Barang siapa yang ingin perkataanya mudah dipahami, hilang kelu lidahnya, inilah doanya, doa Nabi Musa;

"Robbisrohli shodri.., wayassirli amri... wahlul 'uqdatammillisaani yafkahu kauli”

Wahai Allah Tuhanku lapangkalah dada, mudahkan urusanku dan hilangkanlah keluh di lidah ini, agar perkataan ini dipahami.

Jadi kuncinya kita harus tahu bahwa semua sumber kalimat yang baik itu hanya datang dari hati yang lapang, hati yang benar-benar terbebas dari belenggu nafsu dan bersih hati. Karena hati yang lapang membuat kita lebih mengerti melihat masalah, dan itu akan membuat kita lebih membuat datangnya kemudahan menanggapi persoalan hidup ini. Dan orang yang berhati lapang pun akan lebih mudah mengeluarkan kata-kata yang benar-benar niatnya lurus, perkataanya benar, sehingga mudah dipahami oleh orang lain. Dengan kata lain, siapapun yang benar-benar ingin memiliki kata-kata yang arif, kata-kata yang bijak, kata-kata yang menjadi solusi, maka mintalah kepada Allah SWT agar memiliki hati yang lapang, sebagai sumber untuk mencapai hal itu.

Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kepada kita hati yang lapang, yang jernih, karena ternyata berat sekali menghadapi hidup dengan hati yang sempit. Hati yang lapang pun dapat diibaratkan sebuah lapangan yang luas, walaupun ada anjing, ada ular, ada kalajengking, dan ada aneka binatang buas lainnya, pastilah lapangan akan tetap luas, dan kita bisa lebih leluasa dalam menyelamatkan diri dan membahagiakan diri. Aneka binatang buas yang ada malah makin nampak kecil dibandingkan dengan luas lapangan. Sebaliknya, hati yang sempit dapat diibaratkan ketika kita berada di sebuah kamar yang sempit baru berdua dengan tikus saja pasti jadi masalah. Belum lagi jika dimasukkan anjing singa atau harimau yang sedang lapar pastilah akan lebih bermasalah lagi.

Semoga kita memiliki hati yang lapang, dengan hati lapang urusan lebih mudah dan indah, dan perkataan pun menjadi lebih bermakna, serta menghadapi kehidupan ini lebih tertata.