Tahu kah kamu mengapa kebanyakan rapper besar dan legendaris itu berasal dari orang susah ?

Bahkan bisa dibilang hampir semua dari mereka berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi yang rendah. Manusia kelas bawah yang lebih banyak mengalami pahitnya hidup ketimbang manisnya.

Itu karena, untuk menjadi seorang rapper yang handal, orang tersebut haruslah mempunyai kemampuan bercerita yang handal pula. Kemampuan bercerita yang handal yang dimaksud disini bukan hanya sekedar kemampuan memilih kata atau kemampuan berbahasa. Kemampuan bercerita yang handal adalah kemampuan seseorang dalam menyampaikan sebuah cerita sehingga mampu membentuk sebuah image atau gambaran kisah yang sama dalam benak sang pendengarnya dengan gambaran yang ada didalam kepala si penyampai cerita.

Untuk dapat melakukan itu, si penyampai cerita membutuhkan lebih dari sekedar kata-kata sebagai medianya. Cerita tersebut haruslah disampaikan dengan media hati dan jiwa. Karena hanya dengan cara itulah sang pendengar bisa benar-benar merasakan hal yang sama dengan yang dirasakan oleh si penyampai cerita.

Dan cara yang paling mudah untuk bisa melibatkan hati dan jiwa dalam sebuah cerita hanyalah dengan mengalami hal tersebut secara langsung. Karena dengan mengalami suatu peristiwa secara langsung, seseorang akan terlibat tidak hanya secara logika melainkan juga secara emosi dengan peristiwa tersebut. Dan jika peristiwa tersebut menawarkan sebuah masalah, maka seseorang tersebut akan mengerahkan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat menemukan solusi dari masalah tersebut. Tentu tak jarang pula seseorang itu tersesat dan jatuh dalam masalah yang dihadapinya karena ia tak kunjung menemukan solusi yang dicarinya.



Hal ini juga secara otomatis menjelaskan mengapa cenderung lebih mudah untuk menulis dan menyampaikan sebuah cerita yang “menyenangkan” ketimbang cerita yang “sedih” atau “menyentuh”. Karena walaupun setiap manusia pasti pernah mengalami senang dan sedih, tapi secara psikologis, manusia yang notabene adalah makhluk sosial, cenderung lebih suka untuk berbagi kesenangan dan menyembunyikan kesedihannya. Ya ! jika dilihat dari sisi ini, bisa dikatakan bahwa manusia ternyata bukanlah makhluk yang cukup “sosial”. But wether you like it or not, that’s the fact ! Itulah fakta yang sudah menjadi rahasia umum dan begitulah cara kita manusia “bersosialisasi”.

Dengan kecenderungan psikologis seperti itu, tentu saja menciptakan sebuah kendala tersendiri bagi seorang manusia untuk bisa membuka hatinya untuk bisa menuliskan dan menyampaikan sebuah cerita “sedih” atau “sendu”yang dialaminya. Dan jika ia berada pada posisi sang pendengar, hal yang sama juga berlaku. Ia juga akan mengalami semacam kesulitan untuk bisa membuka hati dan sisi emosionalnya agar bisa disentuh oleh orang lain melalui sebuah cerita. Cerita yang mungkin mirip atau bahkan sama dengan apa yang pernah dialaminya. Yang sedikit banyak pernah memberikan “rasa tak nyaman” kepadanya secara emosional.

Tapi perlu diingat, sekali saja seorang manusia bisa tersentuh hatinya oleh sebuah cerita yang disampaikan oleh orang lain, maka diantara keduanya akan tercipta semacam ikatan emosional. Dan ikatan emosional adalah sebuah ikatan psikologis yang sangat kuat antara dua individu asing yang memungkinkan untuk menciptakan sebuah ikatan sosial yang kuat pula.



Memang dalam beberapa kasus, ada orang-orang yang mempunyai kemampuan handal dalam menyampaikan cerita tanpa harus mengalami hal itu terlebih dahulu. Hal ini dimungkinkan jika orang tersebut mempunyai kemampuan “penghayatan” yang bagus. Tapi manusia dengan kemampuan “penghayatan” yang bagus hanyalah segelintir saja. Bahkan kebanyakan aktor yang bermain dalam peran-peran rumit pun biasanya melakukan penghayatan dengan mencari “similarity” atau “kesamaan” kasus antara peran yang harus dimainkan dengan pengalaman hidupnya yang mungkin mirip dengan skenario tersebut. Sehingga aktor tersebut bisa sedikit meng-copy emosi yang dirasakannya untuk digunakan sebagai emosi dasar dalam memerankan peran tersebut.

Kembali kepada Rap dan Hiphop. Ada sebuah jargon yang sangat dikenal dikalangan pelaku Hiphop dan sangat sering dipakai dalam dialog-dialog maupun lirik lagu. Jargon tersebut berbunyi “ KEEP IT REAL ”. Sepenggal jargon yang benar-benar mencerminkan Hiphop secara gamblang dan apa adanya. Sepenggal kalimat pendek yang mengandung arti sangat dalam yang “menasehati” kita untuk “jujur kepada diri sendiri”.

Dan jika implementasi nya kita bawa ke ranah aktivitas bercerita tadi, jargon tersebut menghimbau kita untuk “jujur dalam bercerita”. Menghimbau kita untuk menceritakan apapun itu, baik yang kita miliki maupun yang kita rasakan, secara sejujur-jujurnya.

Dalam konteks Hiphop di Indonesia dewasa ini, terutama pada elemen Rap sebagai elemen verbal penyampai pesan, banyak sekali kita temui “ketidakjujuran” yang bertentangan dengan jargon diatas tersebut. Banyak kita temui rapper-rapper yang menulis lirik mengenai hal-hal yang tak pernah mereka rasakan atau bahkan benda-benda yang tak pernah mereka miliki (seperti uang yang banyak atau barang-barang mewah) hanya karena ingin terdengar seperti rapper-rapper idola mereka yang mereka lihat di tv.

Banyak juga rapper-rapper Indonesia yang notabene turunan dari ras melayu menuliskan kata “Nigga” dalam liriknya hanya karena ingin terdengar mirip dengan rapper idolanya yang memang turunan ras kulit hitam yang biasa disebut “negro” dan dalam bahasa slang englishnya disebut “Nigga”.

Mereka bahkan tak mengetahui latar belakang historis dan budaya dari ras kulit hitam tersebut yang pernah mengalami masa-masa kelam perbudakan yang membekas begitu dalam sehingga pada akhirnya menciptakan sebuah norma yang hanya memperbolehkan kata “nigga” tersebut untuk digunakan oleh sesama kaum kulit hitam saja. Dan jika kata tersebut keluar dari mulut orang yang bukan bagian dari ras tersebut, maka hal itu akan dianggap sebagai sebuah kata kasar dan hinaan besar.

Sungguh sebuah fenomena yang menggelikan dimana seseorang ingin terlihat “REAL” dari apa yang dikatakannya, sementara tanpa diketahuinya hal tersebut justru membuatnya terlihat semakin “FAKE”. Persis seperti fenomena Vicky Prasetyo yang baru-baru ini sempat “Booming” dinegeri kita ini.

Kembali kepada pertanyaan awal tadi, mengapa kebanyakan rapper besar dan legendaris berasal dari kelas sosial bawah? Itu adalah karena mereka orang-orang yang “kenyang” akan penderitaan dan kesulitan hidup. Mereka pernah berkali-kali tersesat dan jatuh dan bangkit lagi untuk menceritakan dan berbagi pegalamannya. Dan karena mereka telah sering mengalami hal tersebut, maka cerita yang disampaikannya pun bukan lah cerita yang hanya berupa kulit luarnya saja. Melainkan cerita yang utuh berasal dari pengalaman yang melibatkan hati dan jiwa sebagai isinya, yang lalu dibungkus dengan struktur kata-kata yang kuat sebagai kendaraan transportasinya.



Cerita yang mampu membawa para pendengarnya kedalam kisah yang disampaikannya sehingga para pendengar seakan-akan mengalami langsung peristiwa-peristiwa yang ada dalam skenario yang disampaikan tersebut.

Cerita yang mampu menciptakan ikatan emosional yang kuat yang kemudian bisa bertransformasi menjadi sebuah ikatan sosial yang kuat pula. Yang memungkinkan si penyampai cerita – dalam hal ini sang Rapper – menjadi semacam sosok yang mengagumkan bagi sang pendengar. Yang kemudian mampu menciptakan image tersendiri dimata sang pendengar, yang akan melihat si penyampai cerita sebagai seseorang yang mampu mengerti isi hatinya. Dan tak jarang sang pendengar akan menjadikan si penyampai cerita sebagai sebuah “Role Model” dan mengelu-elukannya sebagai idola.

Dan semakin banyak orang yang mampu “disentuh” oleh si penyampai cerita, maka semakin banyak pula lah orang yang mengidolakannya. Yang lantas secara otomatis menjadikan si penyampai cerita menjadi sebuah sosok yang populer.

Dan sebagaimana kita ketahui, sebuah popularitas sangat bisa merubah hidup seseorang. Dan jika popularitas yang diperolehnya bisa disiasati dengan benar, maka sang Rapper tersebut akan mampu merubah hidupnya. Mendapatkan penghasilan yang layak, merubah status sosialnya dan menaikkan derajat nya sebagai manusia.

YEAH !! Datz how a Real Rap-Superstar is born.

And YEAH !! Datz what best about HIPHOP !!

A perfect vehicle for you to ride ..

.. that can take you all the way FROM ZERO TO HERO.