RI Rutin Impor Kedelai, Ini Penjelasan Mentan Suswono
Wiji Nurhayat - detikFinance
Jakarta - Produksi kedelai dalam negeri belum mampu memenuhi seluruhnya kebutuhan domestik dalam setahun. Sehingga untuk memenuhi kebutuhan, setiap tahun Indonesia rutin mengimpor kedelai dari Amerika Serikat (AS) dan Brazil yang totalnya mencapai 70%-80% dari total kebutuhan.

Kebutuhan kedelai Indonesia setiap tahun sebesar 2,2-2,5 juta ton. Sedangkan hanya 700.000-800.000 ton saja yang bisa dipenuhi dari petani dalam negeri.

Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mengatakan ada beberapa alasan mengapa Indonesia sampai saat ini masih rutin mengimpor kedelai. Salah satunya karena keterbatasan lahan pertanian untuk kedelai.

"Dari dulu lahan kedelai terus mengalami penurunan. Awalnya 1,5 juta hektar kemudian menjadi 700.000 hektar saat ini. Kita perlu tambahan lahan sebesar 500.000 hektar," ungkap Suswono saat ditemui di Kantor Menkoo Perekonomian Jakarta, Selasa (27/8/2013).

Pihaknya terus melakukan koordinasi dengan Badan Pertanahan Nasional (BPN) dan Kementerian Kehutanan. Namun hingga saat ini belum ada jawaban dari kedua instansi itu.

"BPN (Badan Pertanahan Nasional) sedang mendata dan akan dibahas. BPN sama Kehutanan," imbuhnya.

Soal rendahnya harga kedelai lokal di tingkat petani, Suswono sudah menyikapinya dengan penetapan HPP kedelai sebesar Rp 7.000/kg.

"Harga Rp 7.000/kg sudah mulai menarik para petani. Dulu itu kan masih Rp 4.500/kg sehingga tidak menarik," tuturnya.

Ia mengatakan panen kedelai tahun ini dipastikan terganggu karena faktor iklim. Sehingga banyak petani kedelai yang beralih menanam padi atau tanaman pangan lainnya.

"Posisi saat ini petani itu memiliki kebebasan menanam komoditas. Saat ini juga musimnya kemarau basah, jadi tadinya petani mau ekspansi ke kedelai bisa ekspansi tetapi mereka beralih ke padi," katanya.

[url]http://m.detik..com/finance/read/2013/08/27/162556/2342107/4/ri-rutin-impor-kedelai-ini-penjelasan-mentan-suswono[/url]

comment : kalau menyalahkan kekurangan lahan tidak akan ada habisnya karena setiap komoditas pertanian saling berebut lahan, yang harus dilakukan adalah bagaimana cara meningkatkan produktifitas / ha.

Saatnya memakai benih transgenik agar bisa menaikkan produktifitas, mengherankan pemerintah masih melarang benih transgenik sedangkan keledai yang kita impor itu adalah produk transgenik.