Wamena merupakan distrik di Papua yang terletak di pedalaman pegunungan Papua.

Wamena berasal dari 2 suku kata, Wa yang berarti Babi, Mena yang berarti Jinak, jadi Wamena berarti Babi Jinak, karena kebanyakan masyarakat disini memelihara babi, dan babi sangat di hargai disini.

Untuk mencapai kesini, agan harus transit dulu ke Bandara Sentani Jayapura, Alamnya aja udah indah gan


Dan perjalanan dari Sentani menuju Wamena hanya menempuh 30-45 Menit. Dan yang paling penting adalah perjalanan bisa ditunda kapanpun tergantung cuaca Wamena (demi keselamatan anda Gan).
ada 2 maskapai penerbangan yang membantu anda menuju Wamena yaitu Trigana Air dan Walesi Air dengan kisaran harga 750-1.5 juta rupiah.
Namun jangan melewatkan perjalanan yang singkat itu Gan, karena agan akan menikmati pemandangan seperti ini:



Setelah sampai Bandara Sentani, Alhamdulillah saya disambut oleh Pelangi gan


Berikut pemandangan-pemandangan di Wamena Lainnya





Tradisi disini adalah Bakar Batu. Bakar Batu biasa dilakukan untuk merayakan pesta, baik itu pesta pernikahan, pesta kematian, maupun usai perang.
Di desa Asotipo ini, mereka merayakan bakar batu untuk menyambut bulan Ramadhan, karena mayoritas penduduk disini memeluk agama islam.
Babi adalah bahan utama dalam melakukan bakar batu dan di campur dengan sayuran seperti daun ubi dan sebagainya, namun karena mayoritas disini memeluk agama islam, babi diganti menjadi ayam.




Hari berikutnya, saya mengunjungi pedalaman wamena, dimana masih tinggal Suku asli wamena yaitu Suku Dani.
pukul 06.00 kami sampai di lokasi, dan langsung disambut oleh kepala suku.
Dengan berteriak "wa...wa...wa..." untuk memberi berita kalau ada tamu yang datang diatas tiang panjang yang biasa digunakan untuk menyambut tamu dan juga untuk meng-kordinasi ketika perang suku berlangsung




Saya dan teman-teman pun berkesempatan mengenakan pakaian ada papua.





Cukup disayangkan, daerah yang indah ini belum bisa dijangkau dengan transportasi yang memadai, hanya melalui transportasi udara.