freebusukAvatar border
TS
freebusuk
Maskapai Paling "Tepat Waktu" dan Paling "Ngaret" release Juni 2013
Bismillah


Buat agan & aganwati yang demen traveling, mungkin ini bisa jadi "REFERENSI"

Jakarta – Pada semester pertama 2013, empat badan usaha angkutan udara niaga berjadwal, mencatatkan on time performance (OTP) rata-rata di atas 80 persen. Keempat maskapai tersebut adalah Garuda Indonesia, Batik Air, Tigerair Mandala dan Sriwijaya Air.

ini nih penampakannya yang lagi bagus soal OTP nya buat agan & aganwati yang punya jatwal ketat scedule dan ga boleh rusak mood gara2 delay


Spoiler for garuda:


Spoiler for Batik Air:


Spoiler for Tigerair Mandala:


Spoiler for Sriwijaya Air:


Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Djoko Murjatmodjo menuturkan bahwa sejak Januari hingga Juni 2013, maskapai pelat merah Garuda, mencatatkan OTP rata-rata 87,24 persen. Batik Air maskapai baru yang merupakan maskapai full service milik Lion Grup, yang baru beroperasi pada April lalu mencatatkan OTP rata-rata 83,40 persen. Sedangkan untuk Tigerair Mandala dan Sriwijaya Air, masing-masing memiliki OTP rata-rata 81,76 persen dan 80,34 persen.

Sementara itu, OTP maskapai lainnya rata-rata 70 persen yakni Wings Air (79,38 persen), Citilink (77,88 persen), Lion Air (75,80 persen), Indonesia AirAsia (74,78 persen), dan Merpati (70,46 persen).

na klo yang ini yang suka melenceng OTP nya, buat agan agan yang punya waktu aga santai and ga gampang rusak mood karena delay :













Menurut Djoko, banyak faktor yang mempengaruhi OTP suatu maskapai. “Kalau berdasarkan Undang-Undang nomor 1 Tahun 2009 pasal 146, ada faktor teknis operasional (TO), faktor non teknis operasional (NTO), dan faktor cuaca (CUA),” kata dia.

Yang tergolong dalam faktor teknis operasional, meliputi bandar udara untuk keberangkatan dan tujuan yang tidak dapat digunakan operasional pesawat udara, lingkungan menuju bandar udara atau landasan terganggu fungsinya seperti retak, banjir atau kebakaran.

“Selain itu, terjadinya antrean pesawat udara lepas landas (take off ), mendarat (landing), atau alokasi waktu keberangkatan (slot time) di bandara serta keterlambatan pengisian bahan bakar (refueling) juga menjadi faktor teknis operasional yang menyebabkan keterlambatan,” lanjut Djoko.

Untuk faktor non teknis operasional seperti keterlambatan awak kabin, pilot dan co pilot karena transportasi, keterlambatan jasa boga (catering), menunggu penumpang yang baru melapor (check in), pindah pesawat (transfer), atau penerbangan lanjutan (connecting flight), dan menunggu pembuatan dokumen penerbangan (airline performance).

Sedangkan untuk faktor cuaca, seperti hujan lebat, petir, badai, kabut, asap, jarak pandang di bawah standar minimal atau kecepatan angin yang melampaui standar maksimal yang mengganggu keselamatan penerbangan.

emoticon-No Sara Pleaseemoticon-No Sara Pleaseemoticon-No Sara Pleasecuma jadi bahan referensi aja emoticon-I Love Indonesia (S)

emoticon-I Love Indonesia


Spoiler for sumber:

Spoiler for sumber 1:
Diubah oleh freebusuk 10-09-2013 03:31
0
1.7K
6
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
GuestAvatar border
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan