Jakarta, KompasOtomotif - Bagi yang berminat beli mobil murah alias produk LCGC wajib mengonsumsi bahan bakar minyak Ron 92 (sekelas Pertamax). Pasalnya, jika tetap nekat mengonsumsi Premium, garansi yang ditanggung agen tunggal pemegang merek (ATPM) terancam hangus.



"Untuk produk LCGC harus BBM Ron 92, itu sudah kami cantumkan di buku manual. Kalau sampai mobilnya rusak karena faktor Premium, garansi akan lepas, tetapi butuh analisa dulu apa benar gara-gara Premium," tukas Sudirman Maman Rusdi, Presiden Direktur PT Astra Daihatsu Motor (ADM) di Kemayoran, Jakarta Pusat, kemarin (19/9/2013).

Dijelaskan, semua produk LCGC wajib dibekali mesin dengan standar konsumsi BBM Ron 92 sesuai ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Langkah ini diharapkan tidak menambah beban impor BBM bersubsidi yang tengah coba dikurangi pemerintah. Namun, ketika produk sudah ditangan konsumen, sulit mengawasi supaya mobil ini tetap mengonsumsi Premium.

"Dengan mengonsumsi Premium, konsumen harus menghadapi risiko daya tahan mesin berkurang. Kami tidak bisa mengontrol, semua diimbau agar tidak pakai Premium," beber Sudirman.

Menteri Perindustrian MS Hidayat menambahkan, program LCGC sudah dirumuskan sejak tiga tahun lalu, sehingga salah satu kekhawatiran membengkaknya konsumsi BBM bersubsidi sudah dipertimbangkan. Pemerintah mewajibkan spesifikasi mesin semua LCGC pakai BBM non subsidi.

"Kalau konsumen memaksa pakai Premium, dalam satu tahun akan ada masalah. Garansi bisa hilang karena ATPM tidak mau tanggung," cetus Hidayat.

Sesuai komitmen, pemerintah menargetkan agar Premium dicabut subsidinya. Tapi, dinilai masih banyak masyarakat kecil yang butuh disubsidi sampai akhirnya keputusan itu batal diambil dan memilih menaikkan harga dari Rp 4.500 menjadi Rp 6.000 per liter. "Bisa saja nanti dalam lima tahun ke depan, subsidi premium dicabut dan produk LCGC pakai standar konsumsi Pertamax Plus tidak Pertamax biasa lagi," celoteh Hidayat.