zhouxianAvatar border
TS
zhouxian
Ingatkan Sejarah Tradisi Kue Bulan
PALEMBANG - Untuk mengenang kembali sejarah mengenai kue bulan, Koko Cici Palembang menggelar Moon Cake Festival. Acara berlangsung di atrium Palembang Indah Mall, kemarin (15/9).
Tema yang diangkat, Moon Cake Euforia. Selain Moon Cake Display Stand, juga ada dance competition dan fashion show. “Kami bekerja sama dengan PSMTI Kota Palembang. Acara ini bagian dari agenda kerja Koko Cici Palembang 2012,” ujar ketua pelaksana Moon Cake Festival, Irwan Gunawan.
Acara yang dimulai sejak pukul 10.00 WIB hingga 17.00 WIB itu tak hanya melibatkan warga etnis Tionghoa, tapi juga masyarakat umum Kota Palembang. “Fashion show dibagi dua. Ada kategori A untuk anak usia 4-7 tahun dan kategori B usia 8-11 tahun,” jelasnya.
Dikatakan Irwan, acara ini digelar untuk selalu memberikan informasi sekaligus mengingatkan generasi muda sekarang tentang sejarah perayaan tradisi kue bulan. Saat ini, ucapnya, banyak generasi muda yang melupakan bahkan tidak mengetahui makna dari perayaan tersebut.
“Nah, ini yang jadi segmen kami untuk mengingatkan,” tukasnya. Para finalis Koko Cici Palembang mempersembahkan penampilan kreatif berupa drama treatrikal yang mengangkat tema asal usul kue bulan. “Pemainnya para finalis Koko Cici Palembang. Intinya, menceritakan kisah cinta Hou Yi dan Chang Erl,” jelas Irwan.
Secara singkat diceritakan, pada masa pemerintahan Kaisar Yao, ada pema¬nah ulung bernama Hou Yi. Pada masa itu, ada 10 matahari yang bergantian menyinari bumi. Saat 10 matahari itu muncul bersamaan, bumi menjadi sangat panas. Kaisar memerintahkan Hou Yi memanah sembilan matahari agar tersisa satu matahari saja.
Atas keberhasilannya, Hou Yi pun diberi hadiah pil keabadian. Lalu, ada penjahat, Feng Meng, yang menye¬linap di kediaman Hou Yi dan bermaksud mencuri pil keabadian tersebut. Agar tidak jatuh ke tangan yang salah, Chang Er (istri Hou Yi) menelan pil itu.
Lalu, Chang Er mendapati dirinya terbang ke langit menuju bulan. Untuk menghargai pengor-banan Chang Er dan menyerukan perdamaian di muka bumi serta sebagai ungkapan rasa syukur, masyarakat Tionghoa me¬wujudkannya melalui kue yang manis dan buah-buahan.“Tradisi ini lalu berkembang menjadi Festival Kue Bulan (Moon Cake Festival) yang diperingati setiap hari ke-15 bulan delapan kalender Imlek,” bebernya. Konon, hingga kini masyarakat Tionghoa percaya pada pertengahan musim gugur, saat bulan bulat penuh dan bersinar benderang, tampak siluet sosok Chang Er. “Dialah yang kemudian dikenal sebagai Dewi Bulan. Begitulah kisah dalam drama itu diperlihatkan oleh masing-masing pemeran,” tambahnya.Untuk fashion show, para peserta tampil menggemaskan. Misalnya, Hevierra Madeline. Ia terlihat mengenakan busana khas Tionghoa warna merah (Chongsam). “Kami buat busana ini sendiri, khusus buat Hevi tampil hari ini (kemarin). Lengkap dengan aksesori di kepalanya,” ujar Yuli, ibunda Hevierra. (wia/ce4)

http://www.sumeks.co.id/index.php?op...=61:slide-news

sebentar lagi tiba harinya ganemoticon-Cendol (S)
0
745
0
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan