengan pekerjaannya sebagai orang tertinggi di bidang pemberitaan berita televisi itu, ia menjawab dengan jujur, “Selalu ada rasa takut dan ketakutan itu, tetapi selalu dilihat sebagai suatu tantangan. Justru karena takut saya melihat ini ada bahayanya dan selalu saya tantang diri saya. Dan selalu setelah pekerjaan itu diselesaikan, rasa takut itu ternyata tidak sebesar gertakan dan intimidasi yang diciptakannya. Mengatasi rasa takut sebenarnya sebuah managerial capabilities.”
Spoiler for Kisah 02:
Kisah Zig Ziglar
Zig Ziglar adalah anak ke-10 dari 12 bersaudara dan pada usia enam tahun ayahnya meninggal dunia dan ibulah yang membesarkan mereka. Kala itu kondisinya amat memprihatinkan. Dalam biografinya Zig yang tumbuh dewasa bahkan harus kebingungan mencari USD64 untuk membayar rumah sakit persalinan putrinya.
Pada suatu hari, ia memutuskan untuk menghadiri suatu sales conferenceproduk alat-alat rumah tangga. Seseorang yang ia kagumi dan hormati, salah satu pemimpin perseroan dari penjualan langsung tsb, Mr Merrel, menariknya dan mengucapkan kata-kata sederhana ini kepadanya, ”Zig sama sekali tidak ada keraguan dalam pikiran saya, kalau Anda benar-benar mengerjakan suatu jadwal yang tertata, dan mulai percaya pada diri sendiri, Anda dapat mencapai puncak sepenuhnya.” Oleh karena kata-kata ini diucapkan oleh seseorang yang ia hormati dan juga ia percaya bahwa apa yang ia omongkan adalah sesuatu yang murni dan tulus, tidak dibuat-buat, kalimat itu meresap dalam hatinya. Ia pun percaya dan menghidupi perkataan itu. Sejak itulah terjadi titik balik dalam kinerja penjualan salesman ini. Zig kemudian menjadi salah seorang konsultan pelatihan motivasi terbesar di Amerika.
Dalam kehidupan orang-orang yang meninggalkan kerumunan massa dan melangkah ke puncak, ada masa dalam kehidupan mereka ketika mereka menemukan seseorang yang besar—bukan orang sembarangan, hero dalam dirinya. Dan benar, setelah ditemukan hero itu menunjukkan siapa dirinya. Pertanyaannya sekarang, sudahkah Anda berjumpa dengan hero tsb?
Quote:
Zig Ziglar adalah anak ke-10 dari 12 bersaudara dan pada usia enam tahun ayahnya meninggal dunia dan ibulah yang membesarkan mereka. Kala itu kondisinya amat memprihatinkan. Dalam biografinya Zig yang tumbuh dewasa bahkan harus kebingungan mencari USD64 untuk membayar rumah sakit persalinan putrinya.
Pada suatu hari, ia memutuskan untuk menghadiri suatu sales conferenceproduk alat-alat rumah tangga. Seseorang yang ia kagumi dan hormati, salah satu pemimpin perseroan dari penjualan langsung tsb, Mr Merrel, menariknya dan mengucapkan kata-kata sederhana ini kepadanya, ”Zig sama sekali tidak ada keraguan dalam pikiran saya, kalau Anda benar-benar mengerjakan suatu jadwal yang tertata, dan mulai percaya pada diri sendiri, Anda dapat mencapai puncak sepenuhnya.” Oleh karena kata-kata ini diucapkan oleh seseorang yang ia hormati dan juga ia percaya bahwa apa yang ia omongkan adalah sesuatu yang murni dan tulus, tidak dibuat-buat, kalimat itu meresap dalam hatinya. Ia pun percaya dan menghidupi perkataan itu. Sejak itulah terjadi titik balik dalam kinerja penjualan salesman ini. Zig kemudian menjadi salah seorang konsultan pelatihan motivasi terbesar di Amerika.
Dalam kehidupan orang-orang yang meninggalkan kerumunan massa dan melangkah ke puncak, ada masa dalam kehidupan mereka ketika mereka menemukan seseorang yang besar—bukan orang sembarangan, hero dalam dirinya. Dan benar, setelah ditemukan hero itu menunjukkan siapa dirinya. Pertanyaannya sekarang, sudahkah Anda berjumpa dengan hero tsb?
Spoiler for Kisah 03:
Apa yang Membuat Tanah Merah-Lemahabang di Cikarang menjadi Kawasan International Estate Modern?
Quote:
15 tahun lalu, Desa Cibatu, Cikarang merupakan desa prasejahtera, istilah sopan dari birokrat untuk miskin dan tandus, tanah di sini umumnya merah, karena itu disebut lemahabang, dan banyak digunakan untuk membuat batu bata. Kala itu banyak sekali gubuk-gubuk untuk membuat batu bata yang disebut, lio.
Adapun harga tanah pada saat itu paling banter sekitar Rp.7.500,- per meter persegi, dan tidak bisa dibayangkan ada orang dari daerah lain yang akan beli tanah di sini, baik untuk perumahan maupun industri. Oleh karena “belum ada” yang bisa dilihat saat itu, dan penganut paham seeing is believing,sudah pasti tidak melihat apa-apa di sini.
Berbeda dengan apa yang dilihat oleh enterprenur kawakan Dr. Mochtar Riady. Dia sudah melihat dengan jelas apa yang akan dibuatnya dengan tanah merah ini 15 tahun yang lalu. Dr. Mochtar Riady tentu sudah melihat sebuah kota yang mandiri dan plot-plot industri yang tertata rapi dengan infrastruktur yang lengkap. Dengan keyakinannya yang besar, diinvestasikanlah sumber daya pada tanah yang tandus ini, mau tau hasilnya sekarang? Sebuah kota yang komplet di Cikarang dengan nama Lippo Cikarang plus industrial estate-nya yang dipenuhi dengan proyek investasi dari berbagai negara. Ribuan pabrik ada di sana, membangkitkan ekonomi di sekelilingnya, mulai dari tukang katering, tenaga kerja karyawan, perbankan, restoran, sekuriti, tukang ojek, indekos dan lain sebagainya. Kalau saja Dr. Riady tidak yakin dengan apa yang bisa dilihatnya ketika orang awam belum bisa melihat, tentu saja dia tidak menanamkan investasi yang besar di Cikarang.
Nah kalau sekarang orang awam yang pake pakem seeing is believing itu mengatakan bahwa Lippo Cikarang sudah hidup dan lengkap kotanya, dan baru mau investasi tanah maka harga tanah di sekitar Cikarang sudah melambung tinggi. Terlambat bukan? Ini yang orang seminar suka bilang, early entrant make supernormal profit yang berarti pionir mendapatkan semuanya, semua dagingnya maksudnya, yang telat dapat tulang…
Adapun harga tanah pada saat itu paling banter sekitar Rp.7.500,- per meter persegi, dan tidak bisa dibayangkan ada orang dari daerah lain yang akan beli tanah di sini, baik untuk perumahan maupun industri. Oleh karena “belum ada” yang bisa dilihat saat itu, dan penganut paham seeing is believing,sudah pasti tidak melihat apa-apa di sini.
Berbeda dengan apa yang dilihat oleh enterprenur kawakan Dr. Mochtar Riady. Dia sudah melihat dengan jelas apa yang akan dibuatnya dengan tanah merah ini 15 tahun yang lalu. Dr. Mochtar Riady tentu sudah melihat sebuah kota yang mandiri dan plot-plot industri yang tertata rapi dengan infrastruktur yang lengkap. Dengan keyakinannya yang besar, diinvestasikanlah sumber daya pada tanah yang tandus ini, mau tau hasilnya sekarang? Sebuah kota yang komplet di Cikarang dengan nama Lippo Cikarang plus industrial estate-nya yang dipenuhi dengan proyek investasi dari berbagai negara. Ribuan pabrik ada di sana, membangkitkan ekonomi di sekelilingnya, mulai dari tukang katering, tenaga kerja karyawan, perbankan, restoran, sekuriti, tukang ojek, indekos dan lain sebagainya. Kalau saja Dr. Riady tidak yakin dengan apa yang bisa dilihatnya ketika orang awam belum bisa melihat, tentu saja dia tidak menanamkan investasi yang besar di Cikarang.
Nah kalau sekarang orang awam yang pake pakem seeing is believing itu mengatakan bahwa Lippo Cikarang sudah hidup dan lengkap kotanya, dan baru mau investasi tanah maka harga tanah di sekitar Cikarang sudah melambung tinggi. Terlambat bukan? Ini yang orang seminar suka bilang, early entrant make supernormal profit yang berarti pionir mendapatkan semuanya, semua dagingnya maksudnya, yang telat dapat tulang…
Spoiler for Kesimpulan:
Kesimpulan
Quote:
* Anda harus menyenangi pekerjaan Anda
* Anda harus berani melawan dan menghadapi ketakutan Anda
* Resapi dan jalankan kata-kata bijak heroAnda
* Anda harus mempunyai visi dan misi yang jelas untuk masa depan
* Anda harus berani melawan dan menghadapi ketakutan Anda
* Resapi dan jalankan kata-kata bijak heroAnda
* Anda harus mempunyai visi dan misi yang jelas untuk masa depan
Sumber:
* Raise You Up, penulis Hendrik Lim MBA, penerbit Elex Media Komputindo, 2008.
Diubah oleh laoshe78 01-11-2013 04:15
0
1.1K
Kutip
11
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan