gerindra08Avatar border
TS
gerindra08
KIPRAH PRABOWO SUBIANTO & PERINGATAN HARI TANI 24 SEPTEMBER 2013
24 September diperingati sebagai “Hari Tani”. Saat inilah, kaum tani di negeri tercinta perlu untuk berkaca sekaligus membaca tanda-tanda zaman yang ada. Kaum tani pantas untuk merenung dan mempertanyakan nasib yang menimpa nya setelah Indonesia 68 tahun merdeka.

Benarkah selama 68 tahun bangsa ini mengenyam kemerdekaan nya, maka kaum tani sudah mampu merasakan nikmat nya hidup dan bermasyarakat di tanah merdeka ? Atau kah masih belum, dimana sekarang ini kaum tani masih hidup menderita dan penuh keprihatinan ? Jawaban nya tentu bakal menarik, karena siapa tahu di balik jawaban yang disampaikan, akan terkuak bagaimana sesungguh nya potret kaum tani di negeri ini.

Di sisi lain, bangsa kita juga mengenal sosok pembela kaum tani yang secara ikhlas telah mengabdikan diri untuk tampil menjadi pemimpin kaum tani yang bergabung dalam Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI). Itulah Prabowo Subianto, sosok yang dikenal tegas dan menjunjung tinggi nilai-nilai kejuangan selaku patriot. Dibawah kepemimpinan nya hampir 8 tahun HKTI tampat mampu mengakarkan organisasi hingga ke pelosok-pelosok tanah air.


Rata-rata orang akan mengidentikan HKTI dengan Prabowo. Dalam rangka menghangatkan Hari Tani 2013 ini, tentu tidak terlampau berlebihan bila kita mencoba untuk mencari kaitan antara perjalanan Prabowo selaku pembela kaum tani dengan harapan-harapan masyarakat terkait dengan peringatan Hari Tani itu sendiri.

Spoiler for Prabowo Menanam Bibit (fb.com/gerindra):


Kesejarahan


Sekali pun secara “nilai kesejarahan” kaum tani di negara kita memiliki peran strategis dalam memerdekakan bangsa (soko guru revolusi), menggapai kesejehtraan rakyat (soko guru pembangunan), mengusung perubahan dan pembaharuan (soko guru reformasi), ternyata kondisi dan kehidupan nya tetap tidak terlalu banyak mengalami perubahan yang berarti.

Dibandingkan dengan warga bangsa lain nya, kaum tani (baca : petani gurem dan petani buruh), terekam masih hidup memprihatinkan. Jerat-jerat kemelaratan masih kental mewarnai kehidupan sehari-hari nya. Cengkraman kemiskinan tampak belum dapat dilepaskan dalam kehidupan nya. Bahkan yang nama nya hidup sejahtera, dalam dunia kaum tani, kelihatan nya masih tetap menjadi sesuatu yang utophis.


Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto berulang-kali menegaskan, makna kemerdekaan di mata kaum tani adalah petani sejahtera. Itu sebab nya, mengapa banyak kalangan yang berpendapat, mestinya “kesejahteraan petani” inilah yang dijadikan kebijakan prioritas para pemimpin di negeri ini. Bukan yang lain.

Oleh karena itu, betapa lucu nya jika dibalik keagrarisan negeri ini, ternyata Pemerintah yang sedang manggung, malah tidak memberi perhatian yang sungguh-sungguh terhadap pengembangan pertanian nya. Lebih celaka nya lagi, kebijakan regulasi untuk melindungi sektor pertanian sekaligus membela kaum tani nya, tidak pernah digarap dengan serius. Ini yang benar-benar memilukan.

Hari Tani yang kita peringati saat ini, sepantas nya mampu dikemas sedemikian rupa, sehingga berbeda dengan peringatan tahun-tahun sebelum nya. Kalau selama ini, peringatan Hari Tani lebih bernuansa seremonial, tanpa ada nya target yang jelas, maka mulai sekarang dan seterus nya, perlu dipertegas apa yang menjadi cita-cita ideal setiap kita memperingati Hari Tani.

Arti nya, bila kita sepakat untuk membebaskan kaum tani dari kemiskinan, maka perlu diskenariokan bagaimana pencapaian nya, berapa lama kurun waktu yang dibutuhkan nya, langkah terobosan apa yang dimintakan dan siapa yang harus bertanggungjawab untuk mendampingi, mengawal, mengawasi dan mengamankan program-program yang digelindingkan nya itu.


Harapan


Berdasarkan pengamatan yang menyeluruh, peringatan Hari Tani di negara kita, rasa nya belum mengedepan menjadi “gerakan” yang sistemik. Hal ini jelas sangat berlainan dengan peringatan Hari Buruh, yang senantiasa hangat, penuh harap dan mencuat nya tuntutan perubahan. Peringatan Hari Tani, terekam lebih bersifat kegiatan-kegiatan parsial dan dilakukan oleh sebagian kecil golongan masyarakat.

Hari Tani belum menjadi kebutuhan Nasional. Hari Tani lebih banyak diperingati oleh beberapa Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergiat di sektor pertanian atau pun beberapa organisasi tani yang selama ini getol memperjuangkan hak-hak dasar kaum tani di muka bumi ini.

Harapan kita, ke depan selayak nya, Pemerintah mampu memberi slot khusus terhadap peringatan Hari Tani. Jika selama ini, peringatan Hari Tani lebih banyak diisi oleh hingar bingar nya pernyataan yang rata-rata melakukan “penggugatan” terhadap beragam kebijakan Pemerintah, maka di masa mendatang, sebaik nya ada juga komitmen bersama antara Pemerintah dengan para aktivis pejuang petani.

Komitmen inilah yang diharapkan mampu menjadi “agenda bersama” guna mewujudkan cita-cita perjuangan kaum tani ke arah yang diimpikan nya. Kita percaya seorang Prabowo Subianto akan selalu merasa terpanggil untuk memainkan peran strategis nya selaku “prime mover’ dalam melakukan pembelaan dan perlindungan terhadap kaum tani. Dirgahayu Petani Indonesia !
0
3.1K
18
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan