Bicara tentang Gigs, tak akan lepas dari yang namanya POGO. Mustahil namanya kalau ada gigs, tanpa pogo. Bisa dibilang semacam ‘tarian tradisional yang wajib dibawa saat gigs’. Kalau kamu pernah atau bahkan sering ke acara konser musik hardcore punk, tidak asing lagi bagi kamu sama yang namanya Pogo.

Tarian Pogo, yaitu tarian yang dibawakan dengan berlompat – lompat, naik – turun, dan tetap berada di tempat yang sama. Pogo sendiri, merupakan salah satu jenis dan sekaligus cikal bakal moshing, yaitu tarian yang sering dibawakan pada saat konser musik hardcore atau heavy metal.
Mengenai arti kata Pogo itu sendiri ada beberapa versi.
Pogo biasa dihubungkan dengan Pogo Stick, dimana dalam versi ini dihubungkan dengan gerakan Pogo Mob ( orang yang membawakan Pogo ) yang melompat naik dan turun, di tempat yang sama, sambil membuat badannya lurus kaku, merapatkan tangan dan kakinya lurus - lurus, seperti sebuah tiang. Tarian seperti ini mempunyai kemiripan dengan tarian – tarian tradisional yang sering dibawakan beberapa suku di Afrika.
Lain lagi pengertian Tarian Pogo yang berasal dari Chokckewa. Tarian ini merupakan tarian ritual yang dibawakan oleh suku Chockewa, sebuah suku dari pedalaman Amerika Tengah, dekat daerah Panama, dengan gerakan seperti orang berjalan ditempat sambil mengangkat kaki dan tangan mereka tinggi – tinggi. Makna tarian ini yaitu untuk menunjukan kepatuhan dan kesetiaan mereka kepada sang pemimpin.
Well, tradisi pogo yang dibawakan pada saat Gigs, bukan untuk menunjukan kepatuhan seorang pogo mob, yang notabene adalah punker kepada seorang pemimpin, apalagi pemimpin negara ini. Tidak sama sekali. Tapi tradisi pogo yang dibawakan oleh Pogo Mob memiliki makna pernyataan dukungan seorang pogo mob terhadap band yang sedang tampil menyuarakan pemberontakan lewat musik mereka.