rumah141Avatar border
TS
rumah141
Kisah Habibie ditawari WN Jerman, diberi Soeharto BPPT
Reporter : Mustiana Lestari
Selasa, 25 Juni 2013 06:04:00

Mantan Presiden Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie menjadi satu sosok kebanggaan Indonesia sampai sekarang. Di umurnya yang ke-77, suami dari almarhumah Hasri Ainun Habibie tetap memberikan pancaran ilmu dan manfaatnya bagi Indonesia. Yang paling mencolok adalah jasanya dalam membangun sumber daya manusia. Sehingga Indonesia mampu menciptakan pesawat untuk kali pertama.

Kecerdasan, totalitas dan tanggung jawab terhadap negara rupanya tidak hanya kelihatan saat dia di Indonesia. Sebelum Indonesia sadar akan potensinya, Habibie sudah beberapa kali ditawari oleh beberapa negara lain untuk menggalakkan teknologi pesawat terbang. Tawaran pertama datang datang dari Jerman. Jerman yang saat itu tahu Habibie bukan orang biasa, langsung saja menawari Habibie dengan status 'warga negara kehormatan'. Bukannya senang dengan status yang jarang diberikan Jerman, Habibie justru menolak.

"Sekalipun menjadi warga negara Jerman, kalau suatu saat Tanah Air ku memanggil, maka paspor (Jerman) akan saya robek dan akan pulang ke Indonesia," kata Habibie seperti dikutip dalam buku Habibie dan Ainun.

Jerman pun mahfum dan tetap memberi penghormatan kepada Habibie dengan membebaskannya tinggal di Jerman sepanjang yang dia mau. Hal yang hampir sama juga dilakukan, pemerintah Filipina.

Di zaman Presiden Ferdinand Marcos , Habibie ditawari untuk mengelola dirgantara Filipina. Marcos yang saat itu turun langsung membujuk Habibie beralasan bahwa ini untuk kepentingan Asia.

Jawaban Habibie sama, dia kembali menolak. Beruntung, petinggi Pertamina, Ibnu Soetowo melihat potensinya kala itu. Kemudian dengan perintah Soeharto juga, Ibnu Soetowo menemui Habibie dan memintanya bekerja untuk Indonesia. Sejak saat itu Habibie pun mulai mengembangkan industri dan lembaga strategis hingga akhirnya lahir perusahaan milik pemerintah seperti PT Dirgantara Indonesia, Batan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan PT Pindad.

Khusus untuk BPPT, Lembaga Pemerintah Non Departemen Indonesia ini di bawah koordinasi Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Tugas badan itu adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang pengkajian dan penerapan teknologi.

Gagasan pembentukan BPPT bermula dari gagasan mantan Presiden Soeharto kepada Habibie pada 28 Januari 1974. Lewat surat keputusan Nomor 76/M/1974 tanggal 5 Januari 1974, Habibie diangkat sebagai penasihat pemerintah di bidang advance teknologi dan teknologi penerbangan yang bertanggung jawab langsung pada presiden dengan membentuk Divisi Teknologi dan Teknologi Penerbangan (ATTP) Pertamina. ATTP inilah pada 21 Agustus 1978 berubah nama menjadi BPPT.

Ujian tentang nasionalisme tidak berhenti di situ. Pasca referendum Timor Timur dirinya diterpa ketidakpercayaan masyarakat. Padahal kala itu dirinya berkesempatan besar mendapatkan tempat tinggal nyaman dan jaminan hidup. Tapi bapak dua anak ini tetap berbesar hati dan terus memberikan manfaat dan sumbangsih bagi Indonesia.

samber

emoticon-I Love Indonesiaemoticon-2 Jempol emoticon-I Love Indonesia
0
2.9K
17
Thread Digembok
Urutan
Terbaru
Terlama
Thread Digembok
Komunitas Pilihan