Ambalat Menghangat Lagi
Radar Lampung - Minggu, 3 Maret 2013

Kapal TNI dan Kapal Perang Malaysia Bergesekan

BELAWAN – Cukup lama tak terdengar, kabar tidak sedap terkait hubungan Indonesia-Malaysia kembali berembus. Hal ini dipicu gesekan antara kapal perang TNI dengan Tentara Laut Diraja Malaysia (TLDM) di sekitar wilayah Blok Ambalat yang merupakan perbatasan langsung dengan Malaysia.

Menanggapi insiden ini, TNI mengerahkan tujuh unit kapal perang ke wilayah perairan tersebut. ’’Ada tujuh unit kapal perang TNI siaga di sana (Ambalat). Kita akan tetap menjaga perbatasan laut Ambalat. Sebelumnya sempat KRI kita bersenggolan dengan kapal perang TLDM,” kata Laksamana Pertama TNI Aan Kurnia, S.Sos., kepala Dinas Hidro Oseanografi (Hidros) di Mako Lantamal I Belawan, kemarin (2/3).

Aan menyebutkan, insiden di perairan Ambalat itu sudah ditangani. Kapal perang berbendera Malaysia yang berada di perairan sengketa tersebut juga sudah dihalau. ’’Apa pun niatnya, kalau masuk teritorial tentunya kita halau. Artinya, kita tetap mengedepankan upaya penyelesaian secara diplomatik,” ujarnya.

Menurut mantan Dan Lantamal IX Ambon ini, mengamankan wilayah batas laut Indonesia yang luas bukanlah semudah dibayangkan. Apalagi Indonesia terdiri dari negara kepulauan yang mempunyai wilayah perairan yang sangat luas. Dia mengaku untuk mengamankan perairan perbatasan di Indonesia, TNI masih kekurangan armada kapal.

’’Kapal perang yang selalu beroperasi di sepuluh perbatasan laut Indonesia, termasuk di perbatasan Malaysia dan Filipina, idealnya masih kurang. Saat ini kita baru punya 125 unit kapal perang. Padahal, kondisi batas laut kita sangat luas atau idealnya kita mesti memiliki 350 unit kapal perang,” kata Aan.

Selain itu, dia juga mengaku untuk operasi pengawasan dan penjagaan batas laut pemerintah membatasi penggunaan bahan bakar armada kapal, sehingga mau tidak mau harus digunakan secara bergantian. ’’Itu pun dari seluruh armada yang kita miliki hanya sekitar 25 hingga 30 unit kapal perang yang dioperasikan pada setiap harinya,” ungkap dia.

Diketahui, hubungan antara Indonesia-Malaysia memiliki sejarah panjang. Dimulai pada 27 Juli 1963, yaitu ketika mantan Persiden Soekarno menyerukan ’’Ganyang Malaysia”. Hubungan makin buruk ketika terjadi konfrontasi terhadap Malaysia yang dimulai lewat rapat raksasa pada 3 Mei 1964 di Jakarta. Kala itu, Bung Karno meneriakkan doa komando. Pertama, pertinggi ketahanan revolusi. Kedua, bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Sabah, dan Serawak untuk menghancurkan Malaysia. Bunga api muncul dari rencana pembentukan negara Malaysia oleh pemerintah Inggris. Indonesia merasa pembentukan negara baru tersebut adalah langkah imperialis untuk mengepungnya (selengkapnya lihat grafis, Red).

Hubungan bilateral antardua negara terus memburuk seiring klaim Malaysia terhadap beberapa kebudayaan Indonesia. Di antaranya batik, angklung, lagu Rasa Sayange, Reog Ponorogo, dan kuda lumping.

Insiden terakhir yang memperkeruh hubungan dua negara rumpun Melayu ini terjadi ketika mantan Presiden B.J. Habibie dihina oleh mantan Menteri Penerangan Malaysia Zainuddin Maidin pada 18 Desember 2012 lalu.

Ketegangan RI-Malaysia mengendur setelah SBY melayangkan surat protes. PM Malaysia Najib Razak menegaskan bahwa pernyataan Zainuddin Maidin adalah pernyataan pribadi dan bukan pernyataan resmi pemerintah Malaysia. Terlebih, pernyataan itu dikeluarkan menyikapi semakin panasnya situasi politik di Malaysia jelang pemilu tahun ini. (jpnn/p3/c1/fik)
Klaim Malaysia atas aset budaya bangsa, antara lain:
Batik
Angklung
Lagu Rasa Sayange
Reog Ponorogo
Kuda Lumping
Bunga Rafflesia Arnoldi
Keris
Rendang Padang
Tempe
Tari Pendet

http://www.radarlampung.co.id/read/b...enghangat-lagi

ternyata Malaysia masih menginginkan Ambalat gan....
tinggal tunggu waktu aja untuk perang lawan malaysia ...
menurut agan kapan waktu yg tepat untuk perang lawan malingsia...