- Beranda
- Komunitas
- Entertainment
- The Lounge
Mengenal Lebih Dekat Sosok Drs. Suyadi
TS
sofanzani
Mengenal Lebih Dekat Sosok Drs. Suyadi
Selamat Siang Agan-agan sekalian, selamat datang di thread ane, sebelumnya ane doakan semoga agan selalu dalam keadaan sehat dan banyak uang ya
Quote:
Di trit ane kali ini, ane mau sedikit mengulas tentang sosok yang tidak bisa dipungkiri pernah mewarnai masa kecil agan-agan semua khusunya agan yang melewati masa kecil di era 80-an.
Anak-anak di generasi tersebut sudah pasti familiar dengan acara televisi si Unyil, yang ditayangkan setiap hari Minggu pagi.
Kita semua mungkin sudah tau siapa tokoh berjasa dibalik serunya kisah si Unyil dkk. pada masa itu. Ya, beliau adalah Drs. Suyadi alias Pak Raden.
Bagi agan-agan yang udah tau banyak tentang sosok Pak Raden ini, semoga trit ane bisa menyegarkan kembali pikiran agan-agan tentang beliau ya, dan buat yang belum tau, mari berkenalan sedikit lebih jauh lagi dengan sosok kreatif ini.
Anak-anak di generasi tersebut sudah pasti familiar dengan acara televisi si Unyil, yang ditayangkan setiap hari Minggu pagi.
Kita semua mungkin sudah tau siapa tokoh berjasa dibalik serunya kisah si Unyil dkk. pada masa itu. Ya, beliau adalah Drs. Suyadi alias Pak Raden.
Bagi agan-agan yang udah tau banyak tentang sosok Pak Raden ini, semoga trit ane bisa menyegarkan kembali pikiran agan-agan tentang beliau ya, dan buat yang belum tau, mari berkenalan sedikit lebih jauh lagi dengan sosok kreatif ini.
Spoiler for Siapa Drs. Suyadi?:
Quote:
Dialah Drs. Suyadi. Di balik beskap hitam, blangkon dan kumis tebalnya, Suyadi yang lahir di Puger, Jember 28 November 1932 itu adalah pendongeng sejati.
Pada tahun 1980 hingga 1991, anak ketujuh dari sembilan bersaudara ini pernah terlibat langsung dalam serial Si Unyil. Dari tangannyalah karakter boneka yang konsep cerita yang ditulis Kurnain Suhardiman itu melegenda hingga saat ini. Pada masa jayanya, serial Si Unyil telah mencapai lebih dari 603 seri film boneka, dan menjadi teman pemirsanya di seluruh Nusantara di setiap Minggu pagi.
Suyadi menyelesaikan studi di Fakultas Seni Rupa ITB Bandung (1952-1960) lalu meneruskan belajar animasi di Prancis (1961-1963). Sejak masih menjadi mahasiswa Suyadi sudah menghasil sejumlah karya berupa buku cerita anak bergambar dan film pendek animasi. Keistimewaan Suyadi tidak hanya membuat ilustrasi, tapi juga mempunyai kemampuan menulis ceritanya sendiri. Bahkan di usia senjanya kini, Suyadi tetap berkarya. “Tiap hari selalu orat-oret …” candanya suatu hari.
Bersama empat kucing setianya, kini ia menghabiskan sisa umurnya tanpa kenal kata libur. Ia masih mengisi suara untuk serial Si Unyil terbaru di sebuah stasiun televisi swasta, kadang masih ditanggap mendongeng di sejumlah acara, menyelesaikan sejumlah lukisan, dan menulis buku anak. Dan yang baru saja berlalu lelaki yang akan genap berusia 77 tahun pada 28 November 2009 mendatang itu menjadi model klip sebuah group musik anak muda, Sembilan Band.
Dijerang rasa ngilu encoknya yang sering kambuh, Suyadi berkata, “Kalau jarum jam diputar kembali, saya ingin tetap menjadi Suyadi. Tapi pinginnya Suyadi dengan karya yang lebih baik, Suyadi yang bisa lebih banyak berbuat untuk dunia anak-anak, Suyadi yang punya kondisi keuangan yang lebih baik…” katanya berseloroh.
Melihat kiprah seorang Suyadi sebagai seorang seniman serba bisa berarti merekam kembali perjalanan proses kreatifnya sebagai seorang:
Suyadi sebagai salah satu kreator film boneka Si Unyil
Suyadi sebagai seniman lukis yang telah menghasilkan puluhan lukisan bergaya figuratif-naratif.
Suyadi sebagai seorang penulis buku yang sekaligus menjadi ilustrator bukunya.
Suyadi sebagai pendongeng dengan gaya yang khas dengan boneka dan menggambar.
Suyadi sebagai seniman Jawa yang mampunyai atensi pada seni tari, gamelan, karawitan, dan menjadi seorang dalang.
Suyadi sebagai salah satu tokoh yang sangat berpengaruh terhadap sejarah perkembangan awal animasi di Indonesia.
Suyadi sebagai pengajar, baik sebagai pengajar seni akademik di seni ilustrasi di almamaternya, ITB Bandung, pengajar khusus animasi di IKJ Jakarta dan sebagai pembicara pada workshop dongeng dan animasi pada even-even khusus.
Dedikasinya terhadap budaya Indonesia, dalam hal ini kebudayaan Jawa menjadi catatan kreatif yang patut diawetkan dalam buku perjalanan hidup seorang Suyadi.
Mencatat kehidupan Suyadi yang keseluruhan hidupnya didedikasikan untuk anak-anak. Sebagai sebagai pecinta anak-anak ia mencurahkan hasil kreasinya dalam bentuk dongeng, buku, dan lukisannya untuk anak-anak Indonesia.
Puluhan buku cerita anak hasil karyanya beredar sejak tahun 70-an, bahkan hingga sekarang. Sejumlah penghargaan di bidang perbukuan telah ia raih. Dan hingga tahun 2008 ia masih menghasilkan buku anak berjudul Petruk Jadi Raja (Kelompok Pecinta Buku Anak, 2008).
Hidup Suyadi sendiri mirip sebuah dongeng. Naik turun perjalanan kreatifnya terbelah dalam beberapa plot. Mungkin karena ia sendiri sebagai pendongeng ulung, ia menjalaninya dengan ikhlas. Sebagai pendongeng, Suyadi punya ciri khas mendongeng sambil menggambar. Boleh dibilang, dialah pendongeng pertama di Indonesia, atau bahkan di Asia, yang menuturkan kisah dongeng sambil menggambar.
Sebagai seorang pelukis, Suyadi telah menghasilkan puluhan karya bertema anak-anak dan dunia wayang orang dan kulit bergaya figuratif-naratif.
Satu hal yang melekat dalam dirinya sampai sekarang adalah sosok “Pak Raden” . Tokoh berkumis tebal dengan blangkon itu itu tak lain adalah salah satu tokoh dalam serial Si Unyil.
Tidak ada tokoh rekaan yang begitu dicintai dan hidup berpuluh tahun seperti Unyil. Selain menjadi art director, Suyadi menciptakan model bonekanya dan memasukan sejumlah karakter baru seperti Pak Raden, Pak Ogah, Bu Bariah dan lain sebagainya. Selain penulis cerita Kurnain Suhardiman, kehadiran Suyadi dalam serial Si Unyil sebagai pemberi “nyawa” sehingga Unyil dan kawan-kawannya masih hidup dan dicintai hingga saat ini.
Spoiler for Inilah Masterpiece dari seorang Suyadi:
Quote:
Si Unyil adalah film seri televisi Indonesia produksi PPFN yang mengudara setiap hari Minggu pagi di stasiun TVRI dimulai pada tanggal 5 April 1981 sampai 1993, Minggu pagi di stasiun RCTI dimulai pada tanggal 21 April 2002 hingga awal 2003 dan berpindah ke TPI pada medio 2003 hingga akhir 2003 setiap Minggu pukul 16.30 WIB sebelum program berita Lintas 5. Si Unyil ini diciptakan oleh Suyadi.
Ditujukan kepada anak-anak, film seri boneka ini menceritakan tentang seorang anak Sekolah Dasar (yang lalu akhirnya setelah bertahun-tahun lamanya bisa mencapai posisi Sekolah Menengah Pertama) bernama Unyil dan petualangannya bersama teman-temannya. Kata "Unyil" berasal dari "mungil" yang berarti "kecil".
Si Unyil telah menjadi salah satu bagian tak terpisahkan dari budaya populer di Indonesia, dan banyak orang tidak dapat melupakan berbagai unsur seri ini, mulai dari lagu temanya yang dimulai dengan kata-kata "Hom-pim-pah alaiyum gambreng!" sampai tokoh-tokoh seperti Pak Raden dan Pak Ogah dan kalimat seperti "Cepek dulu dong!"
Saat ini boneka-boneka si Unyil telah menjadi koleksi Museum Wayang di Jakarta.
Film ini pernah dicoba diangkat lagi oleh PPFN dengan bantuan Helmy Yahya pada tahun 2001, dengan meninggalkan atribut lama dan memakai atribut baru agar sesuai dengan jamannya, akan tetapi usaha itu gagal.
Pada tahun 2007, acara ini dihidupkan lagi dengan nama Laptop Si Unyil, digawangi oleh Trans7. Karakter, lagu pembuka, dan cerita tetap dipertahankan, kecuali beberapa yang diperbaharui seiring zaman. Seperti ucapan Pak Ogah, yang dulu "Cepek dulu dong" kini jadi "Gopek dulu dong"; dan Unyil didampingi temannya membahas hal-hal pendidikan dengan laptop yang dimiliki teman si Unyil.
Quote:
Tokoh-tokoh dalam serial si unyil
Unyil, Ucrit, dan Usro
Ketiga karakter ini merupakan karakter utama dalam film Si Unyil
Pak Raden
ia memiliki karakter jawa yang kental. Kain beskap berwarna hitam lengkap dengan blangkon dan tongkat dengan pegangan mirip gagang payung dan disertai dengan kumis tebal yang melintang merupakan ciri khas Pak Raden. Segala sesuatu yang dikerjakan selalu mengacu pada primbon kesayangan nya. Selalu berusaha menghindar bila ada kerjabakti di desa Sukamaju dengan alasan penyakit encoknya kambuh.
Tokoh Pak Raden ini juga memiliki sifat yang pelit terhadap tetangganya, sehingga seringkali buah mangganya dicuri oleh Pak Ogah. Seperti halnya kebanyakan tokoh yang memiliki darah biru, Pak Raden juga memelihara burung perkutut serta memiliki bakat seni lukis yang mumpuni. Pak Raden juga mempunyai tawa khas yang menggelegar. Selain itu pula sifat jelek Pak Raden adalah cepat naik darah alias pemarah.
Pak Ogah
Ia dikenal sebagai seorang tunakarya yang kepalanya gundul dan kerjanya sehari-hari adalah duduk di pos ronda dan meminta uang dari orang-orang yang lewat.
Dua kalimat Pak Ogah yang paling terkenal adalah, "Ogah, aah" dan "Cepek dulu dong." Ogah adalah bahasa sehari-hari untuk mengatakan "tidak", biasanya karena kemalasan. Misalnya apabila seseorang diajak temannya untuk pergi ke suatu tempat, tapi ia ingin tinggal di rumah, ia dapat berkata, "Ogah, aah." Perlu diperhatikan bahwa kata "ogah" ini memiliki konotasi kurang sopan bila digunakan kepada orang yang lebih tua atau lebih tinggi status sosialnya.
"Cepek" sebenarnya berarti seratus, diserap dari dialek Hokkian dan dalam hal ini adalah satu keping uang logam seratus Rupiah. Pak Ogah dalam film seri biasanya hanya mengijinkan orang lewat di depan pos rondanya bila mereka memberinya seratus rupiah atau cepek terlebih dahulu.
Karena ketenaran seri Si Unyil, kata Pak Ogah kemudian memasuki wahana populer dan menjadi istilah umum untuk menyebut semua tunakarya yang lebih senang bermalas-malasan atau melakukan pekerjaan ringan. Misalnya di perempatan jalan yang sibuk, sering kali karena satu alasan atau yang lain tidak ada petugas polisi yang mengatur lalu-lintas, seseorang yang bukan petugas polisi namun kemudian mengatur arus kendaraan dan meminta uang sebagai imbalan sering disebut "Pak Ogah".
Tokoh-tokoh lain
- Kinoy
- Meilani
- Tina
- Bun Bun
- Pak Ableh
- Cuplis
- Pak Lurah
- Endut
- Mbok Bariah
Spoiler for Penghargaan:
Untuk karya-karya yang pernah beliau torehkan, beliau pernah mendapatkan penghargaan dari almamaternya, FSRD Institut Teknologi Bandung
Quote:
Drs. Suyadi (tokoh Pak Raden di serial “Si Unyil”) alumni FSRD penerima penghargaan Ganesa Wirya Jasa Adiutama ITB
Drs Suyadi atau yang dikenal sebagai tokoh Pak Raden di serial “si unyil” telah dianugrahi penghargaan Ganesha Widya Jasa Utama karena telah menunjukkan jasa dan prestasi yang menonjol sebagai pelopor Bidang industry Kreatif Klaster Animasi dan Tokoh Animator di tingkat nasional, pada Pada peringatan 92 tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia yang dilaksanakan pada Selasa (03/07/12) di Aula Barat ITB. Beliau merupakan salah satu alumni dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB pada tahun (1952-1960).
Drs Suyadi atau yang dikenal sebagai tokoh Pak Raden di serial “si unyil” telah dianugrahi penghargaan Ganesha Widya Jasa Utama karena telah menunjukkan jasa dan prestasi yang menonjol sebagai pelopor Bidang industry Kreatif Klaster Animasi dan Tokoh Animator di tingkat nasional, pada Pada peringatan 92 tahun Pendidikan Tinggi Teknik di Indonesia yang dilaksanakan pada Selasa (03/07/12) di Aula Barat ITB. Beliau merupakan salah satu alumni dari Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB pada tahun (1952-1960).
Spoiler for Kisah:
Tapi dibalik gemilangnya Suyadi di dunia Hiburan anak-anak dan kiprahnya di ranah seni rupa Indonesia, sosoknya juga tidak terlepas dari kisah miris dan memprihatinkan
Quote:
Nasib seniman di masa tua tak semakmur masa jaya, memang bukan cerita baru di panggung hiburan Tanah Air. Salah satu seniman yang berada dalam kondisi itu ialah Drs Suyadi atau dikenal dengan Pak Raden.
Pria yang yang lekat dengan film Unyil di era 1980-an, kini harus berjuang untuk bertahan hidup di usia senjanya. Puluhan tahun hak cipta Unyil tidak ada di genggamannya, membuat pria 79 tahun ini turun dari kursi rodanya untuk bernyanyi dan curhat kepada mereka yang datang ke rumahnya di kawasan Petamburan, Sabtu, 14 April lalu.
Dia bercerita betapa susahnya saat ingin berobat ke dokter pun tak punya biaya. Apalagi, mengurus rumah bocor dan hak cipta. Maka, dengan bernyanyi dan mendongeng mungkin bisa membunuh rasa sakit hatinya.
Sejak 14 Desember 1995, Pak Raden menandatangi perjanjiannya dengan Pusat Film Nasional (PFN). Yang mana isinya menterahkan PFN sebagai pengurus hak cipta atas boneka Unyil. Dan dalam perjanjian tersebut tidak tercantum tanggal berlakunya.
"Pak Raden sangat menghargai itikad baik PFN, selama ini kalau ada surat dari PFN, Bapak selalu mempercayai itikad baik, makanya dia tanda tangan," terang asisten Pak Raden, Krisna, saat berbincang dengan okezone melalui sambungan telepon, Senin (16/4/2012).
Dalam perjanjian tersebut, dituliskan Pak Raden berhak mendapatkan 50 persen royalti dari segala hal tentang Si Unyil. Namun, semenjak perjanjian tersebut sampai saat ini Pak Raden tidak menerima sepeser pun. Padahal banyak sekali acara sampai brand makanan menggunakan sosok Si Unyil.
"Di perjanjian itu, dituliskan ada 50 persen, tapi dari tahun 95 sampai sekarang sepeser pun Pak Raden tidak menerima. Lantas apa gunanya diurus hak cipta kalau dia tidak dapat apa-apa?" tutupnya.
Pria yang yang lekat dengan film Unyil di era 1980-an, kini harus berjuang untuk bertahan hidup di usia senjanya. Puluhan tahun hak cipta Unyil tidak ada di genggamannya, membuat pria 79 tahun ini turun dari kursi rodanya untuk bernyanyi dan curhat kepada mereka yang datang ke rumahnya di kawasan Petamburan, Sabtu, 14 April lalu.
Dia bercerita betapa susahnya saat ingin berobat ke dokter pun tak punya biaya. Apalagi, mengurus rumah bocor dan hak cipta. Maka, dengan bernyanyi dan mendongeng mungkin bisa membunuh rasa sakit hatinya.
Sejak 14 Desember 1995, Pak Raden menandatangi perjanjiannya dengan Pusat Film Nasional (PFN). Yang mana isinya menterahkan PFN sebagai pengurus hak cipta atas boneka Unyil. Dan dalam perjanjian tersebut tidak tercantum tanggal berlakunya.
"Pak Raden sangat menghargai itikad baik PFN, selama ini kalau ada surat dari PFN, Bapak selalu mempercayai itikad baik, makanya dia tanda tangan," terang asisten Pak Raden, Krisna, saat berbincang dengan okezone melalui sambungan telepon, Senin (16/4/2012).
Dalam perjanjian tersebut, dituliskan Pak Raden berhak mendapatkan 50 persen royalti dari segala hal tentang Si Unyil. Namun, semenjak perjanjian tersebut sampai saat ini Pak Raden tidak menerima sepeser pun. Padahal banyak sekali acara sampai brand makanan menggunakan sosok Si Unyil.
"Di perjanjian itu, dituliskan ada 50 persen, tapi dari tahun 95 sampai sekarang sepeser pun Pak Raden tidak menerima. Lantas apa gunanya diurus hak cipta kalau dia tidak dapat apa-apa?" tutupnya.
Quote:
Setelah memberanikan diri ‘ngamen’ sambil menawarkan lukisan di Balai Kota, Jumat (13/09) dengan spontan, tanpa pemberitahuan (janji) kepada si empunya kantor, akhirnya Pak Raden (Drs. Suyadi) mendapatkan calon pembeli lukisannya.
Apakah Jokowi membeli lukisan “Perang Kembang” (2002) yang sempat ditawarkan saat ‘ngamen’ dua minggu lalu itu?
“Saya kurang paham, apakah Pak Jokowi sudah tahu kalau saya sempat dadakan datang ke kantornya untuk menjual lukisan. Yang jelas sampai saat hari ini belum ada kabar kelanjutannya, baik ke saya langsung, maupun ke manager saya,” terang Pak Raden.
Lukisan yang berukuran 70 Cm X 1 meter itu sebelumnya dibanderol 60 Juta kepada orang nomor satu di Jakarta. Seperti tujuannya semula, hasil penjualan lukisan ini akan dijadikannya modal untuk berobat dan biaya hidup sehari-hari. Harapan seniman yang kini berusia 80 tahun ini bisa duduk nyaman saat membuat artwork (gambar) buku anak-anak tentang wayang orang dan wayang kulit.
Manuskrip buku cerita anak bergambar tentang pengenalan terhadap wayang kulit dan wayang orang ini sudah sejak tahun 80an mengendap. Keprihatinannya terhadap buku anak-anak tentang seni tradisional membuatnya tak sabar lagi untuk segera mewujudkan impiannya ini.
“Nanti, jika ada uang lebih atau sponsor, saya mau membuat buku lagi untuk remaja. Buku cerita berdasarkan cerita wayang untuk remaja juga sangat langka. Di kepala saya masih banyak ide (judul) buku dan lukisan bertema seni pertunjukan tradisonal,” katanya penuh semangat, “untuk itu saya niatkan menjual lagi beberapa karya lukisan yang sebenarnya masterpice buat saya.”
***
Mengenai lukisan “Perang Kembang” yang bergaya wayang Surakarta ini tadinya ia harapkan bisa diapresiasikan oleh Jokowi. Saat ‘ngamen’, dua pekan silam itu ternyata yang dituju datang lebih pagi, dan ia sudah beranjak dari kantornya menuju lokasi di mana hari itu ia bertugas untuk urusan pekerjaannya di luar kantor.
Ketika ‘ngamen’ di kantor Gurbenur DKI itu Pak Raden datang pukul 8.10 WIB dan akhirnya disambut oleh Wakil Gurbenur DKI, Ahok. Tapi setelah dua minggu tak ada kabar dari kantor Gurbenuran, akhirnya Pak Raden kedatangan calon pembeli baru.
“Yang membeli akhirnya Pak Prabowo. Saya kurang paham dari mana beliau mengetahui niat saya ini, ujug-ujug utusannya datang dan saya menerimanya dengan suka cita,” terang Pak Raden.
Pak Raden sendiri membuka pintu bagi sesiapa yang mau berapresiasi terhadap karyanya . Katanya, “saya ini kreator, seniman sekaligus pedagang. Siapa saja yang berniat baik dengan hasil karya seni saya maka saya akan menyambutnya dengan baik. Terlebih lagi orang yang menghargai seni, saya akan membalasnya dengan dengan hal yang sama.”
Seperti pada niatnya semula dulu saat ‘ngamen’ di Balai Kota, ia menempatkan diri sebagai seorang pedagang. Katanya, “urusan saya hanya berkarya, melukis, membuat buku dan mendongeng. Bukan urusan yang lain. Pak Prabowo menyambut niat baik saya ini, dan tak ada alasan bagi saya untuk menolak niat baiknya ini.”
Lantas bagaimana dengan lukisan yang semula ditawarkan ke Jokowi dan khalayak sudah mengetahui niat ini sebelumnya?
“Saya pedagang yang bukan cuma bisa duduk diam dan mengelus dada melihat kondisi yang memprihatinkan terhadap buku untuk anak-anak tentang seni tradisional. Saya ingin berbuat banyak. Dan ketika kabar bahwa Pak Prabowo akan membeli lukisan, saya yakin beliau paham mengapa saya yang sudah sepuh begini masih ini ingin terus berkarya…”
Apakah Jokowi membeli lukisan “Perang Kembang” (2002) yang sempat ditawarkan saat ‘ngamen’ dua minggu lalu itu?
“Saya kurang paham, apakah Pak Jokowi sudah tahu kalau saya sempat dadakan datang ke kantornya untuk menjual lukisan. Yang jelas sampai saat hari ini belum ada kabar kelanjutannya, baik ke saya langsung, maupun ke manager saya,” terang Pak Raden.
Lukisan yang berukuran 70 Cm X 1 meter itu sebelumnya dibanderol 60 Juta kepada orang nomor satu di Jakarta. Seperti tujuannya semula, hasil penjualan lukisan ini akan dijadikannya modal untuk berobat dan biaya hidup sehari-hari. Harapan seniman yang kini berusia 80 tahun ini bisa duduk nyaman saat membuat artwork (gambar) buku anak-anak tentang wayang orang dan wayang kulit.
Manuskrip buku cerita anak bergambar tentang pengenalan terhadap wayang kulit dan wayang orang ini sudah sejak tahun 80an mengendap. Keprihatinannya terhadap buku anak-anak tentang seni tradisional membuatnya tak sabar lagi untuk segera mewujudkan impiannya ini.
“Nanti, jika ada uang lebih atau sponsor, saya mau membuat buku lagi untuk remaja. Buku cerita berdasarkan cerita wayang untuk remaja juga sangat langka. Di kepala saya masih banyak ide (judul) buku dan lukisan bertema seni pertunjukan tradisonal,” katanya penuh semangat, “untuk itu saya niatkan menjual lagi beberapa karya lukisan yang sebenarnya masterpice buat saya.”
***
Mengenai lukisan “Perang Kembang” yang bergaya wayang Surakarta ini tadinya ia harapkan bisa diapresiasikan oleh Jokowi. Saat ‘ngamen’, dua pekan silam itu ternyata yang dituju datang lebih pagi, dan ia sudah beranjak dari kantornya menuju lokasi di mana hari itu ia bertugas untuk urusan pekerjaannya di luar kantor.
Ketika ‘ngamen’ di kantor Gurbenur DKI itu Pak Raden datang pukul 8.10 WIB dan akhirnya disambut oleh Wakil Gurbenur DKI, Ahok. Tapi setelah dua minggu tak ada kabar dari kantor Gurbenuran, akhirnya Pak Raden kedatangan calon pembeli baru.
“Yang membeli akhirnya Pak Prabowo. Saya kurang paham dari mana beliau mengetahui niat saya ini, ujug-ujug utusannya datang dan saya menerimanya dengan suka cita,” terang Pak Raden.
Pak Raden sendiri membuka pintu bagi sesiapa yang mau berapresiasi terhadap karyanya . Katanya, “saya ini kreator, seniman sekaligus pedagang. Siapa saja yang berniat baik dengan hasil karya seni saya maka saya akan menyambutnya dengan baik. Terlebih lagi orang yang menghargai seni, saya akan membalasnya dengan dengan hal yang sama.”
Seperti pada niatnya semula dulu saat ‘ngamen’ di Balai Kota, ia menempatkan diri sebagai seorang pedagang. Katanya, “urusan saya hanya berkarya, melukis, membuat buku dan mendongeng. Bukan urusan yang lain. Pak Prabowo menyambut niat baik saya ini, dan tak ada alasan bagi saya untuk menolak niat baiknya ini.”
Lantas bagaimana dengan lukisan yang semula ditawarkan ke Jokowi dan khalayak sudah mengetahui niat ini sebelumnya?
“Saya pedagang yang bukan cuma bisa duduk diam dan mengelus dada melihat kondisi yang memprihatinkan terhadap buku untuk anak-anak tentang seni tradisional. Saya ingin berbuat banyak. Dan ketika kabar bahwa Pak Prabowo akan membeli lukisan, saya yakin beliau paham mengapa saya yang sudah sepuh begini masih ini ingin terus berkarya…”
Quote:
Rasanya terlalu berharga kontribusi Drs. Suyadi dibandingkan dengan keadaan hidupnya yang sekarang. Gemilangnya karya-karya beliau, sejarah yang telah beliau torehkan, berbanding terbalik dengan kemakmuran hidup yang seharusnya dia dapatkan di hari tuanya.
Kita mungkin emang ga bisa berbuat banyak untuk beliau, tapi paling tidak kita mungkin bisa menjadi generasi yang bisa mengapresiasi karya-karya beliau, seperti beliau yang telah berjasa mewarnai hari-hari kita sebagai anak-anak dulu.
Kita mungkin emang ga bisa berbuat banyak untuk beliau, tapi paling tidak kita mungkin bisa menjadi generasi yang bisa mengapresiasi karya-karya beliau, seperti beliau yang telah berjasa mewarnai hari-hari kita sebagai anak-anak dulu.
Spoiler for Daftar Sumber:
Quote:
Cukup sampai di sini gan trit ane kali ini, semoga bisa bermanfaat bagi agan-agan sekalian yaa
Quote:
Buat yang berkenan ane tunggu nya, sukur2 ada yang berbaik hati ngasi ane
makasih banyak gan sebelumnya
makasih banyak gan sebelumnya
Diubah oleh sofanzani 05-10-2013 04:19
0
5.5K
Kutip
9
Balasan
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan