bung007akbarAvatar border
TS
bung007akbar
Indonesia Terima Hibah Empat Hercules Australia
Indonesia terima hibah empat pesawat Hercules C-130. Pengiriman akan dilakukan secara bertahap. Hal itu dilakukan sejalan dengan Bilateral Consultation antara kedua negara.Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Duta Besar Australia untuk Indonesia HE Greg Moriarty, menyaksikan penandatanganan kontrak kerjasama perbaikan Pesawat Hercules C-130 ex hibah dari Pemerintah Australia.
Meski menuai kritikan dari berbagai pihak, seperti biaya perbaikan dan berbagai motif atas hibah empat Hercules dari Australia itu, pemerintah tetap menerima pesawat dari negeri kangguru tersebut. Setelah melalui perhitungan teknis dan ekonomis, akhirnya pemerintah Indonesia menerima hibah empat Pesawat Hercules C-130 dari pemerintah Australia. Hal itu dilakukan sejalan dengan Bilateral Consultation antara kedua negara. Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro,Wamenhan Sjafrie Sjamsoeddin dan Duta Besar Australia untuk Indonesia HE Greg Moriarty, menyaksikan penandatanganan kontrak kerjasama perbaikan Pesawat Hercules C-130 ex hibah dari Pemerintah Australia kepada Kementerian Pertahanan RI, di Gedung Bhinneka Tunggal Ika, Kantor Kemhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, 19 Juli.
Penandatangan kontrak kerjasama perbaikan pesawat tersebut dilaksanakan antara Kepala Badan Sarana Pertahanan (Kabaranahan) Kemhan Laksda TNI Rachmad Lubis dengan The Head of Qantas Defence Services (QDS) Glen Steed. Penandatanganan kontrak kerjasama perbaikan ini mencakup tiga pesawat Hercules C-130 untuk dilakukan pemeliharaan tingkat berat. Satu pesawat hibah lainnya telah dalam kondisi serviceable dan akan dikirim ke Indonesia pada Oktober 2013. Sebab telah dilakukan pemeliharaan tingkat berat juga di fasilitas Qantas Defence Services Australia dan didanai penuh oleh Pemerintah Australia.
Sebelumnya, pada 2 Juli 2012 dilakukan Memorandum of Understanding (MoU) tentang hibah pesawat yang ditandatangani antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia dalam acara Annual Leaders Meeting yang diselenggarakan di Darwin, Australia. MoU ini ditandatangani oleh Sekjen Kemhan dan Chief of Defence Force, Australia.
Sesuai dengan dokumen “Transfer of Agreement” jumlah pesawat yang dihibahkan pemerintah Australia adalah sebanyak empat unit yang terdiri dari tail number A97-006, A97-001, A97-003, dan A97-009 yang kesemuanya dalam keadaan as is where is.
Salah satu pesawat yakni A97-006, saat ini sudah dalam kondisi serviceable karena telah dilaksanakan pemeliharaan tingkat berat (R5) di fasilitas Qantas Defence Servises (QDS) Australia dan didanai penuh oleh pemerintah Australia.Pesawat tersebut telah siap kirim ke Indonesia. Sedangkan untuk tiga pesawat lainnya harus dilaksanakan pemeliharaan tingkat berat terlebih dahulu, sebelum diterbangkan ke Indonesia.
Total biaya yang dibutuhkan adalah sebesar Australia Dollar 63 juta, dimana merupakan harga kontrak antara Kemhan dengan QDS. Harga tersebut terdiri dari pemeliharaan tingkat berat, biaya Pilot and Technician Training, biaya pemberangkatan tim inspeksi pengadaan ferry flight, technical representative dan pengecatan pesawat A97-006.
Harga itu sudah termasuk training dan Indonesia akan mengirim crew penerbang ke Australia untuk melakukan training, teknis, simulator, dan pemeliharaan.Diharapkan, tiga pesawat yang dilakukan pemeliharaan tingkat berat ini, akan siap beroperasi dan dikirim secara bertahap pada Oktober 2013 (pesawat pertama A97-006) , pesawat kedua pada April 2014, pesawat ketiga Agustus 2014 dan pesawat keempat pada Desember 2014. Setelah penandatangan kontrak yang dilakukan kedua belah pihak adalah melaksanakan training para pilot dan crew pesawat lainnya di Australia untuk dipersiapkan melaksanakan ferry flight dari Australia menuju Indonesia.
Terkait dengan usia pakai pesawat setelah dilaksanakan pemeliharaan tingkat berat, apabila rata-rata penggunaan setiap pesawat adalah 600 jam per tahun, maka setiap pesawat akan memiliki sisa usia pakai rata-rata diatas 30 tahun. Jadi pesawat ini akan ada yang harus diperbaiki sesuai dengan kepentingan kita.Pesawat-pesawat tersebut selama ini ditangani oleh Royal Australian Air Force (RAAF).
Penunjukan kontraktor untuk melaksanakan pemeliharaan tingkat berat C-130 H menggunakan metode penujukkan langsung kepad Qantas Defence Services (QDS) Australia. Alasannya, saat ini di Australia hanya QDS yang memiliki kemampuan mengerjakan pemeliharaan tingkat berat pesawat C-130 type H. Lagipula QDS telah berpengalaman selama 12 tahun dan satu-satunya perusahaan yang melaksanakan perawatan tingkat berat seluruh pesawat C-130 H milik RAAF Australia termasuk didalamnya empat pesawat yang dihibahkan kepada pemerintah Indonesia.
Alasan lain adalah, karena hanya QDS yang diijinkan menggunakan fasilitas milik pemerintah Australia, sehingga hal ini akan mengurangi cost perbaikan yang harus dikeluarkan oleh Indonesia.Disinggung wartawan mengenai kelayakan terbang, Head of QDS, Glen Brown, mengatakan, bahwa pesawat tersebut masih cukup laik terbang. Kelayakan terbangnya masih sekitar 600 jam per tahun dan sisa usia produktif pesawat itu masih cukup lama yaitu sekitar 30 tahun.
The Royal Australian Air Force mengoperasikan pesawat angkut C-130 Hercules, dalam 37 Skuadron, berbasis di Pangkalan RAAF Richmond, dekat Sydney.Hercules adalah bagian penting dari armada Angkatan Udara,yang menyediakan sarana untuk transportasi jarak jauh dengan kemampuan landasan pendek yang sangat baik.
Pesawat ini memungkinkan untuk melakukan tugas transportasi taktis atau strategis, transportasi pasukan-pasukan khusus, terjun payung baik statis-line atau terjun bebas, airdrop peralatan, termasuk drive empat roda, perahu karet dan artileri, bencana alam, dan evakuasi medis.

0
1.2K
9
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan