tyraniAvatar border
TS
tyrani
[Ekonomi]Harga Anjlok, 331 Perusahaan Batu Bara Stop Produksi
Harga Anjlok, 331 Perusahaan Batu Bara Stop Produksi

TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Harga komoditas batu bara asal Jambi turun drastis. Rontoknya harga ini dipicu minusnya permintaan dan merosotnya harga batu bara di pasar global.

Data Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jambi, sebanyak 331 perusahaan batu bara sudah tidak melakukan kegiatan produksi. Kasi Bimbingan dan Konservasi Dinas ESDM Jambi, A Salam mengatakan harga batu bara pekan ini sedang anjlok.

Kini, emas hitam itu harganya 25 dollar AS hingga 30 dollar AS per ton atau sekitar Rp 270 ribu hingga Rp 300 ribu per ton sesuai kualitas. Sedangkan idealnya harga batu bara itu sebesar Rp 500 ribu sampai Rp 600 ribu per ton.

"Kualitas batu bara Jambi 5 ribu sampai 6 ribu kilokalori per kilogram, ini masih rendah. Kadar air batu bara juga tinggi jadi bisa bersaing kualitasnya," katanya kepada Tribun, Selasa (17/9).

Merosotnya harga berimbas pada menurunnya produksi batu bara oleh perusahaan karena stockpile di pelabuhan berlimpah. Di Jambi tercatat, ada 347 perusahaan yang memegang izin usaha pertambangan.

Rinciannnya 206 kategori perusahaan yang eksplorasi dan 141 perusahaan yang memiliki izin produksi. Saat ini yang berproduksi dan menjual batu bara hanya 12 atau 14 perusahaan. Artinya sekitar 331 perusahaan yang stop produksi.

"Jadi saat ini dari 347 total perusahaan batu bara di Jambi, yang berproduksi dan menjual hanya 12 atau 14 perusahaan," ujarnya.

Padahal menurut Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jambi potensi cadangan batu bara yang belum di eksplorasi mencapai 1,5 miliar juta ton. Sedangkan yang sudah diproduksi baru sekitar 50 juta ton.

Tentunya, kata dia, masih cukup besar potensi batu bara di Jambi. Hanya saja menurutnya kebanyakan perusahaan pertambangan batu bara lebih dominan dari luar Jambi atau berkantor di Jakarta. "Perusahaan batu bara banyak dikuasai luar daerah, bisa jadi karena persaingan modal, SDM dan teknologi peralatan," katanya.

Sedangkan penjualan batu bara di 2013 ini sudah sebesar 3,5 juta ton, jumlah ini menurun bila dilihat posisi 2012 penjualan sebesar 6,8 juta ton.

Untuk penerimaan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) dari Sumber Daya Alam (SDA) pertambangan mineral dan batu bara sebesar Rp 41,5 miliar.
Rinciannya Rp 35 miliar penerimaan dari royalti dan Rp 6,5 miliar dari iuran land rent. Iuran Royalti diberikan kepada kabupaten penghasil 32 persen, kabupaten dalam Provinsi Jambi 32 persen, selebihnya untuk pusat dan provinsi.

Untuk iuran land rent (iuran tetap) rinciannya 20 persen untuk pusat, 16 persen untuk provinsi, dan 64 persen kabupaten penghasil.
--------------------
Jika produksi batu bara terhenti, lalu bagaimana dengan industri lainnya...emoticon-Embarrassment

Semoga Pemerintah memberikan solusi bagi perkembangan dunia pertambangan batu bara Indonesia.

0
1.9K
11
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan