notedcupu
TS
notedcupu
Ketakutan Menjelang Wisuda
Semua orang beranggapan, mahasiswa yang kuliah di universitas ternama dan setelah lulus bakal dapet kerjaan di perusahaan gede. Hem… itu anggapan yang salah kaprah menurut gue. Dunia di luar sana gak semudah membalik-kan telapak tangan dinosaurus. Dari jaman gue masih suka ngemut permen jahe, sampek gue sekarang bisa makek sarung sendiri. Selepas makek toga, mahasiswa di tuntut ngejar pekerjaan, dan pekerjaan sendiri gak pernah ngerti’in mahasiswa berlabel sarjana. Nah, bingung kan kalian… sama gue juga bingung.

Gue, bukan termasuk orang yang suka tahayul … kalau sehabis kelar kuliah lalu dapet gelar sarjana, orientasinya mahasiswa di tuntut nguber pekerjaan. Menurut gue, kuliah cuman perbaikan taraf otak manusia menjadi cerdas. Nah, kecerdasan itu yang menuntun manusia sampai bisa mematahkan anggapan tersebut. Mematahkan kalau, mencari selembar rupiah warna merah gak harus lewat ngelamar pekerjaan, tapi dengan kecerdasan otak manusia itu, merupakan ladang mata pencaharian. Oke, kalian jangan anggap gue bapak-bapak kali ini.

Berti gue cedas dong… Ah gak… gue bodoh. Puncaknya, orang yang berangapan tersebut, ketika mendapat gelar sarjana dari universitas ternama… namun setelah lulus gak dapet pekerjaan… alias pengangguran, endingnya…. Orang semacam ini, menganggap kuliah itu cuman sebatas formalitas. Lalu muncul teori sesat, “Dan gak penting, buat apa KULIAHHHHH…!!!” takutnya lagi, orang spesies semacam ini bakal ngebakar Ijazah, kalau frustasi.

Kecuali emang kalau bapak lo punya perusahaan martabak, iya raja martabak. Suatu ketika bapak lo lengser… abis itu lepas pangkatnya. Kelar kuliah kalian bakal menjadi pewaris tunggal, dan menjadi pangeran martabak. Nah, model begini bakal terjadi turun-temurun tahta: meneruskan bisnis keluarga sampai generasi ke-7. Yang ada, perusahaan di luar sana bakal gulung karpet, gedunya berubah menjadi mushola. Enek tenan po ra cerito ngene iki nek jobo kono, emboh golek ono dewe.

Kecemasan menjelang wisuda ternyata terus meraja lela mencari mangsa, dan gue korban salah satunya. Iya, gue ngalamin perasaan ini. Cemas, resah… turun ke hati berubah menjadi risau. Gue takut. Hati gue jadinya cenat-cenut gak tenang, setiap malam gue susah tidur, iya karena gue lagi laper. Menurut sumber yang gue peroleh di lapangan. Ada beberapa mahasiswa mengindari wisuda atau meskipun di nyatakan lulus.. tapi gak pernah ikut wisuda, berikut denahnya, gue jabarin.

1. Status JOmblo.

Status ini memberatkan para wisudawan (khususnya cowok) sehingga mereka enggan memakai toga, ketakutan apa yang bakal menimpa mereka ini, kita simak cuplikan dialog antara Si Ucup dengan Bapaknya Si Pengusaha STMJ (Susu Teh Madu jahe), sebelum prosesi wisuda di mulai. Jreng—jreng…

“Wah... akirnya kamu wisuda juga le, setelah 15 semester kuliah?” tanya Pak Kasman, yang lagi terharu kepada Ucup.

“Ini juga berkat bapak juga toh… Yang slalu ngasih semangat dan gak pernah telat rutin ngasih uang SPP juga” Ucup memeluk bapaknya.

“Ah… itu sudah kewajiban bapak, nyekolahin kamu le, sampek kuliah…” mulut Pak Kasman masih bergumam, “Kui engko, kamu dapet… gelar wisudawan terbaik po ra le?” Lanjut Pak Kasman.

Ucup melepas pelukan. Dia cuman mengangguk dan bilang, “Gak Pak.. Gak… lulus ae wes beruntung, ketimbang kena D.O!”

“Oh.. iya.. iyaa. Wes ndak pa..pa… “ Tangan kanan pak kasman menepuk pundak Ucup, ’’Lha terus… mana cewek-mu kok gak di kenalin ke bapak?”


“….” Ucup diem.

Mendengar pertanyaan itu, Ucup gak bisa ngejawab. Tatapan matanya mengarah ke raut muka bapaknya dengan penuh nanar. Kelihatan dia lagi ngambek. Tiba-tiba, tangan kanannya Ucup meraih tangan kanan bapaknya, lalu melepaskannya dari pundaknya.

Ucup kabur, lalu ngibrit sambil melepas toga yang ia kenakan. Dia lari ke jalan raya mencari taxi. Karena ketika itu gak ada taxi yang lewat. Dia akhirnya menyandera mobil sedot WC yang lewat. Ucup kaburrr dengan mobil berwarna kuning itu. Ke esokan harinya muncul berita di Koran:

Gagal Wisuda, Ucup Menyandera Mobil Sedot Eekkk!!.

Ngeri banget kan, udah jatuh ketimpa tangga. Nah, sebelum ngalamin kejadian kayak Ucup di atas. Kalian yang jomblo di kampus, masih punya sisa waktu buat mencari calon pasangan…alias gebetan. Gue juga bakal cari kok. Mudah-mudahan ada yang pas buat gue.!!!

2. Status Pengacara.

Wisuda adalah prosesi pengangguran yang tertunda, kalimat ini menjadi momok bagi setiap mahasiswa di negeri ini. Ih… ngeri banget ini. Gue gak nakut-nakutin kok. Apa lagi di luar sana, masih banyak kaum intelektual yang masih menggeletak-kan begitu saja ijazahnya, di dalam lemari. Entah tergeletak karena sering di tolak ketika ngelamar pekerjaan… atau ... Sukur-sukur tergeletal lantaran udah ngedirin suaha jual onde-onde isi getuk. (emboh panganan jenis opo iki).

Kita tahu, jumlah mahasiswa yang lulus pertahun jumlahya gak bisa di hitung dengan jari, dan gak sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang ada. Cobak deh, googling aja… obrak-abrik datanya di BPS. Hal inilah, yang menjadi mahasiswa betah lama-lama kuliah di kampus, cuman gak mau memasang status pengacara (pengangguran gak ada acara) setelah menyandang gelar sarjana.

Pernah suatu malam minggu, Si Cupu main ke rumah gebetannya, Si Marni. Sesampainya Si Cupu di rumah marni, eh.. malah Marni-nya belum dandan gara-gara kehabisan bedak, akhirnya Marni, mempersilahkan masuk pacarnya lalu meninggalkannya sebentar ke warung sebelah buat beli bedak.

Di rumah itu, cupu duduk di ruang tamu, ia duduk seoran diri.
Tiba-tiba datanglah seorang ibu-ibu menghampiri Si cupu, yang ternyata ibu-ibu itu adalah nyokapnya Marni. Dan ini pengalaman pertamanya cupu main ke rumah calon mertuanya.

“Temen-nya Marni ya?” tanya nyokapnya Marni.

“Emm….bukan kok Tante… Aku Pacarnya?” Cupu mengakuinya dengan gagah berani.

“Oh… Pacarnya?” Nyokapnya Marni kaget… “Semester berapa… atau apa udah kerja?”

“Masih kuliah kok tante… Baru aja… masuk semester 16?” cupu menjawab tanpa dosa.

“Oh… Masih kuliah, sering-sering main kesini ya. Coba kalau kamu tadi bilang pengangguran, pasti Tante udah usir kamu pakek anjing herder di belakang rumah?”

“....” Cleguk. Si Cupu was-was. Mukanya berubah menjadi pucat.

Ini alasan, kenapa Si Cupu masih betah bertahan di kampus, dan masih menyandang gelar dengan nama mahasiswa. Iyap… dengan status mahasiswa, menurutnya lebih keren, ketimbang sarjana tapi pengangguran. Lagi pula, meskipun kuliahnya memasuki belasan semester Cupu masih kehausan untuk tetap mencari ilmu. Dan rutin slalu mengisi “gelasnya’ yang kosong. Baginya, ilmu akan slelau menarik untuk di pelajari sampai akhirnya dia tumbuh menjadi mahasiswa yang matang, yang siap pakai tanpa harus ngelamar pekerjaan.

Nah, menurut gue. Sebelum lulus. Proses kuliah adalah waktu yang pas buat ngemebangkan diri. Mengembangkan gak cuman belajar secara tekstual, mengembangkannya dengan menjadi aktivis kampus: Dan Aktifis gak selalu identik dengan demo. Sekali lagi, aktvis adalah sosok mahasiswa yang mau ngebuang energinya tidak hanya untuk belajar, iya tidak hanya belajar secara tekstual… Maka, sebelum lulus, gue slalu rutin tanya kepada diri gue sendiri, “What’s your legacy? Apa karya terbaikmu untuk kampus ini???. Nah, dengan hal itu.. gue selalu yakin… kalian bakal di lirik-sana-sini sebelum lulus, karena sudah punya reputasi di dalam kampus.

**********

Udah, gitu aja dari gue untuk postingan kali ini. Temen-temen kalau ada tambahan, bisa di sharing di comen box. Makasih udah mantengin #Notedcupu gue selama ini.

Selengkapnya, temui gue di jejaring social di bawah ini, setiap hari ada kok.:
Twitter: Boedi.S. Totoraharjo ‏@NotedCupuemoticon-Blue Repost
Facebook: Budi Santoso Totoraharjoemoticon-Ngakak

http://boediinstitute.wordpress.com/
Polling
0 suara
notedcupu 1
Diubah oleh notedcupu 11-05-2013 08:48
0
2.4K
7
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Urutan
Terbaru
Terlama
Guest
Tulis komentar menarik atau mention replykgpt untuk ngobrol seru
Komunitas Pilihan